Aurat Yang Sering Luput Ditutup

Oleh: Hany Handayani Primantara, S.P.  

(Aktivis Revowriter)



Kepalanya sudah rapih dibalut kerudung nan apik menjulur hingga ke dada. Pakaiannya pun sudah anggun menggunakan jilbab longgar membentuk lorong tanpa potongan. Nyaris sempurna dalam memenuhi kewajibannya sebagai wanita salihah dalam berpakaian syar'i.


Khimar (kerudung) dan jilbab (gamis), keduanya  memang merupakan pakaian wajib bagi seorang wanita yang hendak keluar rumah. Sebagaimana seruan Allah subhanahu wata'ala dalam Alquran surat An-Nur:31 tentang khimar dan Al-Ahzab:59 tentang jilbab. 


Namun jika ditinjau di sekitar lingkungan kita, masih banyak kaum hawa yang sering luput dengan salah satu aurat yang ada di bagian bawah. Tak terkecuali bagi yang sudah berpakaian serba syar'i tadi. Sering terlalaikan untuk ditutup atau bahkan ada yang menganggap ini bukan aurat. Nampak sepele, tapi ini juga bagian dari aurat ya kawan. 


Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihiwasalam: "Wahai Asma ! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan)".[HR. Abu Dâwud, no. 4104 dan al-Baihaqi, no. 3218. Hadist ini di shahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah]


Hadis di atas menjelaskan bahwa bagian yang bukan merupakan aurat bagi wanita di hadapan laki-laki asing hanyalah wajah dan telapak tangan. Jadi, kaki juga merupakan bagian dari aurat yang wajib ditutup. Maka penggunaan kaos kaki amatlah penting bagi wanita ya kawan. Walau hukumnya tidak wajib. 


Hanya saja, dengan beragam aktivitas diluar sana. Tak mungkin rasanya jika kaki ini tak tersingkap oleh jilbab ketika bergerak. Maka sebagai bentuk sikap kehati-hatian kita agar kaki tak tersingkap dan tetap tertutup walau dengan beragam aktivitas. Penggunaan kaos kaki adalah sebuah kebutuhan. 


Begitu mulia kedudukan seorang wanita dalam Islam. Hingga dalam perkara menutup aurat yang sifatnya pribadi pun diatur sedemikian rinci. Hal ini bukanlah bentuk pengekangan terhadap hak-hak wanita. Melainkan penjagaan yang sempurna karena semua bagian tubuh wanita itu amat berharga di hadapan hukum syara.


Hal ini juga merupakan salah satu benteng pertahanan utama untuk mencegah terjadinya jalan perzinahan. Selain dari beragam benteng pencegahan yang lainnya. Yakni ghodzul bashor (menundukkan pandangan), larangan berkholwat (berduaan dengan lawan jenis), mencegah adanya ikhtilat atau campur baurnya wanita dan pria, dan lainnya. 


Karena sejatinya perzinahan terjadi bukan hanya diawali dari niat namun juga kesempatan. Yakni kesempatan melihat aurat yang diharamkan oleh Allah subhanahu wata'ala. Sebagaimana alamiahnya, naluri nau (seksual) memang hadir lantaran rangsangan dari luar. Maka dari itu menutup aurat juga bagian dari upaya menutup pintu maksiat tersebut. 


Namun bagi musuh-musuh Islam, penjagaan ini justru dijadikan celah bagi mereka untuk menyerang Islam. Membuat Islam tersudut dengan mengatakan bahwa penggunaan pakaian syar'i adalah bentuk pengekangan dan tak menghargai nilai-nilai keindahan. 


Maka beragam upaya larangan berpakaian syar'i pun bergulir di negeri-negeri kaum muslim. Bahkan bagi yang sudah berhijab syar'i tak pelak mendapat pemaksaan untuk membuka hijabnya di tempat umum. Sungguh hal ini menunjukan sikap otoriter mereka dan jauh dari kata bijaksana. 


Jadi bersyukurlah wahai muslimah yang ada di Indonesia. Kalian masih lebih mudah menutup aurat jika dibandingkan dengan saudarimu di luar sana. Mereka harus beradu argumen hingga beradu fisik dalam mempertahankan hijab mereka. Sedang kita? 


Jangan lagi ada alasan untuk tak menutup aurat, tak terkecuali bagian yang sering luput ditutup yakni kaki. Menjamurnya pedagang kerudung, gamis bahkan kaos kaki baik online maupun offline justru mempermudah kita memenuhi kewajiban ini. 


"Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.” “Kami mendengar dan kami patuh.” Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Siapa saja yang taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan." (QS. An-Nur: 51-52).


Wallahu a’lam Bishowab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak