Oleh: SW. Retnani S.Pd (Praktisi Pendidikan)
Kerinduan umat terhadap pemimpin yang beriman, bertakwa, amanah dan bertanggung jawab telah memuncak di sanubari seluruh penduduk negeri. Pemahaman agama yang semakin meningkat, mengarahkan umat untuk memperjuangkan sosok seorang pemimpin yang siap menghantarkan umat kepada ketaqwaan yang hakiki.
Bukan pemimpin yang dzalim ataupun anti Islam apalagi pemimpin antek asing dan aseng.
Hal ini tergambar jelas pada peristiwa 212 yang menggemparkan seantero Nusantara dan bahkan sampai ke beberapa negara di dunia.
Kerinduan umat akan datangnya pemimpin yang adil bijaksana sangat mudah di wujudkan apabila seluruh aspek negeri ini berpedoman pada Al Qur'an dan As-Sunnah. Kemudian menjadikan Al Qur'an sebagai standar atau tolok ukur dalam memutuskan seluruh hukum. Maka segala perselisihan dan perbedaan pendapat akan diputuskan dengan merujuk pada Al Qur'an dan As-Sunnah.
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَـوْمِ الْاٰخِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
yaaa ayyuhallaziina aamanuuu athii'ulloha wa athii'ur-rosuula wa ulil-amri mingkum, fa in tanaaza'tum fii syai`in fa rudduuhu ilallohi war-rosuuli ing kuntum tu`minuuna billaahi wal-yaumil-aakhir, zaalika khoiruw wa ahsanu ta`wiilaa
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)
Disinilah letak pentingnya Al Qur'an di terapkan, bukan hanya dibaca atau bahkan hanya untuk pemanis politik.
Seperti dilansir oleh Tribunnews.com (2018/12/30) bahwa Ikatan Da'i Aceh mengundang 2 kandidat calon presiden RI untuk uji baca Al Qur'an.
Menurut Ridwan Habib peneliti radikalisme dan gerakan Islam di Jakarta, tes baca Al Qur'an bagi seorang calon pemimpin yang beragama Islam sangat wajar dan sangat demokratis. Justru, publik makin tahu kualitas calonnya dan akan menambah trust atau rasa percaya dari masing- masing voter atau kelompok pemilih.
Tes baca Al Qur'an juga akan memberi peluang emas masing- masing kubu untuk mendapatkan simpati dan kelompok pemilih Islam.
Sangat terlihat jelas ide tes baca Al Qur'an untuk calon presiden dan calon wakil presiden serta respon terhadapnya merupakan salah satu bukti bahwa dalam demokrasi, Al Qur'an hanya jadi alat permainan politik untuk memenangi persaingan di satu sisi dan keberadaannya di anggap tidak penting di sisi yang lain.
Menganggap tidak penting, merendahkan dan menyepelekan Al Qur'an adalah perbuatan hina yang akan berdampak pada kesempitan hidup. Sebab, Al Qur'an adalah wahyu Alloh swt sekaligus rahmat dan petunjuk hidup yang wajib atas seluruh kaum Muslim untuk mengamalkan isinya dengan kaffah. Allah SWT berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْـقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ ۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
wa nunazzilu minal-qur`aani maa huwa syifaaa`uw wa rohmatul lil-mu`miniina wa laa yaziiduzh-zhoolimiina illaa khosaaroo
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 82)
Saatnya umat mencampakkan sistem sekuler demokrasi yang menempatkan hukum Alloh swt secara tak selayaknya. Sehingga menjadikan negeri ini makin rusak dan bobrok. Alih- alih menyelesaikan masalah, demokrasi justru menjadi sumber masalah! Rakyat semakin sengsara bahkan demokrasi menjadi pintu masuk bagi negara-negara kafir penjajah untuk menguasai dan merampok kekayaan alam negeri ini.
Sungguh, kita tidak perlu ragu untuk mencampakkan demokrasi yang merupakan sistem kufur dan lahir dari ideologi kapitalisme yang kufur.
Ganti dengan sistem Islam yang menerapkan Syariah dan Khilafah yang akan mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan seluruh umat manusia di dunia.
Wallohu a'lam bish showab.