Ngom-Pol (Ngomong Politik)

Oleh : Vivin Indriani(Member Komunitas Revowriter)


Politik dalam era hari ini banyak di sifati sebagai kedustaan, tipu daya dan juga aneka ragam intrik dan penyesatan baik oleh para politisi pragmatis maupun penguasa. Gambaran penyelewengan para politisi dari haluan kebenaran Islam, kedzaliman mereka kepada masyarakat serta sikap dan tindakan sembrono penguasa dalam mengurusi urusan rakyat telah banyak memalingkan makna lurus politik yang sebenarnya.


Lalu seperti apakah makna politik yang lurus menurut Islam?


Politik dalam bahasa Arab di kenal dengan istilah 'siyasah'. Dalam buku-buku para salafus shalih misalnya banyak di jumpai istilah 'siyasah sya'riyyah'. Dalam kamus-kamus bahasa Arab, 'siyasah' berakar dari kata 'sasa-yasusu'. Dalam kalimat 'sasa addawabba yasusuha siyasatan' berarti 'qama 'alaiha wa radlaha wa addabaha'(mengurusinya, melatihnya dan mendidiknya). Bila di katakan 'sasa al-amra' artinya 'dabbarahu'(mengurusi atau mengatur perkara). Begitu juga bila dikatakan 'sistu ar-ra'yata siyasatan' artinya adalah 'amartuha wa nahaituha' yakni 'ra'aitu syu-uniha bil awamiri wan nawahi'. Dalam bahasa Indonesia mengandung arti 'saya mengurusi gembalaan, saya memerintah gembalaan yaitu saya mengurusi urusan-urusannya dengan perintah dan larangan.(Kamus Al Muhith, Kamus Al Munawwir)


Jadi makna siyasah(politik) yang pada awalnya di terapkan pada pengurusan dan pelatihan terhadap gembalaan, kini di gunakan dalam pengaturan urusan-urusan manusia. Pelakunya disebut 'siyasiyun'(politisi). Sebab dalam realitas bahasa Arab, banyak di sebut kalimat tentang Ulil Amri mengurusi(yasusu) rakyatnya pada saat mereka(penguasa) mengurusi urusan rakyat, mengaturnya dan menjaganya. Jadi politik adalah pemeliharaan(riayah), perbaikan(ishlah), pelurusan(taqwim), pemberian arah petunjuk(irsyad), dan pengadaban(ta'dib). Rasulullah saw. menggunakan kata politik(siyasah) dalam sabdanya : "Adalah Bani Israil, mereka di urusi urusannya oleh para Nabi(tasusuhumul Anbiya)... "(HR. Bukhari dan Muslim).


Maka memaknai politik hari ini dalam Islam itu berarti sebuah aktivitas untuk mengurusi urusan masyarakat. Berkecimpung dalam politik hari ini artinya peduli pada keadaan masyarakat dan umat Islam, berupaya menunjukkan kerusakan pengaturan urusan umat yang dilakukan oleh penguasa serta memberikan gambaran dan petunjuk untuk mengakhiri kedzaliman demi kedzaliman yang menimpat umat karena penguasa. Maka aktivitas politik berarti memaklumkan para pelakunya untuk memahami dan mengetahui apa saja yang telah dilakukan penguasa dalam rangka mengurusi urusan kaum muslimin. Serta melakukan berbagai amal yang menunjang seperti menyampaikan pengingkaran terhadap keburukan pengaturan umat oleh penguasa, menasehati pemimpin yang mendurhakai rakyatnya serta melakukan aksi pada saat terjadi kekufuran yang nyata(kufran bawahan) seperti ditegaskan dalam banyak hadits terkemuka. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. :


"... Siapa saja yang bangun di pagi hari namun tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka ia bukanlah dari golongan mereka."(HR. Al-Hakim).


Juga pada kesempatan lain ketika Rasulullah saw. ditanya tentang jihad apa yang paling utama, maka beliau menjawab, " Kalimat haq yang disampaikan pada penguasa durhaka." (HR. Ahmad).


Wallahu'alam.

45Zahra

Ibu, Istri, Anak, Pribadi pembelajar yang sedang suka menulis.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak