Oleh: Mulyaningsih, S.Pt
Cinta adalah sebuah kata dengan sejuta cerita di dalamnya. Penuh rasa haru, pilu, perih, gembira, marah dan masih banyak yang lainnya. Terkadang rasa itu bisa melenakan serta menjerumuskan kita pada jurang yang teramat dalam. Tak hanya remaja, orang dewasa sekalipun pastimempunyai perasaan tersebut. Karena sejatinya itu adalah karunia dari Allah SWT kepada sema manusia tanpa adanya pengecualian. Tentulah hal ini perlu aturan yang baku agar dapat mengekspresikan serta melampiaskannya dengan benar. Pasalnya jika kita melihat fakta yang beredar, tak sedikit orang yang akhirnya terjerembab dalam jurang dan ia tak bisa keluar dari jurang tersebut. Salah langka serta penyesalan yang mendalam mewarnainya sepanjang hari. Kalua sudah begini apa yang harus dilakukannya?
Aktivitas yang selalu mengiringi dengan perasaan cinta adalah pacaran. Tak hanya remaja, namun orang dewasa yang telah mempunyai ikatan suci pun terkadang melakukannya. Menjadi suatu yang wajib dilakukan agar mampu melampiaskan gejolak rasa sayang kepada lawan jenis. Ataupun untuk lebih mengenal orang yang mau kita jadikan pasangan hidup. Terkadang di dunia remaja sering sekali cemoohan datang bertubi-tubi kepada seseorang yang tak mau melakukan aktivitas tersebut. Sebutan sok alim, kampungan, kuno dan muna selalu terlontar dari mulut-mulut mereka. Padahal di dalam Al Qur’an telah jelas penggambaran terkait dengan aktivitas tersebut. Manusia tidak boleh mendekati zina. Aktivitas mendekatinya saja dilarang apalagi melakukannya. Pada faktanya pacaran sendiri adalah suatu perbuatan yang dapat menghantarkan pada perbuatan zina. Walaupun ada yang dibalut bak semanis madu, namun itu semua hanyalah tipu daya syetan untuk menjerat kita dalam kubangan perbuatan maksiyat. Misalnya adalah fenomena pacaran yang sering disebut dengan pacaran Islami. Tujuannya adalah agar saling mengingatkan dalam hal kebaikan seperti sholat, belajar bersama, saling menyayangi dan yang lainnya. Aktivitas-aktivitas tadi seyogyanya akan mendekatkan pada perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Jadi sebenarnya sama, antara pacaran islami ataupun pacaran tradisional semua itu dilarang oleh islam karena bisa menjerumuskan pada perbuatan zina.
Banyak fakta yang bermunculan, 62.7 % remaja pernah melakukan pergaulan bebas. Kemudian kasus aborsi mencapai angka 2,4 juta kasus per tahun dan 21 % dilakukan oleh kalangan remaja. Ditambah pula hampir semua sekolah negeri tersentuh oleh narkoba. Melihat dan mendengarnya serasa kita berada dalam ujung jurang yang sebentar lagi akan jatuh. Begitu banyak permasalahan yang muncul dari ranah remaja. Perlu adanya perombakan besar-besaran agar remaja menjadi sesosok manusia yang akan mampu membawa misi yang dapat membawa kesejahteraan, kedamaian, ketentraman serta keadilan bagi semua pihak. Tentunya hal tersebut akan melibatkan semua pihak. Tak hanya keluarga dan sekolah saja, namun masyarakat serta negara dalam hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan dari misi yang akan dibentuk nanti. Utamanya harus dilakukan revolusi dalam semua lini kehidupan, mengganti sistem yang ada dengan yang baik. Yang baik adalah sesuai dengan perintah Rabb kita, sesuai dengan fitrah manusia.
Pandangan Islam
Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Di dalamnya terdapat berbagai macam aturan sebagai pedoman hidup manusia, tak terkecuali tentang cinta ini. Sebagai hambaNya, maka sudah sewajarnya kita harus mengerti akan cinta serta aplikasi dalam kehidupan perlu direalisasikan.
Berarti langkah awal adalah kita harus mengetahui tentang cinta. Apa sebenarnya cinta itu? Jangan sampai cinta kita hanya sekedar cinta semu atau cinta buta yang membutakan mata hati serta pikiran kita. Jangan sampai terjadi ya, karena pasti kita akan rugi. Rugi dunia dan juga akhirat.
Berbicara tentang cinta maka ia adalah salah satu anugerah dan rahmat yang Allah berikan kepada setiap insan. Tak perduli apakah kaya, miskin, muda, tua, didesa, dikota, laki-laki, perempuan semua Allah berikan cinta tanpa terkecuali. Berangkat dari sini, maka yang harus dilakukan adalah bersyukur akan hadirnya anugerah tersebut. Kemudian harus mengaplikasikan rasa cinta itu. Seyogyanya rasa cinta itu butuh direalisasikan, jika terpendam akan membuat hati gundah gulana dan tak tentram.
Untuk mengaplikasikan rasa cinta tersebut, tentulah perlu ilmu. Sehingga wajib bagi setiap manusia untuk belajar dan mengkaji secara mendalam terkait hal tersebut, agar nantinya tidak salah jalan. Ataupun menabrak rambu-rambu yang ada, maka perlu mengetahui akan hal itu. Tentunya rambu-rambu harus merujuk pada Islam, dalam artian Islam memandang boleh atau tidak melakukannya. Banyak contoh yang bisa kita tiru dan aplikasikan dalam kehidupan ini. Seperti yang terjadi pada saudara-saudara yang kala itu tinggal di mekkah pada masa awal Islam turun. Saat itu mereka dengan sengaja dan ikhlas meninggalkan tempat kelahiran mereka, meninggalkan anak dan istrinya kala mereka tidak mau memeluk Islam. Berhijrah ke tempat yang lebih baik adalah tujuan mereka karena rasa cinta mereka terhadap Allah dan Rasul serta agama Islam. Contoh lain adalah cerita Nabi Ibrahim yang karena rasa cintanya pada Allah mau melaksanakan segala bentuk perintahNya. Seperti yang kita tahu bahwa beliau diperintahkan untuk menyembelih putera kesayangan beliau, Nabi Ismail. Tak ada keraguan dalam diri Nabi Ibrahim untuk melaksanakan perintah Allah.
Dari kedua contoh diatas dapat kita ambil pelajaran bahwa cinta yang sejati dan benar adalah ketika kita dapat menundukkan hawa nafsu kita. Menempatkan cinta terhadap Allah lebih tinggi daripada apapun di dunia ini. Itulah makna cinta yang sebenarnya dan wajib dilaksanakan oleh seluruh kaum muslimin. Adapun cinta terhadap orang tua, saudara, anak dan istri kita tempatkan setelah cinta terhadap Allah SWT dan RasulNya. Jika kita sudah bisa menempatkan cinta tersebut maka niscaya kebahagiaan dunia bahkan akhirat akan kita dapatkan. Hal lain yang kita dapatkan adalah keimanan serta ketaqwaan kita makin mengakar kuat dalam diri.
Lantas bagaimana dengan fenomena pacaran yang kini ibarat barang yang mudah sekali ditemukan. Dalam Islam sudah jelas bahwa kita dliarang untuk melakukan perbuatan yang mendekati zina. Artinya termasuk juga pacaran, aktivitas ini hanya mengedepankan hawa nafsu serta pelampiasan yang tidak tepat. Sehingga remaja harus membentengi diri mereka dengan iman dan taqwa. Mampu menempatkan cinta tertinggi hanya kepada Allah dan Rasul bukan pada manusia (lawan jenis). Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 31 yang berbunyi, Katakanlah: ”Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dari terjemahan ayat diatas mengisyaratkan bahwa orang yang mengaku cinta terhadap Allah SWT niscaya dia akan mengikuti segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dan mengikuti segala apa yang dilakukan oleh Nabi SAW. Ketika seseorang mengaku cinta, namun tidak mau menjalankan perintahNya maka cintanya termasuk pada cinta palsu yang dibingkai kepura-puraan.
Begitulah islam memandang perasaan cinta. Sudah selayaknya kita menjalankan segala macam aturan yang Allah perintahkan pada kita semua. Kunci utamanya adalah pada keimanan serta ketaqwaan kita. Dengan dua hal tersebut insya Allah kita akan meraih cinta hakiki yang mampu membawa kita pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Tentunya perlu peran dari masyarakat agar dapat mengontrol dan saling mengingatkan antara satu dnegan yang lain. Kemudian juga dibutuhkan aturan yang jelas agar semua semakin taat. Tentunya hanya dengan menerapkan Islam secara sempurna dan menyeluruh lewat sebuah institusi yang akan menjadi benteng bagi kaum muslim. Dengan tangannya, institusi tersebut mampu memberikan sangsi yang tegas kepada orang yang melanggar pada syariat Islam. Dengan begitu maka akan terwujud rasa aman, damai, tentram, sejahtera dan rasa cinta ini di ekspresikan sesuai pada aturan Allah SWT. Keimanan pun akan semakin meninggi dan sempurna lewat ekspresi cinta yang sesuai dengan koridor syariat Islam. Rindukah kita dengan keadaan seperti itu? Ayo bersama-sama agar Islam dapat diterapkan dalam kehidupan kita. Wallahu A’lam. [ ]
Pemerhati keluarga, anak dan remaja
Anggota Akademi Menulis Kreatif (AMK) chapter Kalsel