Oleh : Eva Irma Kusmayanti, S.Pd (Muslimah Peduli Umat)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat angin puting beliung yang menerjang wilayah Rancakekek, Kabupaten, Bandung, Jawa Barat terjadi hari Jumat (11/1/2019).
Menurut Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho pada Sabtu (12/1/2019) menyatakan selain 640 unit rumah rusak, dilaporkan 1 orang luka berar, 15 orang luka ringan dan 82 KK mengungsi masjid dan di tenda pengungsian. (Tribunnews.com)
Angin puting beliung yaitu angin kencang yang datang secara tiba – tiba, mempunyai pusat, bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi dan punah dalam waktu singkat (3 – 5 menit). Kecepatan angin rata – ratanya berkisar antara 30 – 40 knots. Angin ini berasal dari awan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan yang bergumpal berwarna abu – abu gelap dan menjulang tinggi. Namun, tidak semua awan Cumulonimbus menimbulkan puting beliung.
Bencana terus terjadi dibeberapa kota di Indonesia. Termasuk Jawa Barat yang seolah-olah bencana alam tak berhenti beritanya. Dari longsor, banjir, gempa serta puting beliung. Puting beliung yang terjadi di Rancaekek pada sore hari, selain merugikan secara materil juga secara moril terhadap warga.
Wilayah yang luas didekat pematang sawah banyak terdapat pemukiman warga. Termasuk berdirinya perumahan subsidi untuk warga yang ingin memiliki rumah dengan harga terjangkau.
Selain bermanfaat bagi masyarakat, angin juga dapat menimbulkan masalah. Angin yang sering menimbulkan kerusakan seperti angin topan, angin puting beliung dan lain-lain, angin tersebut adalah angin kencang yang datang tiba-tiba dan membuat kerusakan. Di dalam beberapa ayat Al-Qur’an disebutkan antara lain :
QS ; Ibrahim 14 : 18
“Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”.
QS ; Al-Israa’ 17 : 69
“Atau Apakah kamu merasa aman dari dikembalikan-Nya kamu ke laut sekali lagi, lalu Dia meniupkan atas kamu angin taupan dan ditenggelamkan-Nya kamu disebabkan kekafiranmu. dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun dalam hal ini terhadap (siksaan) kami”.
QS Al Anbiyaa’ 21 : 81
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. dan adalah Kami Maha mengetahui segala sesuatu”.
QS Al-Hajj 22 : 31
“Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”.
Tafsir : Barang siapa menyekutukan Allah dengan selain-Nya, berarti dia telah membinasakan dirinya sendiri sebinasa-binasanya. Perumpamaannya seperti keadaan orang yang jatuh dari langit lalu disambar burung, kemudian burung itu memotng-motong anggota tubuhnya; atau seperti orang yang diterbangkan oleh angin lalu dijatuhkan di tempat yang jauh dan tidak bisa kembali dari padanya (Al-Maraghiy,1989:181).
Dari beberapa ayat Al-Quran telah jelas dipaparkan bahwa angin digerakkan sesuai dengan perintah dan kuasa Allah. Manusia tidak bisa menolak bencana. Angin puting beliung tidak bisa dibendung oleh peralatan canggih buatan makhluk.
Betapa manusia lemah dan terbatas tak mampu berbuat banyak untuk menghalau musibah apapun. Maka dari itu, segeralah manusia bertaubat mengakui kesalahannya. Introspeksi diri bahwa apa yang telah diperbuatnya selama ini banyak membuat kerusakan dimuka bumi.
Sehingga, dengan cepat mengundang azab dari Allah. Kembalilah kepada Islam untuk mengatur segala problematika kehidupan di dunia, agar segera tercipta Islam Rahmatan Lil'Allamiin bagi seluruh alam. Wallahu'allam Bishowab