Oleh: Siti Ruaida, S.Pd
Yaman dalam cengkraman permainan kekuatan kapitalisme ini adalah kata yang tepat untuk menggambarkan nasib sebuah negeri yang bernama Yaman. Sebuah negeri yang diberkahi yang disebutkan oleh Rasulullah.
Derita Yaman hari ini adalah derita hasil persekongkolan atas nama demokrasi untuk mencari kekuasaan dan keuntungan, yang mengorbankan rakyat terutama anak-anak yang tak berdosa dan tiada kesalahan yang menyebabkan mereka layak untuk dibantai tanpa ampun.
Perang Yaman yang berlangsung dari tahun 2015 hingga sekarang telah merenggut ribuan nyawa tak berdosa. Pengeboman demi pengeboman dalam Perang telah membuat nyawa manusia seakan tidak ada harganya, demi kepentingan segelintir orang atau sekelompok orang yang mempunyài agenda dan kepentingan.Belum lagi dampak susulan yang muncul, berupa kelaparan yang Diperkirakan telah merenggut nyawa 85 ribu anak karena kelaparan sejak pengeboman yang dimulai pada bulan April tahun 2015 hingga bulan Oktober 2018 ketika Arab Saudi memulai serangan udaranya dan kebanyakan dari korban kelaparan ini adalah anak berusia di bawah usia 5 tahun.
Selain serangan udara, Arab Saudi telah memberlakukan sanksi ekonomi dan blokade terhadap Yaman, yang berkontribusi pada krisis kemanusiaan yang semakin parah.Bisa dikatakan yang melatar belakangi krisis di Yaman disebabkan kerakusan imperialis Amerika Serikat dan inggris yang sudah sejak lama menanamkan pengaruhnya di Yaman yang tidak ingin Yaman jatuh ketangan Amerika Serikat karena posisi Yaman yang strategis dengan memanfaatkan agennya Arab Saudi untuk memuluskan tujuan Amerika Serikat dengan terus melakukan pembelaan terhadap apa yang dilakukan oleh Arab Saudi di Yaman dengan alasan memerangi pemberontak syiah.. Dalam hal ini Arab saudi menyalahkan Iran yang memicu Arab Saudi bertindak karena keterlibatan Iran di Yaman dalam mendukung syiah. Arab saudi berdalih akan dengan senang hati mundur dari Yaman. Jika Iran setuju angkat kaki dari Yaman dan perang proxy berdàrah akan dihentikan.
Yaman menderita kàum muslimin membisu
Kesatuan umat hanya sebatas Ilusi ketika melihat kondisi Yaman yang semakin memburuk, bisa dikatakan tidak ada bantuan yang bisa diharapkan oleh rakyat Yaman untuk menyelesaikan persoalan mereka. Wilayah teroturial yang dibungkus nasionalisme telah menghalangi dan membuat sekat kesatuan umat, yang membatasi dan menghalangi urgennya penyelesaian secàra menyeluruh dengan menghilangkan akar penyebab penderitaan rakyat Yaman yaitu permainan global negara imperialis yang menggunakan tangan saudara seaqidah ràkyat Yaman hingga berlumuran darah untuk menyengsarakan saudàranya.
Bencana yang terjadi d Yaman disaksikan oleh jutaan mata tanpa bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan yang didasari atas nama kemanusian dan HAM.
Sebenarnya untuk setiap anak yang terbunuh oleh bom dan peluru dan puluhan anak yang mati kelaparan, sepenuhnya dapat dicegah, tapi apa daya semuanya diam membisu tidak ada teriakan kemanusian dan HAM yang menjadi jargon demokrasi. Seluruh dunia diam melihat kekerasan yang dihadapi anak-anak di Yaman.
Dunia dan kaum muslimin membisu, tidak mampu menyelesaikan persoalan mereka sampai tuntas, hanya sebatas diskusi dan wacana minim aksi nyata yang mampu menghantarkan pada solusi yang mampu mengakhiri penderitaan penduduk Yaman. Bahkan hanya sebatas bantuan kebutuhan panganpun ada upaya memperlambat seperti yang diungkapkan Save the Children bahwa mereka telah dipaksa untuk mengubah rute pasokan untuk bagian utara Yaman melalui pelabuhan selatan Aden, di mana pengiriman memakan waktu tiga minggu, padahal itu adàlah kebutuhan yang mendesak, minimal bisa sedikit meringankan dengan berupaya mempercepat jalur bantuan supaya lebih cepat. Tapi yang dilakukan malah memperlambat bantuan. Sebenarnya siapa yang memperoleh keuntungan dari perang berkepanjangan, adakah Yaman tertolong dengan keterlibatan Arab Saudi dam Amerika Serikat. Jawabnya sama sekali tidak, yang ada hanya untuk ambisi kekuasaan dan pengembangan ekonomi di Yaman bàgi kepentingan mereka.
Amerika sebagai penguasa dunia memang tidak bisa diharapkan dalam menyelesaikan kasus Yaman. Karena kasus tersebut hadir akibat rancangan mereka. Amerika sebagai negara yang memegang kendali dàlam percaturan politik dunia telah memulai permainan dan mereka belum dan tidak berniat menghentikan permainan yang menggelorakan mereka. Sebuah kekuatan ideologi memang tidak bisa dilawan kecuali dengan kekuatan ideologi tandingan dalam hal ini ideologi Islam melalui bingkai Khilafah yang akan hadir sebagai solusi untuk menjamin keamanan Masyarakat Yaman.
Persoalan kaum muslimin di Yaman akan menjadi persoalan seluruh kaum muslimin yang harus diselesaikan, sehingga mereka terbebas dari penderitaan yang berkepanjangan. Khilafah akan menyamin keamanan suatu negeri dengan segenap upaya dan kemampuan agar mampu menghadirkan rasa aman dan ketentraman serta kesejahteraan.
Tidak mengherankan kalau barat sangat khawatir dengan persatuan umat dalam kekuatan Khilafah Islamiah, sehingga mereka sangat bersemangat memanfaatkan boneka mereka yang ada dinegara-negara islam untuk menghalangi perjuangan menegakkan Khilafah Islam. Tapi tidak ada yang bisa menghalangi janji Allah, kebenaran pasti bisa mengalahkan kebathilan. Kabar gembira dari Rasulullah Saw tsumma takunu khilafah ala minhajin nubuwah'(akan kembali khilafah ala mi hajin nubuwah). Adalah sebuah janji yang akan menjadi kenyataan dan sudah ada didepan mata. Yakinlah bahwa janji Allah dan rasulnya adalah benar, tinggal kita sebagai kaum muslimin meyakini dan mengupayakan dengan segenap kemampuan kita maka Allah yang akan mewujudkan. Bersatulah wahai umat sungsung kemenangan, selangkah lagi kemenangan akan kita raih.
Wallahua'lam
Penulis Pengajar di MT.s Pangeran Antasari
Member AMK Kalsel