Oleh : Ega Marlina
Setiap orang beriman cirinya dapat memenuhi amanah. Dalam firman Allah surat An-Nisa ayat 58, "Sungguh Allah menyuruh kalian untuk memberikan amanah kepada ahlinya..."
Amanah ada dilingkup aspek kehidupan umat Islam. Bahkan, titah-Nya berupa aturan yang datang dari-Nya adalah amanah.
Terutama seorang pemimpin. Apalagi yang memimpin sebuah institusi negara. Di dalamnya berkaitan dengan urusan masyarakat. Rasulullah, bersabda; "Imam (pemimpin) itu pengurus rakyat dan akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyat yang dia urus." (HR. Al-Bukhari dan Ahmad).
Rasulullah pun bersabda dari hadist yang diriwayatkan Muslim, "Dulu Bani Israil selalu diurus oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, ia digantikan oleh nabi yang lain. Sungguh tidak akan ada nabi setelahku, tetapi akan ada banyak khalifah. "Para sahabat bertanya, "Apa yang engkau perintahkan kepada kami?" Beliau menjawab, "Penuhilah baiat yang pertama. Beri mereka hak mereka, karena Allah nanti akan meminta pertanggung jawaban mereka atas urusan saja yang diserahkan kepada mereka."
Hadist ini. Menyimpulkan seorang pemimpin punya wewenang mengurus kemaslahatan umat. Kelak akan dimintai pertanggung jawaban.
Oleh karena itu, hanya dengan tuntunan Allah dan Rasul-nya (aturan Islam). Sebuah kepemimpinan akan amanah. Negara akan menjadi penyokong dan kekuatan menjalankan serta mendukung amanah yang terdapat dalam aspek kehidupan.
Hingga hidup akan jauh dari khianat. Obral janji. Tebar pencitraan. Sebagaimana yang terjadi di bumi ini. Khususnya ada salah satu negeri. Mustahil, image kepemimpinan amanah dibangun atas dasar paham sekulerisme.
Wallahu'alam bi ash-shawab