Oleh : Rosmita (Pemerhati Sosial)
Miskin adalah kondisi hidup seseorang dimana orang tersebut tidak bisa memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Miskin bukan gaya hidup karena apabila ada orang yang mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya namun dia lebih memilih gaya hidup sederhana maka orang tersebut tidak bisa dibilang miskin. Miskin juga bukan pilihan hidup karena jika disuruh memilih maka tidak ada orang yang mau hidup miskin, semua orang ingin hidup kaya punya rumah dan mobil mewah. Hanya orang-orang yang beriman saja yang zuhud terhadap dunia yang memilih hidup sederhana.
Faktanya di negeri yang kaya raya bernama Indonesia masih banyak rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Rakyat yang jangankan punya rumah dan mobil mewah buat makan sehari-hari saja susah. Rakyat yang pengangguran karena sulitnya mendapat lapangan pekerjaan.
Belum lagi masih banyaknya balita penderita gizi buruk di negeri ini, membuktikan bahwa rezim dalam sistem kapitalisme tidak bisa menyelesaikan problem kemiskinan.
Rakyat miskin hidup ditengah himpitan ekonomi yang menyesakkan dada ditambah sulitnya lapangan kerja serta kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya seperti pajak yang menambah berat beban hidup rakyat miskin.
Namun bukannya menyelesaikan masalah kemiskinan di negeri ini, sejumlah elit politik malah mengeksploitasi data kemiskinan sebagai bahan kampanye untuk saling menjatuhkan lawan politiknya demi meraih kekuasaan.
Seperti diberitakan CNN Indonesia- Data kemiskinan ditingkat nasional dan daerah laris dimanfaatkan jelang pilkada serentak 2018 dan pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Sejumlah calon kepala daerah berlomba memakai data isu kemiskinan baik saat kampanye maupun debat terbuka.
Contohnya seperti yang dilakukan Ganjar Pranowo dan Sudirman Said saat debat prmilihan gubernur (pilgub) Jawa Tengah, jumat (20/4).
"Lima tahun terakhir tidak ada kemajuan berarti di Jawa Tengah, ekonomi tumbuh dibawah target rata-rata dan kemiskinan hanya berkurang separuh dari target." kata Sudirman.
Belum lagi aksi bagi-bagi sembako yang melibatkan rakyat miskin dengan tujuan supaya rakyat miskin memilihnya sebagai pemimpin dan wakil rakyat. Hal ini tidak bisa menyelesaikan masalah kemiskinan yang ada, ini adalah pembodohan publik hanya dengan sekantong sembako rakyat mempertaruhkan nasibnya. Apabila rakyat salah memilih pemimpin atau wakil rakyat justru akan mempersulit kehidupannya 5 tahun mendatang. Apalagi jika acara ini sampai menelan korban jiwa, miris sekali.
Berkali-kali ganti rezim namun tetap tidak bisa mengentaskan masalah kemiskinan selama sistem yang dipakai adalah sistem kapitalisme selama itu pula yang kaya makin kaya yang miskin makin sengsara. Hanya islam yang bisa memberikan solusi untuk semua problem di negeri ini salah satunya adalah problem kemiskinan.
Dalam Islam seorang khalifah dipilih lewat bai'at dan seorang kepala daerah dipilih oleh khalifah tanpa kampanye yang memerlukan banyak biaya. Sehingga khalifah dan kepala daerah yang terpilih adalah orang yang benar-benar amanah dalam mengurus urusan rakyat. Beliau akan benar-benar mendahulukan kepentingan rakyat dari pada kepentingan pribadinya dan tidak ada kepentingan partai atau yang lainnya.
Dalam Islam sumber daya alam yang ada dikelola oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kepentingan rakyat. Negara juga mengambil alih seluruh lahan yang ada dan dikelola untuk kepentingan bersama, serta memberikan sisa lahan untuk rakyat berupa lahan kosong atau pemukiman. Dalam Islam pendidikan dan kesehatan juga dijamin oleh negara, sehingga rakyat hidup sejahtera.
Saatnya umat kembali kepada sistem Islam, untuk itu marilah kita bersama-sama berjuang menegakkan syari'at Islam dalam bingkai khilafah ala minhajin nubuwwah. Sehingga kesejahteraan dan kedamaian dapat menjadi nyata.