Wanita Dalam Sistem Kapitalis Memegang Peranan Ganda


Oleh: Sumiati  (Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif )


Manusia tidak ada yang sempurna begitupun wanita. Tugas utamanya sebagai Ummu warabatul bait bisa saja tidak sempurna. Tugas berikutnya Al Ummu al madrasatul ula juga bisa juga tidak sempurna. Ditambah lagi kegiatan dawah, mengajar disekolah, membantu suami mencari tambahan ma isyah.

Masya Allaah peran yang berat bagi wanita dalam sistem Kapitalis ini.


Menjadi Ummu warabatul bait merupakan tugas mulia yang sudah ditetapkan Allaah SWT.  Ditengah kesibukannya ia tetap berupaya sekuat tenaga. Begitu ketika menjadi Al Ummu al madrasatul ula iapun terus berjuang menjadi pendidik putra putrinya.


Namun memang kemujuran belum berpihak padanya. Dengan sistem ini mengharuskan ia terjun untuk membantu suaminya menambah penghasilan untuk keperluan rumah tangga. Tentu saja bukan karena tidak bersyukur melainkan rasa pedulinya terhadap suami dan keluarganya.



Dan karena ia adalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan kekurangan. Memungkinkan ada tugas lain yang kurang teriayah, hal seperti ini membuat para istri membutuhkan perhatian, maaf dan pemakluman. Bukan celaan, tuntutan dan penghakiman dari suami ataupun putra putrinya.


Karena ia begitu bukan karena lalai namun situasi dan kondisi menjadikannya demikian. Karena bagi istri shalihah bukan tuntutan yang ia minta ke suami dan anaknya tapi bersyukur atas semuanya. Sehingga ketika kekurangan harta ia mencoba mencari celah agar ada tambahan lewat tangan terampilnya. Ia tidak ingin membuat suaminya semakin setres memikirkan kebutuhan yang tak kunjung bisa terpenuhi. Terkadang istri harus memenuhi kebutuhannya dengan ngambil dulu ke warung supaya dapur tetap hidup, suami tenang, anak-anakpun bahagia, rumah tangga tenang. Coba bayangkan jika istri yang terus menerus menuntut kepada suaminya untuk memenuhi kebutuhan, bisa jadi ini menambah rumitnya sebuah rumah tangga. Apalagi kalau penghasilan suami jangankan untuk pakaian istri alat alat rias istri. Yang faktanya untuk makan saja kurang. Jika pengorbanan istri yang sedemikian rupa tetap dianggap kurang dan salah, itu akan menyakiti hatinya, melukai dan membuat air matanya deras mengalir.


Tugasnya sudah terlalu banyak. Janganlah dibebani dengan ego pasangannya yang membuat hidupnya semakin berat. Ketika istri berkecimpung didunia dawah juga bukan semata-mata senang diluar rumah, namun ini kewajiban yang Allaah SWT perintahkan.


وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ ﴿١٠٤﴾


"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."


(Q.S.3:104)


Berdawah merupakan konsekuensi keimanan dan rasa takutnya terhadap Allaah SWT.  Para shahabiyahpun berdawah keluar rumah. Karena bisa dibayangkan betapa repotnya laki-laki jika dibebani dawah kesemuanya, baik laki-laki maupun wanita. Padahal aktivitasnya ditengah-tengah sistem kufur ini sangat menyita waktu dan berat. Dawah tanpa bantuan wanita, siapa yang akan memahamkan istri mereka.


Namun menambah aktivitas keluar rumah bukan tanpa alasan yang pasti.

 Padahal  pada dasarnya istri lebih senang dirumah, memasak, mencuci, membereskan rumah dan lain-lain, ketimbang harus berlelah-lelah keluar rumah dengan seabreg aktivitas. Tetapi karena sistem belum berpihak padanya maka mengharuskan ia melakukan semua ini.


Disinilah nyata kegagalan penguasa dalam meriayah rakyatnya. Mereka sibuk dengan urusan perut dan kedudukannya. Sementara rakyat hususnya wanita mendapat ketidak adilan yang sangat sesak menghimpit dada mereka.


Bagaimana dengan sistem Islam, sistem Islam bukan hanya memulyakan wanita, tapi juga memulyakan setiap keluarga. Mereka mendapatkan haknya masing-masing sesuai kebutuhannya. Tidak ada yang dirugikan atau didzalimi. Seluruh manusia baik muslim maupun non muslim hidup tentram dan damai. Tidak deraian air mata wanita atau perihnya hati wanita yang terluka.

Wallaahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak