Rumitnya Pemilihan Presiden Dalam Sistem Demokrasi Sekularisme

Oleh: Neni (Ibu Rumah Tangga)


Pemilihan umum presiden dan wakil presiden akan segera dilaksanakan tepatnya tgl 17 April 2019. Komisioner komisi pemilihan umum melakukan beberapa metode kampanye untuk pasangan presiden diantaranya acara debat. Dalam debat ini kedua pasangan calon presiden dan wakil calon presiden dapat menyampaikan misi dan visi programnya, debat ini dijadikan referensi penting bagi masyarakat untuk menggunakan hak politiknya pada pemilu yang akan datang


Debat pertama telah dilaksanakan tgl 17 Januari 2019 menurut Dian putri AM Fatwa debat pertama bisa dibilang kurang seru karena adanya kisi-kisi pertanyaan terkebih dahulu. Untuk debat kedua KPU akan mengubah format debat tanpa kisi-kisi, tidak adanya kisi-kisi akan memberikan keleluasaan kepada capres dan cawapres untuk beradu gagasan secara orisinil akan terlihat kualitas siapa yang akan memimpin Indonesia, ujar Dian 


Rumit memang memilih pemimpin sekuler dalam sistem demokrasi, seperti ajang pemilihan putri Indonesia. Padahal kepemimpinan ini diperebutkan hanya untuk melanjutkan kerusakan sistem sekuler.

Dalam Islam mekanisme pemilihan seorang pemimpin sangat simpel yaitu melalui Baiat. Baiat adalah akad sukarela antara rakyat dengan kepala negara untuk memerintah mereka berdasarkan hukum-hukum Allah. Pemimpin dipilih berdasarkan kesanggupannya menerapkan syariah   Islam secara kaffah dan kapabilitasnya dalam mengurus rakyat. 

Rasulullah saw, bersabda " tidaklah seorang hamba, yang Allah minta untuk mengurus rakyat, mati pada hari di mana dia menipu (mengelabui) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan bagi dia surga ( HR al Bukhari dan Muslim ).  

Dalam sistem Islam kepemimpinan berdimensi dunia akhirat, seorang pemimpin faham betul kalau semua yang dilakukan untuk kemaslahatan rakyat. Dia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat nanti di hadapan Allah SWT atas amanah yang dia emban dalam pengurusan berbagai urusan rakyat. berbeda dengan sistem demokrasi dimana kepemimpinannya bersifat duniawiyah sehingga banyak misi dan visi yang dijanjikan tidak direalisasikan hanya kebohongan belaka mereka tidak takut akan pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Wallahu’alam Bi Shawwab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak