KRISIS MORALITAS DALAM DUNIA PENDIDIKAN

                     

Oleh : Ummu Aqeela



Membincang tentang dunia pendidikan di Indonesia seolah tidak pernah ada habisnya. Sampai saat ini, dunia pendidikan di Indonesia masih menemui berbagai kendala berkaitan dengan mutu pendidikan, kurikulum yang berbelit-belit, serta kualitas pengajar yang juga dinilai kurang maximal. Padahal sebagai wahana atau alat untuk mencetak generasi yang mumpuni dan berakhlaq, sekolah adalah sarana yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan serius dari kalangan pemerintah. Karena dari hari ke hari hingga saat ini pendidikan di Indonesia terlihat makin kehilangan fungsinya. Sekolah yang digadang-gadang mampu menjadi orang tua kedua dalam pendidikan karakter dan budi pekerti nyatanya masih jauh dari harapan. Berita-berita miris yang terdengar dari dunia pendidikan begitu mencengangkan. Seperti yang saat ini sedang hangat menjadi perbincangan masyarakat di media sosial. Viral sebuah video antara murid dan gurunya, dalam video tersebut nampak seorang murid begitu berani melawan sang guru. Peristiwa tersebut terjadi di kelas IX SMP PGRI Wringinanom, Kabupaten Gresik. Video tersebut memperlihatkan seorang anak laki-laki yang marah ketika sang guru menegur sang murid untuk tidak merokok didalam kelas. (TribunNews.com 10/02/19). Meskipun peristiwa tersebut sudah terselesaikan secara damai dengan permintaan maaf namun akan menjadi catatan tersendiri dalam potret pendidikan kita.



Sampai saat ini, negara yang dinobatkan memiliki pendidikan terbaik di dunia adalah Finlandia, bahkan kabarnya US dan Korea Selatan akan menduplikasi sistem pendidikan di Finlandia. Ini membuktikan bahwa dunia pendidikan begitu sangat penting, sampai-sampai negara adidaya mau merubah sistem pendidikannya demi mendapatkan generasi penerus yang menjanjikan. Bagaimana dengan Indonesia?  Indonesia adalah negara dengan tingkat kelahiran yang tinggi, dimana dengan tingginya tingkat kelahiran inilah kita mempunyai kesempatan besar dalam mencetak generasi sesuai harapan. Namun di era kapitalis dan sosialis yang begitu kental sekarang ini seolah, menjadi tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan kita. Maraknya tontonan yang merusak, jelajah media sosial tanpa batas, fasilitas-fasilitas yang melenakan dalam” food fun and fashion” seolah menjadi PR yang tidak pernah tuntas hingga saat ini. Lemahnya peran penting berbagai pihak dalam perwujudannya menjadi masalah pokoknya, yaitu peran orang tua, peran sekolah bahkan peran negara itu sendiri. 



Banyak peristiwa yang terjadi seperti diatas dalam dunia pendidikan kita adalah membuktikan bahwa saat ini kita mengalami krisis moral. Bagaimana itu semua bisa terjadi? Karena satu-satunya sumber moral yang seharusnya menancap dengan kuat dihati umat sudah mulai dipisahkan dari kehidupan. Kita harus membuka mata bahwa iya benar paham sekulerisme sudah mendarah daging dengan kuatnya di otak kita. Sebuah paham yang memisahkan agama dari kehidupan dan dijadikan asas atau dasar dalam membangun sebuah negara. Mata pelajaran agama hanya mengambil peran sebagai pelengkap kurikulum saja, namun tidak menjadi dasar atau pondasi penting dalam kesehariannya. Bagaimana bisa hanya dengan waktu 1,5 jam seminggu diharapkan bisa memberi dampak positif ke individu, masyarakat, juga negara jika tidak diiringi peran orang tua, guru, dan pemerintah dalam penerapannya. Tak heran para pelajar sekarang tidak memahami bagaimana memunculkan nilai moralitas dalam kesehariannya. Jangankan amanah memegang sebuah jabatan menghormati guru yang mendidiknya saja tidak bisa. Jika ini terus dibiarkan akan menjadi bencana besar bagi umat kedepannya yaitu bencana akhlaq dan moralitas.



Dalam Islam sendiri pendidikan tidak hanya peran guru saja namun orang tua sebagai pendidik utama dan pertama untuk anak-anaknya. Kembali ke fitrah masing-masing keluarga adalah solusinya, ibu sebagai madrasah pertama dan ayah sebagai pemimpin atau imam dalam keluarga. Ini semua bisa terwujud jika sebagai orang tua kita tidak terlalu disibukkan dengan urusan duniawi  atau materi, namun harus fokus dengan urusan yang jauh lebih penting yaitu penanaman akidah untuk anak-anaknya. Untuk itu kita butuh solusi yang sistemik, karena permasalahan negeri ini tidak hanya pada individu tapi juga karena permasalahan sistem. Negeri ini tidak hanya membutuhkan orang yang pintar saja namun pintar dan berakhlaq mulia. Dengan ilmunya menjadikan dia bermoral dan bermanfaat untuk umat. 



Satu-satunya harapan adalah dengan mencampakkan sistem buatan manusia dan mengganti dengan sistem yang sebenarnya yaitu Islam. Karena hanya satu-satunya islamlah yang memandang bahwa politik, ekonomi, pendidikan dan kehidupan tidak dipisahkan dari agama. Sebagai agama yang sempurna islam mempunyai seperangkat aturan yang jelas untuk diterapkan dan terbukti mampu membawanya dalam peradaban unggul pada masanya. Banyak para ilmuwan di jaman islam yang tidak hanya ahli dalam bidangnya namub juga ahli dalam ibadahnya. Bahkan peninggalan keilmuannya masih dapat kita nikmati hingga saat ini. Sebut saja Ibnu Sina, Ibnu an Nafis, Al Jazari dan masih banyak lagi. Maka Islam adalah satu-satunya untuk membenahi kerusakan moral yang merajalela saat ini.




Wallahu’alam Bishowab.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak