Islam Diterapkan Leberal Demokrasi Lenyap

Oleh: Rina Yulistina S. E

Komik alpantuni menghebohkan jagat persosmedan, telah diikuti oleh ribuan orang di instagram. Alih alih memberikan edukasi positif ditengah tengah pengguna dunia maya malah ini memberikan dampak negatif dan bahaya laten merusak negeri ini. Ya, konten yang disajikan oleh komik alpatuni tidak lepas dari dunia gay, didalam keterangannya pembuat akun tersebut menuliskan "komik muslim gay nusantara untuk orang yang bisa berfikir". Kata muslim dicatut seolah-olah islam memperbolehkan perbuatan yang dilaknat oleh Allah. Orang yang menolak kehadiran elgebete diartikan oleh mereka sebagai orang tak berfikir, tak punya akal. 


Tak hanya membuat satu akun, alpatuni membuat beberapa akun yang kontennya sama persis, nitizen pun ramai melaporkan semua akun milik alpantuni tanpa kecuali. Dunia maya memang sangat ngeri, teknologi diciptakan guna mempermudah kehidupan manusia. Disalah gunakan untuk menyebarkan konten-konten yang tidak pantas. Kebebasan berekspresi nampak jelas, hal ini bukan tanpa sebab. Sosmed ditunggangi oleh kepentingan barat untuk menyebarluaskan pemahaman mereka. Ide ide barat yang berasal dari ideologi liberal menyusup dalam semua lini, sosmed merupakan lahan basah. Karena hampir seluruh penduduk Indonesia bermain sosmed, dari muda hingga yang tua. Anak remaja lebih enjoy memegang hp daripada memegang buku, lebih percaya isi sosmed dibandingkan omongan orang tua. Orang tua pun pusing dibuatnya. 


Dan semua orang pun memahami ide barat bertentangan dengan adat ketimuran apalagi islam. Ide liberal bebas masuk tanpa filter di alam demokrasi, berlindung pada kata HAM. Pelaku elgebete berusaha supaya masyarakat Indonesia mau menerima eksistensi mereka. Mereka faham bahwa islam agama yang keras terhadap eksistensi mereka oleh karenanya berbagai cara dilakukan supaya, seolah olah islam memperbolehkan perbuatan menyimpang. 


Target elgebete bukan melulu dewasa atau pun tua, remaja menjadi taget utama incaran mereka. Banyak kasus ditemukannya grup gay difacebook yang beranggotakan SMP-SMA (inews.id). 30% gay di Cianjur adalah pelajar (pikiranrakyat.com), 3.000 anak lelaki dibawah umur 18 di kepulauan Riau merupakan gay (liputan6.com). Jumlah yang terekspos media, yang tidak? Bisa jadi lebih banyak. Apa jadinya para penerus bangsa jika konten konten perusak merasuk dalam sanubari mereka. Bonus demografi yang akan dimiliki Indonesia ditahun 2020 malah akan menjadi bom jika remajanya rusak.


Untuk memperbaiki generasi butuh kerjasama semua pihak, keluarga, masyarakat, dan negara. KPAI maupun Kemeninfo sebagai wadah perlindungan anak harus bekerja lebih keras dalam penanggulangan kerusakan remaja. Tentu solusinya bukan KRR maupun UU PKS yang syarat akan aroma liberal sekuleris, negara mempunyai peran vital untuk mencegah sistem liberal dan anak buahnya berupa UU dan sebagainya dengan tidak menerapkan sistem demokrasi. Negara harus mengganti sistem buatan manusia dengan sistem buatan yang menciptakan manusia yaitu sistem islam.


Islam mencegah penyimpangan seksual sedari dini di dalam lingkup keluarga, masyarakat dan negara. Negara bisa diibaratkan sebagai payung bagi masyarakat. Tugas negara menerapkan syariah Islam , menanamkan dan menjaga aqidah masyarakat sehingga tumbuh ketaqwaan individu, keluarga maupun masyarakat. Mencegah pemahaman yang bertolak belakang dengan islam, mencegah penyebaran ide kufur baik di dunia nyata maupun dunia nyata. Membuat saksi sesuai syariat Islam berupa uqubat. Sistem islam bisa diterapkan hanya dengan khilafah, khilafah merupakan janji Allah maka pasti akan datang.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak