Oleh: Kunthi Mandasari
(Member Akademi Menulis Kreatif)
Proyek pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah menjadi proyek unggulan. Dengan dalih mampu mendorong pertumbuhan perekonomian. Seperti pembangunan tol yang terintegrasi dengan pelabuhan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan kawasan wisata juga akan berdampak positif pada daerah-daerah sekitarnya, (republika.co.id, 13/01/2019).
Tidak tanggung-tanggung, untuk mewujudkannya pun disediakan anggaran lebih dibanding tahun sebelumnya.
Namun apakah benar pembangunan tersebut untuk kemakmuran rakyat?
Pada faktanya pembangunan tol trans Jawa justru membunuh bisnis restoran di sekitarnya. Semenjak beroperasinya tol Trans Jawa, kondisi jalan pantura relatif sepi. Secara perlahan namun pasti para pengguna jalur pantura beralih haluan. Serta diikuti penurunan omzet restoran yang berada di sepanjang jalan pantura. Jika kondisi ini terus dibiarkan para pemilik restoran harus siap-siap gulung tikar.
Jika memang demi kesejahteraan rakyat, seharusnya anggaran pembangunan infrastruktur dialihkan ke wilayah pedalaman. Kondisi jalan di sana masih banyak yang rusak jauh dari kata layak. Perlu perjuangan untuk bisa melewatinya. Bukanya membangun tol yang untuk melewatinya saja mesti membayar.
Rezim ini telah terbukti ingkar janji. Bukan hanya sekali namun sudah berulang kali. Prioritas utama mereka bukan rakyat yang telah memilih mereka. Tetapi para pemodal yang telah membantu mendanai dalam pemilihan. Rakyat hanya akan selalu dijadikan alat meraup kekuasaan, dengan melempar janji-janji manis yang terus diulang. Setelah dipastikan menang mereka seolah amnesia atau lupa ingatan.
Beginilah wajah demokrasi yang menjadikan manfaat sebagai tolak ukurnya. Hanya yang masih memiliki manfaat diambil dan jika sudah tidak bermanfaat bisa dibuang.
Sebagai rakyat kita berharap mendapatkan kesejahteraan. Namun banyaknya pembangunan tidak bisa dijadikan tolak ukurnya. Buktinya Firaun yang telah berhasil membangun piramida yang mengagumkan justru ditenggelamkan. Karena kemegahan yang dibangun hanya untuk menjauhkan penduduknya dari Allah sang pencipta alam semesta.
Berbeda jauh ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, seluruh wilayahnya berada dalam kemakmuran. Karena Islam diterapkan secara keseluruhan. Menyentuh segala aspek kehidupan. Sehingga mendatangkan berkah dari berbagai penjuru arah.