Oleh: Ai Nuryani (Ibu Rumah Tangga)
Pemicu mahalnya harga tiket pesawat akhirnya terungkap setelah Presiden Joko Widodo beserta sejumlah Menteri terkait menggelar rapat terbatas di Istana Merdeka, jakarta,Rabu (13/2/2019) siang.Di dalam rapat terbatas tersebut hadur,Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rani Soemarno,Menteri Perhubungan Budi karya Sumadi,Menteri keuangan Sri Mulyani dan Menteri Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadi Mulyono.Tinggi nya harga avtur di nilai membuat harga tiket pesawat mahal di Indonesia. Harga avtur mempengaruhi 25 persen hingga 40 persen dari harga tiket pesawat. Presiden langsung menginstruksikan Menteri terkait untuk mengevaluasi harga avtur.
Ternyata pemicu lonjakan tiket pesawat di sertai oleh harga avtur yang di jual Pertamina lebih mahal dari yang di jual singapura.Sehingga membuat kalangan rakyat yang mempunyai usaha di sekitar bandara Indonesia merana.Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat yang menyebabkam sepinya kamar-kamar hotel di Indonesia.Kenaikan harga tiket pesawat hingga 40 persen menyebabkan berkurangnya minat masyarakat untuk berlibur di dalam negeri.Akibatnya, menurut dia, masyarakat lebih memilih berlibur ke luar negei sebab harga tiket lebih murah."Kondisi harga tiket yang mahal ini telah mengakibatkan berkurangnya perjalanan masyarakat yang berakibat menurunnya hunian hotel 20-40 persen," kata Hariyadi kepada Jokowi.
Inilah potret yang menunjukan rezim yang selalu mencari celah meliberalisasi kekayaan milik umat,yang mana sumber daya alam yang di miliki oleh negara haruslah sesuai dengan pengelolaan yang benar. Adanya monopoli pada pengelolaan kekayaan milik rakyat bertentangan dengan Syariat Islam.Dari sini bisa kita lihat, ekonomi yang di ambil bangsa kita mengadopsi sistem Kapitalisme yang saat ini menuju neo – liberal. Terkait kebijakan pembatasan BBM bersubsidi Pemerintah ternyata lebih memilih harga pasar.Walhasil,selama masih mengambil sistem ekonomi Kapitalisme liberal maka rakyat akan di jadikan tumbal dari kerakusan sistem ini. Sehingga butuh solusi fundamental dan berkeadilan.
Jika selama ini pemerintah berorientasi pasar, karena menerapkan sistem Kapitalisme, sehingga di perlukan solusi alternatip terkait pengaturan Sumber Daya Alam (SDA). Berbeda dengan Kapitalisme yang memandang bahwa SDA bisa di nikmati segelintir orang. Sedangkan Islam memandang bahwa SDA (Energi /minyak Gas) adalah milik umat, sehingga harus di kelola oleh negara dan seluas luasnya hasilnya di berikan kembali kepada rakyat. Rakyat bisa menikmatinya dengan gratis atau harga murah .
Oleh karena itu, rakyat harus sadar dan menyelamatkan bangsa ini dengan sistem yang adil. ItulahSyariat Islam yang berasal dari Sang Pencipta bumi yaitu Allah Subhana Wa'tala dan seisinya yang di terapkan dalam bingkai Khilafah Rasyidah ala minhaji Nubuwah.
Wallahu’alam Bi Shawwab.