Oleh: Rizki Pebrina
(Praktisi Pendidikan)
Kasus pemerkosaan bukanlah kasus yang baru terjadi di Indonesia.Kasus ini seolah tak berujung bahkan setiap harinya ramai diperbincangkan. Rabu 16/1/2019 merupakan hari yang sangat berkesan bagi seorang ayah dengan inisial GNRP (54 tahun) dimana pelaku telah diamankan polisi akibat perbuatan keji yang dilakukan terhadap anak bungsu dengan inisial GAMS (16 tahun). Seperti dilansir oleh Tribun-Bali.com kasus ini terungkap ketika korban mendatangi petugas medis dan meminta untuk menggugurkan kandungannya yang telah berusia 6 bulan.
Perbuatan biadab tersebut terjadi disebabkan karena tidak ada penyaluran birahi oleh pelaku akibat sudah pisah ranjang dengan sang istri sejak tahun 2003. Lantaran pelaku sering memandikan korban sejak masih kecil, maka ia pun melakukan perbuatan tersebut dengan menafikan logika. Lebih mirisnya lagi perbuatan tersebut dilakukan pada saat masyarakat sedang ramai gotong-royong membantu persiapan pernikahan anak pertama pelaku.
Berdasarkan pengakuan, pelaku sudah melakukan pencabulan sebanyak lima kali. Sekali saat korban duduk di bangku kelas V SD, tiga kali saat korban duduk di bangku SMP, dan terakhir pada saat korban duduk di kelas 1 SLTA hingga hamil. Akibat perbuatannya pelaku dijerat pasal dengan hukuman maksimal 15 tahun benjara dan denda 15 miliyar (Tribunbali.com).
Pergeseran Nilai dan Budaya
Pergeseran nilai dan budaya merupakan salah satu efek dari keterbukaan terhadap derasnya arus globalisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat baik secara positif maupun negatif. Melunturnya nilai dan budaya serta merosotnya moral di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan teknologi saat ini.
Pasalnya dewasa ini, kita dihadapkan dengan keterbukaan akses informasi, masyarakat dapat membaca berbagai informasi, melihat, mencontoh tradisi dan budaya yang ada di seluruh belahan dunia. Contohnya saja kesopanan dalam berpakaian, kebanyakan dari masyarakat sekarang lebih suka menggunakan pakaian ala budaya Barat dengan short pants dan tengtop.
Di samping itu moral masyarakat tanpa disadari juga sudah tercemar dimana semakin banyaknya situs yang tidak sehat seperti pornografi. Hal ini terbukti pada tahun 2016 lalu, Indonesia menempati posisi kedua sebagai pengakses situs pornografi terbanyak di dunia. (kompasiana.com).
Arus globalisasi bukanlah hal yang patut untuk disalahkan, namun dituntut bijak dalam menggunakan. Pengaruh globalisasi jika tidak dibentengi dengan pengetahuan agama dapat berujung kepada kasus tindakan kriminalitas, narkoba, pelecehan seksual dan sebagainya yang mengakibatkan hancurnya masa depan.
Peran Besar Keluarga
Pemahaman dan internalisasi nilai-nilai agama merupakan benteng yang kokoh untuk menahan derasnya serangan dari luar. Oleh sebab itu, pengenalan terhadap ajaran agama mesti di lakukan sejak dini dalam keluarga dalam hal ini orangtua punya peran yang sangat besar. Orangtua merupakan madrasah pertama bagi anak di dalam keluarga.
Idealnya, ayah dan ibu bekerja sama menjadi tim yang solid untuk membekali anak dengan serangkaian amunisi perang yang dapat dipergunakan ketika menghadapi serangan.
Dalam keluarga, ayah merupakan pemegang kendali yang sangat kuat. Perannya perannya tidak saja sebagai ayah secara biologis akan tetapu juga bertanggung jawab dalam memelihara anggota keluarga sehingga dapat memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Q.S At-tahrim ayat 6
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ “
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. at-Tahrim: 6)
Berdasarkan ayat di atas dipahami bahwa tanggung jawab yang besar terletak ditangan orang tua. Ketika seorang ayah memahami akan perannya dalam keluarga sesuai tuntunan Alquran maka tidak akan ditemukan lagi persoalan pelecehan seksual yang dilakukan oleh ayah terhadap anak.
Oleh sebab itu, opinuorang tua mesti kembali kepada fitahnya menjalankan peran dan tanggung jawab sepenuhnya sehingga dapat membentengi anak dari dampak negatif arus globalisasi dengan cara menjalin komunikasi dengan anak serta meningkatkan pengawasan. Wallahu a'lam bisshawab.