Oleh : Binti Adib
Bidang pariwisata dimanfaatkan oleh banyak negara sebagai salah satu sumber perekonomiannya. Dengan memanfaatkan potensi keindahan alam, baik yang alami maupun buatan, serta keragaman budaya yang ada. Dunia pariwisata dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan Negara.
Pemerintah indonesia menargetkan pada tahun 2019 wisatawan mancanegara yang berkunju ng ke Indonesia mencapai 20 juta,dan devisa yang masuk dipatok 17,6 milliar dolar AS.(KOMPAS.com)
Untuk target program pariwisata inilah banyak negara ,termasuk Indonesia melakukan promosi . Jika mendapat respon positif tentu ini yang diharapkan.
Berkaitan pariwiwsata, laporan terbaru dari agen perjalanan asal Inggris, Lastminute.com menyebut Indonesia sebagai Most Chilled Out Countries in The World, atau Negara Paling Santai di Seluruh Dunia.Kata santai di sini dalam artian positif yang berhubungan dengan relaksasi dan cocok sebagai destinasi liburan. (KOMPAS.com)
Laporan ini berdasarkan penelitian terhadap berbagai faktor di suatu negara. Misalnya banyaknya cuti tahunan, polusi suara dan cahaya (lingkungan), hak asasi manusia, budaya, dan banyaknya tempat spa atau retreat.
Lastminute.com kemudian menyimpulkan penelitian tersebut menjadi 15 destinasi teratas. Hasilnya Indonesia berada di urutan teratas, dengan faktor lingkungan yang unggul dari semua negara, kemudian budaya di peringkat enam, banyaknya cuti di peringkat 13, dan hak asasi manusia di peringkat 14.
Jika kita cermati faktor penentu negara dikatakan negara santai , tidak bermakna posistif bagi seorang Muslim. Penilaian negara santai dilihat antara lain dari hak azasi manusia . Ini berkaitan dengan kebebasan ,termasuk kebebasan berperilaku. Ini artinya di Indonesia ada ruang bagi kebebasan berperilaku. Berduaan di hotel dengan pasangan yang bukan muhrim,ini dianggap hak azasi. Faktanya banyak ditemukan di banyak tempat. Tidak ada seorang pun boleh melarang. Dianggap melanggar hak azasi. Memakai bikini ditempat umum dengan alasan azasi diperbolehkan . Ringkasnya berkembangnya pariwisata dapat diduga kuat mnenumbuh suburkan liberalisasi budaya. Nah, bila seperti ini pantaskah kita sebagai Muslim merasa bangga mendapat predikat negara santai? Tentu tidak. Akan tetapi harus waspada.
Indonesia negara muslim terbesar. Berdasar data yang dilansir The Pew Forum on Religion & Public Life, penganut agama Islam di Indonesia sebesar 209,1juta jiwa atau 87,2 % dari total penduduk. Jumlah itu merupakan 13,1 % dari umat Muslim di dunia.(katadata.co.id). Ini potensi yang luar biasa bagi umat Islam. Jika mereka memaksimalkan potensi dirinya untuk Islam dan kaum Muslimin maka akan memberi kontribusi yang luar biasa. Bila mereka semangat menuntut ilmu,menguasai sains dan teknologi maka akan lahir dokter,ilmuwan ,pakar di berbagai bidang yang akan memberi sumbangan bagi lahirnya kebangkitan Islam.
Namun tentu hal di atas tidak disukai oleh pembeci Islam. Mereka tidak menginginkan umat Islam bangkit. Mereka berupaya agar tidak terjadi kebangkitan di tengah kaum Muslim. Berbagai uapaya dilakukan. Pembenci Islam merancang strategi. Mereka tidak akan memaksa seorang Muslim pindah agama tapi mereka berusaha agar umat Islam meninggalkan ajaran agamanya. Ini seperti yang ditulis DR Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Awlad fil Islam(1981), seorang pemimpin kolonial besar berkata,Cangkir dan wanita cantik mempunyai daya kerja dalam menghancurkan umat Muhammad,lebih besar dibanding seribu senjata. Oleh karena itu tenggelamkanlah mereka dalam kecintaan materi dan pemuasan hawa nafsu. Beliau juga mengutip kata-kata Zwemer dalam muktamar misionaris di Yerussalem,Sesungguhnya kalian telah mempersiapkan suatu generasi yang tidak mengenal Allah di dalam negeri kaum Muslimin. Kemudian datanglah generasi Islami sesuai yang dikehendaki kolonialisme,tidak memperhatikan keagungan,menyenangi istirahat,dan kemalasan,......
Hal diatas menunjukkan bahwa sudah lama pembenci Islam telah merancang strategi menghancurkan umat Islam. Saat ini, mereka menggencarkan pariwisata. Diopinikan pariwisata sumber devisa. Negeri muslim diberi penghargaan dibidang pariwiwsata. Itu semua sejatinya untuk menggiring kaum Muslimin makin wel come terhadap turis beserta budaya yang merka bawa. Dengan kata lain menerima liberalisasi budaya. Lahirlah generasi yang tidak tertarik untuk mempelajari Islam,ilmu ,sains. Generasi generasi yang hanya mengejar kenikmatan jasadiyah. Tidak memikirkan masa depan umat. Ini program mereka.
Patut kita pahami. Jika kita berkaca kepada sejarah peradaban yang ada, kemunduran suatu peradaban disebabkan antara lain adanya pemikiran rusak yang menyebabkan rusaknya cara berpikir masyarakat. Pemikiran tersebut dapat berupa filsafat, budaya asli penduduk, agama, dan ideologi. Pemikiran itulah yang membentuk cara berpikir masyarakat, sekaligus membawanya ke arah kebangkitan atau kehancuran. Kejatuhan Uni Soviet disebabkan oleh Komunisme yang melandasi pemikiran masyarakatnya. Meski ideologi ini (komunis) sempat mengantarkan Soviet kepada kemajuan industri yang hebat namun hal ini tidak berlangsung lama, karena kemajuan teknologi yang gemilang itu berdiri di atas ketertindasan masyarakatnya. Prinsip sama rata sama rasa yang identik dengan persamaan kelas dalam komunis sering kali dianggap sebagai penyebab utama kehancuran peradaban ini. Karena pada hakikatnya telah mengabaikan fitrah manusia yang menginginkan segala sesuatu secara mudah dan instant. Sama halnya dengan apa yang menimpa Amerika Serikat dengan ideologi Kapitalisme nya, meskipun memiliki pengaruh yang tidak kecil bahkan dengan kekuatannya mampu mengintervensi laju pemerintahan berbagai negara di dunia, tidak dapat dipungkiri bahwa eksistensinya tinggal menunggu waktu. Kesenjangan sosial karena penerapan sistem ekonomi Kapitalis telah mengantarkan AS kepada krisis multi dimensi. Kehancuran itu semakin jelas terlihat dalam kurun dua dekade terakhir.
Apakah umat Islam tidak boleh menikmati obyek-obyek wisata? Boleh. Yang dibolehkan dalam Islam adalah obyek yang dapat digunakan untuk mengokohkan keyakinan mereka kepada Allah, Islam dan peradabannya. Karena itu, obyek wisata ini bisa menjadi sarana dakwah dan diayah (propaganda). Menjadi sarana dakwah, karena manusia, baik Muslim maupun non-Muslim, biasanya akan tunduk dan takjub ketika menyaksikan keindahan alam. Obyek yang seperti ini tidak akan dieksploitasi untuk kepentingan ekonomi dan bisnis. Kebijakan seperti ini tidak akan ada dalam negara kapitalis sekuler. Hanya ada dalam negara yang menerapkan syariah Islam.
Umat Islam hendaknya waspada ,bahwa para pembenci Islam terus melakukan upaya sungguh-sungguh untk melemahkan kaum Muslimin. Umat islam harus bangkit berjuang untuk diterapkannya Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Umat Islam jangan sampai seperti hidangan yang diperebutkan oleh musuh-musushnya.
.