Oleh: Unik Mutiara
(Siswi Kelas XII SMAN 1 Rancaekek)
Tak terasa, kita sudah sampai pada tahun yang baru, tahun 2019. Sudah saatnya kita berfikir dan merenung apa saja yang telah terjadi pada tahun 2018 kemarin. Dan segera berbenah diri untuk menyongsong perubahan yang hakiki. Apabila kita mengamati sebenarnya banyak sekali kasus yang terjadi pada tahun 2018 kemarin.
Dari kasus pejabat yang korupsi, perzinaan dimana-mana, perselingkuhan, maraknya LGBT, dan banyak kasus lain yang terjadi berulang-ulang dan berlarut-larut semakin banyak tanpa penyelesaian yang tuntas.
Disisi lain, masih teringat jelas dalam ingatan kita, negeri ini diguncang berbagai bencana dahsyat. Berupa gunung api yang meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin puting beliung beserta hujan es, yang semuanya itu telah merenggut puluhan ribu nyawa, memporak-porandakan ribuan rumah dan fasilitas umum.
Musibah dan bencana datang karena kemaksiatan yang merajalela, pemimpin/penguasa yang dzalim, dan pelanggaran terhadap syariat Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Hal-hal tersebut juga dapat mengundang musibah dan bencana di negeri ini. Allah SWT yang artinya, “Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat perbuatan tangan (kemaksiatan) manusia supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian akibat perbuatan (kemaksiatan) mereka itu agar mereka kembali (ke jalan-Nya).” (TQS ar-Rum: 41).
Banyaknya bencana alam di negeri ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Segeralah berubah untuk menjadi lebih baik. Tinggalkan maksiat, dan bertaubat kepada Allah. Karena kemaksiatanlah yang dapat mengundang bencana di negeri ini.
Maka, sudah saatnya kita sadar akan pentingnya penerapan Islam secara kaffah. Hilangkan segala bentuk sebab kemurkaan Allah dengan menerapkan syari’at Islam. Seperti penerapan Sistem Islam dalam naungan negara Khilafah yang pernah diterapkan selama 13 abad lamanya. Inilah saatnya, inilah waktunya untuk segera menerapkan syari’at Allah dan menegakkan kembali khilafah Islam.
Allaahu a'lam bi ash-shawab.