Luka Unicorn Akibat Sayatan Investasi Asing


Oleh: SW. Retnani, S.Pd. (Muslimah Pembelajar Islam Kaffah)


       Mitos dari adanya hewan yang bernama unicorn sudah menggemparkan alam manusia sejak dulu. Bahkan hewan ini dikeramatkan oleh sebagian manusia. Makhluk berbentuk kuda dengan tanduk didahinya ini memiliki keistimewaan yaitu darahnya konon bisa dijadikan obat yang mujarab. 

Di era digital,  makhluk mitologis ini sering menjadi tokoh kartun dan hiasan cantik pada baju, tas, topi, sepatu, jam tangan, gelang dll.

Ternyata unicorn pun telah menyebar didunia maya. Bahkan menjadi trending topic setelah muncul di debat kedua pilihan presiden 2019 Joko Widodo VS Prabowo Subianto. 

Istilah unicorn muncul di debat kedua pilihan presiden 2019 setelah capres (calon presiden) nomor urut 01 Joko Widodo bertanya pada calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto tentang kebijakan untuk pengembangan unicorn- unicorn Indonesia (m.tribunnews. com) (18/02/2019).


      Kebahagiaan dan kebanggaan bangsa ini memiliki perusahaan start-up yang kini telah menjelma menjadi unicorn tampaknya sudah mulai harus waspada. Sebab asing pun sudah mulai menguasainya dengan memberikan kucuran dana besar- besaran kepada perusahaan start- up Indonesia.

Sebagaimana dilansir dari ekbi.sindonews.com bahwa Perusahaan start-up Indonesia seperti Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka telah menjelma menjadi unicorn, namun perlahan kini mulai dikuasai asing. Kucuran dana besar-besaran dari berbagai investor raksasa mancanegara membuat kepemilikan empat perusahaan rintisan atau startup Indonesia sudah tidak bisa dibanggakan.

Executive Director of Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, empat perusahaan Start-up dikuasai asing jelas itu sudah melanggar cita-cita awal pemerintah untuk menjadikannya sebagai usaha Indonesia. Jadi tidak ada lagi kebanggan, seperti sebelumnya yang sering digembar-gemborkan  memiliki 4 unicorn bahkan ada yang decacorn. Kata Heru kepada SINDOnews di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Belum lama ini Go-jek baru-baru ini menerima kucuran dana dari Google sebesar USD1,2 miliar. Hal ini menjadikan valuasi Go-Jek saat ini ditaksir mencapai USD4 miliar atau lebih dari Rp53 triliun. Kondisi tersebut, diterangkan jelas merugikan dan pemerintah dinilai hanya fokus membuka investasi asing sebesar besarnya yang bersifat jangka pendek saja.

Jangka panjang merugikan bagi Indonesia. Ini artinya kita gagal menghasilkan dan mempertahankan startup hingga juga unicorn agar tetap menjadi milik indonesia.

Lebih lanjut, Ia mengutarakan tak sependapat dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang menilai pola pikir bahwa pendanaan investor serta merta menjadikan unicorn lokal dikuasai asing sebagai pola pikir konvensional.Jadi ada yang salah dengan pembinaan startup di Indonesia. 


       Kita semua mesti mengetahui bahwa unicorn Indonesia merupakan salah satu jenis usaha yang dilirik asing dalam investasi. Karena sangat menjanjikan keuntungan besar bagi para kapitalis. Hal ini tak lepas dari kebijakan pemerintah yang membuka peluang investasi sebesar- besarnya kepada asing.


       Padahal, dengan adanya investasi asing ini sangat merugikan negara. Pertama, keuntungan dari perusahaan unicorn pasti dikuasai asing dan akan dibawa ke luar negeri. Kedua, mitra kerja atau para pekerja hanya akan mendapatkan keuntungan yang sangat minim. Contohnya, di perusahaan Go-jek. Sebelum sebagian saham dimiliki asing, Mitra  Go-jek masih mendapatkan bonus cukup besar. Namun sekarang driver ojek online ini sering mengeluhkan kurangnya pendapatan mereka. Sebab unicorn Indonesia telah terjerat sistem kapitalis. Ketiga, kemajuan teknologi yang tidak bisa dibendung dapat disalah gunakan oleh pihak- pihak tertentu. Data perusahaan yang dikuasai asing bisa bocor dan diakses oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dapat membahayakan kedaulatan suatu negara. Keempat, investasi asing pasti tak jauh dari riba, sedangkan riba itu haram. Allah SWT berfirman:


اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّ ۗ  ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْۤا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰوا  ۘ  وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰوا  ۗ  فَمَنْ جَآءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَ ۗ  وَاَمْرُهٗۤ اِلَى اللّٰهِ ۗ  وَمَنْ عَادَ فَاُولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ  هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

allaziina ya`kuluunar-ribaa laa yaquumuuna illaa kamaa yaquumullazii yatakhobbathuhusy-syaithoonu minal-mass, zaalika bi`annahum qooluuu innamal-bai'u mislur-ribaa, wa ahallallohul-bai'a wa harromar-ribaa, fa man jaaa`ahuu mau'izhotum mir robbihii fantahaa fa lahuu maa salaf, wa amruhuuu ilalloh, wa man 'aada fa ulaaa`ika ash-haabun-naar, hum fiihaa khooliduun


"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 275)


      Dan masih banyak lagi dampak negatif lainnya. Seluruh kerugian dan luka yang dialami perusahaan unicorn adalah akibat dari sayatan investasi asing dari rezim antek asing dan aseng. Inilah bukti nyata pemimpin dzalim.


      Maka mindset terhadap investasi asing sebagai acuan utama untuk pertumbuhan ekonomi merupakan produck sistem kapitalisme yang semu dalam melahirkan kesejahteraan suatu bangsa.


      Berbeda dengan sistem Islam, negara yang berlandaskan  Islam tidak akan membuka  hubungan kerjasama dengan asing terutama dengan negara kafir harbi yaitu negara yang membenci dan memusuhi serta memerangi Islam dan kaum Muslimin.

Negara akan mempergunakan kekayaan alamnya untuk mengembangkan usaha rakyatnya. Dan menolak investasi asing yang dapat merongrong kedaulatan negara. 

Sebab melalui investasi, negara asing bisa melakukan intervensi menduduki negara kita.

Selain dari pengolahan kekayaan alam oleh negara, keuangan daulah yang diurusi oleh Baitul Mal mendapatkan suntikan dana dari shodaqoh kaum Muslim dan zakat emas, perak, zakat pertanian, zakat peternakan, zakat perdagangan dll.

Kemudian negara akan menjaga perputaran  ekonomi masyarakat sehingga kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan merata.


      Dengan dekian hanya dengan sistem Islam, Start- up Indonesia akan terjaga, terciptanya negara mandiri dan negara mampu memberikan tugas terhadap investasi yang melemahkan kedaulatan negara baik didalam dan diluar negeri.

Hanya dengan penerapan sistem Islam dalam naungan Khilafah Rasyidah a'la Minhajj an-Nubuwwah Islam dan kaum Muslimin  terjaga dari sgala tipu daya asing.

Wallohu a'lam  bish showab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak