Oleh: Mulyaningsih, S. Pt
Ibu-ibu kembali dirundung rasa gelisah yang begitu mendalam. Gambaran kecewa menyelimuti pada wajahnya. Kehadiran si melon amat dinanti-nanti, layaknya seorang anak yang sedang bepergian jauh dan akan kembali ke desanya. Mungkin itulah gambaran kenyataan yang sekarang sedang dirasa oleh kaum emak-emak. Dirundung kecemasan serta kegelisahan yang begitu teramat dalam karena menantikan kehadiran si melon ini. Pasalnya melon telah langka di pasaran, kalaupun ada harganya menjadi dua kali lipat dari harga biasanya.
Dari data yang di dapatkan bahwa mahalnya harga gas LPG 3 kg membuat sebagian warga Ulu Benteng beralih ke kayu bakar. Harga LPG yang berada dikisaran Rp 17.500 ditingkat pangkalan mengalami kenaikan harga dua kali lipat di tingkat pengecer. LPG dipatok dengan harga Rp 30.000-40.000. bahkan dengan harga yang mahal tersebut keberadaan LPG masih sulit didapatkan.
Mengantisipasi agar dapur tetap ngebul, warga Ulu Benteng akhirnya beralih ke kayu bakar. Gas mahal dan barangnya langka, ujar Jahidi yang sedangasyik memotong kayu bakar. Ditingkat pangkalam. LPG yang dijual terlalu sedikit, akhirnya dalam waktu singkat ludes dibabat warga. “Kebanyakan yang mengantri adalah para pengecer,” . sehingga kayu bakar menjadi solusi terbaik pengganti gas. Untuk mendapatkannya hanya menggunakan tenaga. Tinggal pergi ke hutan dan mencari kayu bakar yang sudah kering di pohon yang sudah mati. (m.kalsel.prokal.co, 30/01/2019).
Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang sangat banyak. Mulai dari hasil hutan, perikanan, hasil tambang dan masih banyak yang lainnya. Barang tambang pun sangat beraneka ragam, mulai dari emas, tembaga, batu bara, minyak bumi, gas dan yang lainnya. Yang menjadi pemikiran kita bersama adalah mengapa negeri ini masih saja terjadi kelangkaan LPG?. Padahal jika kita rentetan kejadiannya maka akan kita temui konversi bahan bakar, yang semula minyak tanak kemudian lambat laun diganti menjadi LPG. Namun, yang terjadi justru masyarakat dibuat bingung dengan berbagai kebijakan yang dibuat oleh para penguasa saat ini. Padahal masyarakat sudah menuruti kebijakan konversi tersebut tetapi yang terjadi justru kebingungan yang melanda. Karena keberadaan LPG yang langka dan jika pun ada maka harganya amat mahal, bisa dua kali lipat dari harga asalnya.
Pandangan Islam
Islam adalah agama yang diturunkan Allah SWT kepada RAsulullah Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Sempurna dan paripurna, begitulah adanya Islam. Aturan yang ada sangat kompleks dan menyeluruh, ibarat kata mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali semua diatur dengan Islam. Begitu pula mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, pencipta-Nya, dan orang lain. Semua pola hubungan tersebut diatur dalam Al qur’an dan Hadist yang menjadi pedoman hidup kaum muslim.
Ketika sebuah negara mau menerapkan Islam secara kaffah, maka secara otomatis syariah dapat dijalankankan. Dalam hal ini maka negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan menyelesaikan segala bentuk persoalan hidup rakyatnya. Dalam Islam juga telah dijelaskan terkait dengan kepemilikan suatu barang atau benda. Apakah barang tersebut boleh dimiliki individu, umum ataupun negara yang harus mengambil alih untuk pemanfaatannya. Karena ini harus jelas, sebab jika tidak jelas akan menyebabkan kekacauan yang amat parah. Bisa jadi sampai merugikan beberapa pihak.
Termasuk seperti kasus di atas, maka negara berusaha seoptimal mungkin untuk bisa menyelesaikannya. Negara akan mengelola seluruh bentuk energi yang ada untuk kemaslahatan rakyat. Kemudian mengharamkan pengelolaannya kepada pihak swata, baik itu swasta dalam negeri maupun luar negeri. Sebagaimana Hadist berikut ini:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal; air,rumput dan api. Dan harganya adalah haram. Abu Said berkata, “ Yang dimaksud adalah air yang mengalir.” [HR. Ibnu Majah].
Sebagaimana bunyi hadist diatas menyebutkan bahwa kaum muslim berserikat dalam tiga hal, salah satunya adalah api. Gas ini adalah termasuk dalam bagian api. Berarti menurut kepemilikannya adalah bersifat umum, semua orang boleh saja mengambil dan memanfaatkannya. Tetapi harus negara yang turun tangan untuk mengelolanya. Karena bisa berbahaya jika bukan negara yang mengelolanya. Akan ada dampak yang kurang baik, misalnya menjadi milik kelompok orang tertentu atau bahkan dikuasai oleh orang-orang yang mempunyai modal besar. Jika begitu maka tidak semua kaum muslimin bisa merasakannya dan memanfaatkannya dengan baik.
Sangat jauh berbeda dengan sekarang, barang milik umum dikuasai oleh swasta atau bahkan dikuasai oleh perseorangan. Karena memang sistem kapitalis (sekuler) yang ada sangat mendukung hal tersebut. Siapa yang mempunyai modal besar (uang) maka akan dengan mudah mengambil alihnya dan menguasainya. Oleh sebab itu, akhirnya mereka seenak hatinya mengambil atau mengeruk sumber daya alam (SDA) tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat. Ditambah lagi dengan adanya kebijakan-kebijakan yang membuat mereka tetap berkuasa atas SDA tersebut. Dengan begitu dapat dilihat dampaknya, banyak orang yang akhirnya susah untuk mendapatkannya. Hanya orang-orang yang berkantong tebal saja yang bisa untuk membelinya. Sementara rakyat yang berdompet tipis tak mampu untuk menjangkaunya karena harga yang terlalu tinggi atau bahkan stok dipasaran tidak ada.
Hal ini akan terus saja berulang jika tidak menerapkan Islam. Jika ingin pengelolaan sesuai dengan porsi dan jauh dari murka Allah maka hanya akan terwujud jika negeri ini mencampakkan sistem ekonomi yang sedang menggurita. Campakkan sistem yang sekarang dan ambil sistem islam agar berkah dapat dirasakan oleh semuanya, termasuk hewan dan tumbuhan.
Hanya dengan menerapkan sistem Islam-lah semua bisa dijalankan sesuai dengan perintah Sang Pencipta, yaitu Allah SWT dan menjauhi larangannyaNya. Dengan begitu In syaa Allah semua akan sejahtera, terpenuhi segala kebutuhannya dan tenteram akan didapatkan. Para ibu tidak kecewa lagi karena si melon langka, dan tidak bingung lagi dengan dapurnya. Semua akan bisa diatasi dengan baik. Tak hanya manusia yang bisa merasakannya, makhluk Allah yang lain akan merasakan hal yang sama yaitu kedamaian, kesejahteraan dan ketentraman. Wallahu a’lam bi showab.[ ]
Pemerhati maslah Anak, Remaja dan Keluarga
Anggota Akademi Menulis Kreatif (AMK) Chapter Kalsel