Oleh : Imas Nurhayati
(Ibu Rumah Tangga)
Setidaknya dalam beberapa bulan kedepan, suasana perpolitikan di tanah air dipastikan makin dinamis, bahkan suasananya bisa makin panas.Terutama tentu karena faktor pilpres pada bulan April 2009 mendatang.
Saat ini pilpres menjadi satu-satuya ajang bagi rakyat di negeri ini untuk memilih pemimpin terbaik mereka. Namun sayang, faktanya dari beberapa kali pilpres, pemimpin yang terpilih tidak selalu yang terbaik, bahkan sering lebih buruk daripada para pemimpin sebelumnya.
Solo,kompas.com sekretas DPW Partai Amanat Nasional [PAN] Jawa Tengah Umar Hasyim mengatakan, pernyataan wali kota Semarang Hendrar Prihadi yang meminta masyarakat untuk tidak menggunakan jalan tol jika tidak mendukung pasangan Joko Widodo Maruf Amin adalah lucu dan berlebihan. Alasannya pembangunan jalan tol tidak hanya digagas oleh eksekutif,tetapi juga dengan pertimbangan ligislatif, padahal pejabat yang duduk di kursi legislatif berasal dari berbagai partai politik [PARPOL] , artinya tidak hanya dari satu partai politik saja.Kontroversi pernyataan yang terkait jalan tol ini bisa menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di era jokowi seperti jalan tol yang dirasakan oleh masyarakat, menjadi polemik yang beredar sebagai pengantar menjelang debat kedua pilpres pada 17 pebruari 2019 mendatang.
Jadi, jalan tol itu jangan hanya sebagai infrastruktur yang diklaim keberhasilan rezim dalam kampanye, padahal bentuk kedzoliman penguasa. Hakikat infrasruktur adalah layanan publik yang disediakan nagara untuk dijadikan kemudahan akses transportasi dalam mengangkut produksi maupun penumpang, gratis tanpa bayar dan juga kepala negara adalah harus menjadi pelayan urusan umat, bukan semata-mata individu.Dia dipilih untuk menjalankan fugsi sebagai kepala negara yang memang seharusnya ia lakukan.
Karena itu,jika bangsa ini menghendaki negeri ini menjadi baldatun thoyyibatun warabbun ghofur, semestinya mereka berusaha keras mengubah kondisi fasad ini agar sesuai dengan tuntunan Allah swt.Caranya adalah dengan melaksanakan syariah-Nya secara kaffah. Itulah tuntutan hakiki atas kaum muslim yang mengharapkan keberkahan dan ampunan ilahi, bukankah ironi jika kita mengharapkan aneka kebaikan datang,tetapijustru kita menjauh dari Allah swt sebagai pemilik segala kebaikan.
Semoga kita dijauhkan dari para pemimpin yang dicela sekaligus dikhawatirkan oleh Rosulullah saw. Agar hal demikian tidak terjadi maka marilah kita pilih pemimpin terbaik menurut kriteria Allah swt dan Rasul-Nya.tidak lain adalah pemimpin yang mau, mampu dan berani menerapkan syariah-Nya dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Wallahualam bi shawwab.