Harniati Ummu Irsyad
(Pemerhati Umat)
Di tahun politik rezim kini kembali menjanjikan akan membangun perumahan untuk generasi milenial, seperti yang dilansir Republika.com, “Pembangunan perumahan, kurang lebih 13 juta rumah, terutama untuk anak-anak muda, milenial banyak yang belum memiliki rumah makanya 2015 kita bangun 700 ribu rumah, lalu 2016 sebanyak 700 ribu rumah, 2017 sebanyak 800 ribu rumah, 2018 sejumlah 1 juta rumah yang sudah kita selesaikan," kata Presiden Joko Widodo dalam salah satu acara yang disiarkan oleh stasiun TV swasta pada ahad (13/1).
Selain rumah pemerintah akan memperbanyak pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, membangun bandara baru, pelabuhan, membangun jalan-jalan perbatasan, serta membangun bendungan. Jokowi mengatakan dengan infrastruktur yang ada akan memperbaiki pertumbuhan ekonomi di sejumlah daerah dan menjadi sebuah lompatan besar bagi Indonesia untuk lebih maju.
Sebagai contoh pembangunan jalan tol Trans Jawa yang telah memberikan dampak positif bagi daerah sekitarnya. Seperti di Ngawi, pembangunan jalan tol ini telah menumbuhkan kawasan industri seluas 200 hektar.
Buah dari Demokrasi
Setahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pasar modal memang mengalami kenaikan sebesar 4, 4 persen. Namun peningkatan pertumbuhan ini tidak di nikmati kalangan bawah, salah satunya pengusaha rumah makan Arif Munandar mengatakan omset restoran di sepanjang jalur pantura kabupaten Batang, Jawa Tengah turun dibandingkan dengan sebelum tol Trans Jakarta beroperasi (Katada.co.id ahad 13/ 1)
Dalam Sistem Demokrasi saat ini para kapitalislah yang akan menikmati peningkatan dan pertumbuhan ekonomi yang ada di negeri ini . Dan ini dilihat dari meningkatnya orang terkaya di Indonesia yang mencetak rekor dengan total 50.
“Ini menunjukkan bahwa yang menikmati pertumbuhan ekonomi adalah mereka yang memiliki faktor produksi terutama modal dan akses sumber daya alam,” kata Manan kepada reporter Tirto, Kamis (13/12/2018).
Selain itu rezim saat ini membuka lebar-lebar bagi investor untuk pembangunan infrastruktur. Dan tidak hanya itu , pengelolaan pembangunan infrastruktur juga di kelola oleh mereka yaitu pihak asing dan aseng yang telah melakukan investasi sebagai pemilik modal. Sebagai contoh jalan tol Trans Jawa mengundang banyak investor untuk membuka kawasan industri salah satunya di Ngawi, Jawa Timur. dilansir di Tempo.co, “Kawasan industri di Ngawi mengundang makin banyak investor. "Karena dari sisi lahan masih murah, juga dari sisi tenaga kerja masih kompetitif," kata Jokowi di Interchange Bandar Kabupaten Jombang KM 671, Jawa Timur, Kamis, 20 Desember 2018.
Jadi di dalam pembangunan infrastruktur yang ada justru menambah utang. Terlebih rakyat biasa karena infrastruktur saat ini hanya kalangan atas atau kapitalis yang akan menikmati itu semua.
Ini menunjukkan sistem saat ini hanya bisa melahirkan rezim ingkar janji dan tidak amanah pada rakyat secara menyeluruh. Kalaupun janji itu terealisasi pemilik modal atau korporasi yang akan menikmatinya.
Ingkar Janji Tercela dalam Islam
Fungsi seorang pemimpin harus memiliki peran krusial dalam menentukan maju mundurnya sebuah Negara .Untuk itu, pemimpin harus memiliki kemampuan intelektual yang tinggi, analisa yang tajam, percaya diri, berjiwa besar, kuat untuk memahami keadaan umatnya, dan memiliki obsesi yang kuat terhadap, tujuannya. Lebih dari itu seorang pemimpin harus amanah dan tidak ingkar janji terhadap rakyatnya dan akan selalu menepati janjinya karena dalam Islam memandang bahwa kewajiban menunaikan janji adalah perkara yang mutlak. Sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits :
“ Tanda-tanda orang munafiuq ada tiga : jika ngomong dusta,jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanat khianat. ” (H.R.Muslim).
Artinya bahwa betapa pentingnya perkara menepati janji ini, sehingga sebuah hadis menjelaskan bahwa mereka yang tidak menepati janjinya adalah termasuk golongan orang yang munafik. Dalam surat An Nisa ayat 145, Allah berfirman,
“Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka”.
Oleh karena itu tidak ada jalan lain selain kembali pada Islam. Karena sistem Islam telah terbukti melahirkan pemimpin yang benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pemimpin yang amanah dan tidak ingkar janji. Karena dalam Islam ingkar janji adalah perbuatan yang tercela.
Seperti kepemimpinan Umar bin Khattab yang benar- benar menjalankan tugas seorang pemimpin dan memperhatikan kebutuhan rakyatnya secara keseluruhan. Berbeda dengan kepemimpinan dalam sistem saat ini yaitu sistem demokrasi.
Wallahualam Bishshawwab.