Oleh : Ilma Kurnia P, S.P
(Pemerhati Generasi)
Memberikan janji adalah perkara yang mudah karena hanya sekedar mengucapkannya, tetapi untuk menepati janji adalah amanah yang wajib dipenuhi karena pepatah mengatakan janji adalah hutang, janganlah mudah berjanji, karena jika mengingkari janji termasuk dalam ciri orang munafik. Sudah wajar jika setiap kampanye yang dilakukan oleh para calon pemimpin mengungkapkan visi misi serta tak lupa dengan sejumlah janji manis bagaikan permen di sampaikan di depan masyarakat, dan kemudian mereka mengingkari semua ucapannya itu ketika sudah duduk di kursi jabatan seakan mereka lupa bagaikan kacang lupa pada kulitnya. Mungkin ini pepatah yang dapat disampaiakan kepada mereka para pemimpin yang pernah memberikan janji manisnya seakan langsung amnesia lupa dengan apa yang disampiakannya dulu ketika berkampanye untuk mengambil simpatisan dari rakyat. Ironi memang rakyat hanya dimanfaatkan untuk pemenuhan suara yang nantikan menentukan jabatan mereka, tapi mereka lupa jika jabatan yang mereka emban itu adalah sebuah amanah yang harus dipenuhi dan wajib dijalankan.
Buah Kapitalisme
Wajar saja jika sistem yang saat ini digunakan adalah sistem kapitalis yang hanya menjadikan kursi pemimpin sebagai alat untuk di perebutkan dan mencari keuntungan materi semata. Sehingga hasilnya rakyatlah yang menjadi korban janji manis ketika saat kampanye dan rakyat hanya bisa menggigit jari karena sudah termakan janji manisnya. Teringat kala itu pemerintah berjanji untuk berusaha memajukan insfrastruktur Indonesia untuk kemajuan negeri dan membuka lapangan kerja untuk ekonomi rakyat. Akan tetapi pada kenyataannya justru terbalik, pembangunan insfratruktur seperti jalan tol dan bandara hanya di nikmati oleh segelintir orang. Hanya para pemilik modal kapitalis yang menguasai faktor produksi dan modal yang bisa merasakan sejumlah keuntungan di bidang ekonomi. Padahal kala itu rezim berjanji untuk mensejahterakan rakyat dan membuat kebijakan yang akan mendukung kemajuan rakyatnya. Tapi pada nyatanya justru yang terjadi saat ini membuat kebijakan yang malah membuat rakyat semakin menderita dan sengsara. Masih banyak lagi janji yang sering di ingkari oleh pemerintah dalam sistem saat ini. Kenapa hal ini bisa terjadi? karena asas dari sistem yang di terapkan membuat mereka harus tunduk dan patuh pada pemilik modal. Pemerintah yang seharusnya menjadi pemimpin bagi rakyatnya, dan menjadikan kepentingan rakyat sebagai prioritas utama. Tetapi justru pemerintah cenderung tak peduli terhadap jeritan rakyat.
Demi untuk menjaga kelangsungan kepemimpinannya pemerintah berupaya untuk mencari plamor di kalangan para kapitalis. Mereka ingin dianggap sukses dalam memimpin negeri dengan kemajuan insfratruktur. Akan tetapi masih banyak permasalahan yang carut marut tak kunjung terselesaikan oleh pemerintah. Diantanranya kemiskinan yang terus meningkat bagi masyarakat kalangan bawah, penganguran yang kian semakin banyak serta kasus kriminalitas yang diakibatkan karena mereka tak memilki penghasilan. Pemerintah seakan hanya peduli terhadap keinginan Negara penjajah yang telah menanamkan modalnya di Indonesia. Sedangkan rakyat tidak diurus denga benar.
Tidak di Terapkannya Islam
Inilah bukti dari sistem demokrasi yang melahirkan pemimpin yang selalu ingkar janji. Dalam sistem demokrasi Janji hanyalah sebuah ucapan yang tidak ada pertanggung jawaban di kemudian hari. Hal ini berbeda dengan sistem islam yang diterapkan, karena dalam islam kepemimpinan bukanlah sebuah ajang untuk memperebutkan kekuasaan. Tetapi sebuah amanah yang harus dipertanggungjawabkan dikemudian hari. Terlebih dihadapan Allah SWT. Tugas dari seorang pemimpin dalam sistem islam adalah untuk menjalankan syariat islam dengan menyeluruh yang tunduk terhadap perintah Allah, dan menjalani kehidupan sesuai yang di inginkan sang pencipta. Inilah sistem yang terbaik untuk seluruh umat, karena islam rahmatan lil alamin yang tak akan memberikan perlakuan yang sama terhadap semua umat. Dan dengan penerapan sistem islam ini akan mampu mewujudkan sebuah kehidupan yang makmur dengan penuh rahmat dan keberkahan dari Allah SWT. Selain itu akan terwujudnya sosok kepemimpinan yang amanah. Karena landasan kepemimpinan dan asas Negara di bangun berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, bukan hanya karena keinginan nafsu pribadi dan materi yang dikejar seperti hal nya dalam sitem kapitalis buah dari demokrasi yang saat ini di terapkan. Wallahu’alam bi ash-showab