Oleh: Sumiati (Praktisi Pendidikan dan Member AMK )
Dari tahun ke tahun masyarakat Indonesia berharap negeri ini bangkit, maju, rakyat makmur dari segi ekonomi. Berbagai upaya mereka lakukan dengan harapan besar mujur berpihak padanya. Rupanya hanya mimpi untuk mewujudkan semua itu.
Beberapa waktu lalu Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf yaitu Erick Thohir dalam Konvensi Rakyat yang mengangkat tema 'Optimis Indonesia Maju'. Indonesia maju bukan hanya slogan. Indonesia maju adalah sebuah wujud optimisme. Sebuah transformasi dari harapan besar bangsa Indonesia. "Ujarnya. Erik memastikan bahwa petahana adalah capres yang mendengar kebutuhan rakyat. Sebab dia salah satu capres yang berasal dari rakyat biasa sehingga dinilai mampu membawa perubahan untuk bangsa Indonesia. Menurutnya Pak Jokowi mendengarkan kebutuhan rakyat dengan hati yang jujur. Dan juga memastikan pemerintah berpihak pada rakyat dan mampu mewujudkan program kerja nyata, tegasnya. Sosok Jokowi dianggap seorang pemimpin yang bisa mewakili dari segala sisi. Karena pernah memimpin Solo selama 4 tahun. Dengan begitu Erick meminta masyarakat memilih pasangan Jokowi-Ma’ruf untuk pemilu nanti dengan janji Indonesia akan maju.
Namun itu semua bagi rakyat Indonesia mungkin sudah janji basi. Karena selama memimpin saat ini pun janji hanya janji yang tidak pernah ditepati. Bahkan dinilai umat untuk memikat masyarakat hanya dengan janji tanpa bukti. Karena bukti tak kunjung dipenuhi. Rakyat hanya lelah menanti dan menanti. Ingkar lagi dan ingkar lagi, yang ada bosan dan akhirnya tak ada lagi kepercayaan terhadap rezim. Karena sudah dianggap gagal mensejahteraksn rakyat Indonesia.
Padahal Islam dalam meriayah umat itu dengan kerja nyata bukan dengan mengobral janji. Karena janji itu berat dihadapan Allaah SWT untuk mempertanggungjawabkannya. Karena itu merupakan utang. Sementara orang yang berhutang ketika mati, Allaah SWT tidak akan menerimanya sebelum ada yang menjaminnya. Dalam hal janji Allaah SWT berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَوْفُوا۟ بِٱلْعُقُودِ ۚ أُحِلَّتْ لَكُم بَهِيمَةُ ٱلْأَنْعَٰمِ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ غَيْرَ مُحِلِّى ٱلصَّيْدِ وَأَنتُمْ حُرُمٌ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ يَحْكُمُ مَا يُرِيدُ ﴿١﴾
"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah). Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki."
(Q.S.5:1)
Maka dari itu, saatnya kembali menegakkan Islam kafah dalam bingkai Khilafah, agar memiliki pemimpin yang adil tidak hanya pandai mengobral janji palsu.
Wallaahu a'lam bishawab.