Oleh : Hastaria Marissa, S.P*
Antusias masyarakat untuk mempelajari Alquran tinggi. Bacaan yang indah pun dilantunkan hingga menarik banyak netizen menebarkan kebaikan lewat kalam Allah. Ada juga mempelajari Alquran itu semata ingin hijrah menuju Allah.
Bermacam niat orang lain ketika membaca Alquran. Namun tidak dapat dipungkiri ada juga yang mempelajari Alquran untuk popularitas, menarik perhatian simpati atau perhatian masyarakat menggunakan ayat-ayat Allah.
Hal ini tejadi karena ketidakpahaman kaum terkait perbuatan. Islam hanya dipahami seputar ibadah ritual aja. Agama tidak dipakai untuk mengatur kehidupannya atau dalam setiap perbuatannya. Seperti apa seharusnya?
Seharusnya seorang muslim terlebih dulu mesti memahami hakikat dirinya. Makhluk lemah, terbatas dan tiada upaya senantiasa memerlukan bantuan oranglain.
Allah sudah menerangkan ini di dalam Alquran “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) daritanah.Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah. Lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang. Lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging.Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)lain.Maka Maha suci Allah, pencipta yang paling baik . Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
(QS. Al-Muminun:12-15)
Pada akhirnya manusia ini akan binasa. Maka ketika di dunia dia mesti memahami tujuan hidupnya dengan beribadah kepada Allah dengan melakukan amal terbaik (Ihsanul Amal). Menjadikan kalam-Nya penuntun kehidupan atau mendekat pada Alquran.
Ciri-ciri orang yang menjauh dari Alquran itu ada 3 (tiga):
Pertama tidak pernah membaca Alquran,
Kedua membaca tapi tidak paham maknanya
dan yang ketiga membaca, paham maknanya tapi tidak diamalkan.
Agar itu terwujud tentunya mesti dengan ilmu. Ilmu saat penting dalam kita beramal. Sebab tanpa itu, maka kita akan salah jalan atau tersesat yang menyebabkan kita tidak akan sampai ke tempat tujuan kita.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah hanyalah para ulama (orang berilmu) (QS. Fathir 28)
Dalam firman yang lain,
“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat” (Mujadalah 11).
Maka kita mesti memotivasi, menyemangati diri untuk semangat dalam mencari ilmu dengan melakukan upaya untuk mendapatkan ilmu ). Selain juga mengamalkannya dan melakukan amal maruf nahi munkar. Semoga kita senantiasa terus berupaya istikamah dalam kebaikan. Wallahu 'alam
*Penulis Muslimah dari Palangka Raya