Drama Korea Tikam Akal Sehat Remaja

Oleh : Rut Sri Wahyuningsih

(Anggota Revowriter Sidoarjo)


Judulnya What's Wrong with Secretary Kim. Drama korea yang tayang disalah satu stasiun televisi di Indonesia ini promosinya sih sudah sejak bulan lalu, digadang-gadang sebagai tontonan yang bakal memanjakan sisi romantis penonton. Selama ini sih gak peduli banget, tapi jadi penasaran juga pas nyalain televisi pas channel ini. Teringat bagaimana remaja negeri dengan mayoritas penduduknya muslim ini begitu euforia dengan opa-opa korea, mulai dari drakornya, filmnya dan semua pernak-pernik berbau korea. Apalagi media pertelevisian rajin banget menayangkan sisi lain artis yang suka koleksi atau ngefans berat dengan korea.

Tubuh sempurna, kecantikan atau kegantengan yang mata tak bisa berkedip menatapnya, gaya bermusik masa kini, tata gerak, suara dan sebagainya yang heboh menjadi santapan lezat mereka yang terbius gaya hidup hedonis. Tak peduli dampaknya bagi mereka, susah dinalar  jika ada konser para remaja ini rela hingga bolos sekolah. Bahkan tak risih menawarkan keperawanannya kepada sang idola..hilang sudah akal sehat.

What's Wrong with Secretary Kim (Hangul: 김비서가 왜 그럴까; RR: Kimbiseoga wae geureolkka) adalah serial televisi Korea Selatan tahun 2018 yang dibintangi oleh Park Seo-joon, Park Min-young dan Lee Tae-hwan. Hal ini didasarkan pada novel web dengan judul yang sama oleh Jung Kyung-yoon yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2013, yang kemudian diserialkan menjadi sebuah komik pada tahun 2015.[1] Serial ini ditayangkan di tvN mulai 6 Juni 2018  (wikipedia).

Scene yang kebetulan saya tonton ketika Lee Young-joon berubah perangai karena jatuh cinta kepada  Kim Mi-So sekertarisnya, menjadi lebih royal kepada para pegawainya. Bahkan ketika mereka telah sama-sama tahu pernah terjebak dalam kasus yang pelik yaitu penculikan, menjadikan alasan untuk saling menjaga satu sama lain. Dan muncullah adegan dialog diantara keduanya. Lee Young-joon meminta ijin untuk menemani pulang Kim Mi-So pulang. Kemudian bertanya apakah tidak berat hidup sendiri setelah trauma itu, apakah tidak lebih baik dia menemani dan tidur di sebelah Kim Mi-So agar malam bisa terlewati dengan tenang. Astaghfirullah..berapa juta pasang mata yang menonton hari itu dan berapa juta angan-angan melayang, mencerna isi cerita kemudian menjadi cita-cita? Pantaslah kini anak muda tak risih melakukan seks before married. Mengapa? karena diopinikan dan di stimulasi secara smooth bahwa cinta butuh ekspresi dan  butuh kebebasan ruang. Tikaman sekulerisme ini telah melukai akal waras remaja dan generasi negeri ini.

Ironinya, pelajaran cara pacaran yang sehat yang ada di buku olahraga anak-anak SMP dan SMA ini tak mampu meredam gejolak syahwat mereka. Agama tak mampu mengikat mereka dalam ketaatan dan menolak azab karena maksiat.  Para orangtuapun bangga jika anak-anaknya memiliki 'pasangan' , karena jomblo pertanda anak tak laku. Mereka terbiasa dengan anggapan, anak muda memang begitu. Kita juga pernah muda, gak usah munafik.

Islam sangat menjaga interaksi antara laki-laki dan perempuan dengan sangat detil. Dengan tujuan agar masing-masing lestari menjaga peradaban yang mulia, bukan nyampah dengan tak malu berzina atas nama cinta. Bagi perempuan Allah mewajibkan menutup aurat, larangan tabaruj,  bagi laki-laki menundukkan pandangan, kemudian larangan berkhalwat, bercampur-baur, dan hingga menyunahkan menikah dan mengharamkan perbuatan yang mendekati zina, baik lisan maupun perbuatan. Allah berfirman dalam Quran surat Al-Isrā 17 : 32, yang artinya:

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”


Bagaimana kita bisa berharap peradaban yang manusiawi dan cemerlang bisa tegak, jika kita masih membebek budaya dan pemikiran yang bukan dari Islam? Sudah jelas dan fakta bertebaran dimana-mana akibat Islam hanya disimpan dipojokan kalbu pribadi individu. Bukan jadi pedoman dalam masyarakat. Rusak senyata-nyatanya. Hingga azab Allah turun beruntun, Astagfirullah. Tidak cukupkah ayat Allah dalam Quran surat Ṭāhā 20: 124, yang artinya:

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”

            Sungguh, buta hati terhadap kasih sayang Allah (perintah dan larangan) hari ini akan berbuah kepedihan yang panjang kelak di akhirat. Maka muslim yang bijak adalah yang siap menanggung kepayahan hari ini karena menegakkan kalimat yang haq untuk ditukar dengan surga-Nya Allah.

Wallahu a' lam bishowab.




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak