Oleh : Masliati, S.Pd
Dinas pariwisata Kalimantan Selatan akan mengembangkan wisata religi melalui berbagai program yang dikemas dengan lebih menarik dan diseseuaikan dengan rangkaian kegiatan lainnya. Kalimantan Selatan memiliki berbagai potensi destinasi wisata yang belum digali secara maksimal,khususnya wisata religi, salah satu jenis wisata andalan di provinsi ini, mengingat kultur dan sejarah budaya Banjar yang tak lepas dari perkembangan sejarah Islam.
Di Kalimantan Selatan sendiri,minat dan antusias warganya terhadap wisata religi ini sangat besar, hal ini bisa dilihat betapa besarnya perjuangan dan pergorbanan Umat Islam dalam perayaan momen tahunan haul Guru sekumpul. Terlepas dari karena Cintanya Umat pada Ulama yang kharismatik, bila dilihat dari perspektif pariwisata, tentu acara ini sangatlah istimewa. Tidak banyak event di Indonesia yang bisa menyedot pengunjung dalam jumlah yang sangat besar.
Tak bisa dipungkiri dampak acara ini pun sangat besar, baik secara sosial maupun ekonomi. Hotel, rumah makan, pedagang souvenir kebanjiran pengunjung. Masalah motif dari kunjungan, kembali pada niat setiap orang. Lebih kepada aspek banyaknya pengunjung, hal ini sejalan dengan geliat pemerintah untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan domestic dan mancanegara semakin nampak. Berbagai event festival baik lingkup kunjungan lokal, nasional, hingga internasional digelar. Eksplorasi dan pembangunan infrastruktur pada berbagai objek wisata pun digarap, tidak hanya disektor wisata religi. Harapan dari upaya ini adalah menjadikan sector pariwisata dapat mendulang pendapatan baik bagi Negara maupun daerah.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Nor mengatakan, arah pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 sudah jelas, bahwa Pemprov Kalsel melakukan “shifting” pergeseran dari sector pertambangan ke sector utama non tambang, yang meliputi pariwisata, kedaulatan pangan, hilirisasi industry serta perdagangan dan jasa. Dari RKPD 2019, diharapkan Kalsel mendulang PAD dari sector pariwisata.
Selain wisata religi yang menjadi unggulan, event pariwisata Kalsel yang sesuai standar internasional dan masuk 100 event nasional sesuai ketentuan Kementerian Pariwisata adalah Festival Pasar Terapung dan Festival Loksado (Banjarmasin.tribunnews.com/28 Desember 2018). Hal ini menjadi nilai tambah bagi pariwisata Kalsel dimana pada dua tahun mendatang dicanangkan Tahun Kunjungan Kalsel (Kalsel Viaut Year 2020).
Untuk bisnis wisata lokal yang terus bertambah,menjadikan persaingan bisnis wisata ini pun mengalami persaingan yang kuat. Selain inovasi baru, pertahankan view yang indah, sarana prasarana menunjang dan lebih lagi akses yang mudah dan nyaman menjadi factor penting untuk terus diupayakan dalam bisnis wisata lokal. Baik yang digarap individu atau swasta atau pun pemerintah langsung. Jika hal ini tak dipikirkan tentu harapan mendulang pendapatan lebih tidak sesuai hasil, sebab terkait minat dan apresiasi masyarakat terhadap destinasi wisata tersebut.
Kalsel membuka lebar pintu bagi para investor lokal dan asing untuk mengembangkan sector pariwisata , apalagi untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Upaya menggaet investor ini salah satunya dengan menggelar Kalsel Investment Forum 2017 untukmenampilkan potensi yang dimiliki Kalsel kepada para pemilik modal skala multinasioanal. Potensi investasi senilai 200 triliun untuk membiayai 13 proyek strategis provinsi (PSP) dan 3 Proyek strategis nasional. Beberapa proyek terkait pariwisata geopark meratus, KEK Pariwisata loksado, kawasan pariwisata riam kanan, traditional floating market banjar, dan sport city Banjarbaru. Pemrov memberikan berbagai kemudahan bagi investor untuk nerinvestasi termasuk perizinan, pajak daerah, pembebasan lahan dan sebagainya.
Bagi masyarakat umum,yang mereka ketahui hanyalah tentang keindahan dan manfaat tempat wisata yang dikunjungi, mungkin hanya sedikit yang terpikirkan apa dibalik sector pariwisata ini. Yang perlu dipahami bahwa sector pariwisata ini menjadi bagian dari agenda global asing dalam industry pariwisata yang dikelola oleh United Nation World Tourism (UNWTO).
Pada lamannya www2.unwto.org, UNWTO menyatakan bahwa sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berdedikasi untuk pariwisata, maka badan ini menujukkan bahwa Negara-negara berkembang khususnya akan memperoleh manfaat dari pariwisata berkelanjutan dan bertindak untuk membantu mewujudkannya.
Maka yang harus dipahami lagi oleh masyarakat adalah, karena ini merupakan agenda global asing yang menjadikan industry pariwisata menjadi sector utama dalam mendulang pemasukan,haruslah di counter agar negeri-negeri muslim tidak menjadikan pariwisata sebagai sumber pemasukan utama dan berupaya untuk melepaskan dari cengkeraman hutang yang kian bertambah dengan dalih menunjang infrastruktur, sehingga jika hutang bertambah semakin besar dan kuat cengkeraman asing terhadap negeri ini.
Seharusnya , apapun jenis sector pariwisatanya, baik wisata religi, wisata alam, wisata edukasi dan lain-lain yang harus diperhatikan adalah tujuan dari wisata tersebut. Jangan sampai tujuan tak tercapai, justru kemaksiatan merajalela dibalik indahnya sector pariwisata. Dan justru sumber pemasukan Negara adalah dari kekayaan alam yang semestinya dikelola Negara bukan diserahkan kepada asing atau swasta, sehingga yang merasakan kesejahteraannya tidak hanya sepihak melainkan seluruh lapisan masyarakat.