Oleh: Minah Mahabbah
Dalam
kehidupan ini, kita sering ceria, senyum bahkan tertawa maupun menangis. Di
saat ada hal yang lucu atau bahagia,pasti
akan tersenyum bahkan tertawa, dan jika ada hal yang menyedihkan tak
jarang akan menangis. Itu wajar. Karena itu adalah perasaan yang dimiliki oleh
manusia. Ada kalanya sedih maupun bahagia.
Perasaan
sedih dan bahagia senantiasa mengiringi perasaan setiap manusia. Ketika ia
mendapati sesuatu yang tidak dikehendakinya terjadi atau yang tidak
menyenangkan ia bersedih dan menangis. Sebaliknya, ketika mengalami kebahagiaan
dan kesenangan ia akan tertawa. Menangis dan tertawa asalnya adalah bagian dari
fitrah manusia. Namun bila menangis dan tertawa secara berlebihan maka itu
adalah perbuatan yang melampaui batas.
“Maka hendaklah mereka sedikit
tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka
kerjakan.” (QS. At-Taubah:82)
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu. menerangkan ayat
diatas: dunia ini hanyalah sebentar, silahkan tertawa wahai orang yang suka
tertawa. Jika anda meninggalkan dunia dan menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’aala,
kalian akan menangis sepanjang masa.
Imam
al-Qurthubi didalam kitab tafsirnya berkata: ayat diatas menunjukkan ancaman
bagi orang yang sering tertawa atau menertawakan orang. Dan bukan berarti kita
disuruh menertawai orang lain. Orang yang banyak tertawa terbahak-bahak dapat
mematikan hati. Rasulullah Shollallahu ‘alaihi Wassalam bersabda, “dan janganlah terlalu banyak tertawa.
Sesungguhnya terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati.” (HR. Tirmidzi).
Rasulullah tidak pernah tertawa
terbahak-bahak, Beliau paling besar tertawanya dengan senyuman lebar.
Oleh
karena itu, tertawa boleh-boleh saja
yang penting jangan berlebihan, karena jika berlebihan bisa mematikan hati. Yuk
sikapi perasaan senang dan bahagia dengan tidak berlebihan hingga tertawa
terbahak-bahak.