Pro Kontra Tes Baca Quran bagi Pemimpin Negara
Oleh: Endang Noviyani
Bak pergulatan di arena pertandingan, mungkin itu sekilas gambaran suasana politik yang terjadi di negeri ini. Dimana di tahun 2019 ini merupakan tahun Politik, masyarakat akan memilih pemimpin yang sejatinya bisa meneruskan harapan bangsa dan generasi untuk membangun negeri yang saat ini sedang mengalami berbagai problematika. Perlahan-lahan Masyarakat mulai memahami bahwa memilih pemimpin yang islami haruslah menjadi syarat utama capres dan cawapres nanti. Ini wajar karena mayoritas masyarakat di negeri ini adalah muslim. Tak ayal berbagai tanggapanpun diusulkan untuk melihat kualitas para pemimpin bangsa nanti, seperti yang saat ini ramai diperbincangkan yaitu tantangan adanya tes baca Al-Quran bagi kedua pasangan Capres dan Cawapres. Tantangan itu disampaikan oleh Ketua Dewan Pimpinan Ikatan Dai Aceh, Tgk Marsyuddin Ishak di Banda Aceh, Sabtu (29/12/2018) . "Jateng.Tribunnews.com
Pro Kontra atas usulan tersebut pun terus bergulir. Ada yang setuju dan ada juga yang tidak setuju dengan berbagai alasan yang mereka kemukakan. Tapi apakah dengan hanya membaca Al Quran saja bisa melihat sejauh mana keislaman dan kualitas pada kedua pasangan capres dan cawapres tersebut ?Al-Quran sejatinya adalah petunjuk hidup bagi manusia, sudah seharusnya al quran itu dibaca, dipahami, dan diamalkan isinya. Hukum dari membaca Al Quran itu sendiri adalah sunnah, jika dilaksanakan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Tetapi hukum dari memahami dan mengamalkan seluruh isi al quran adalah wajib yang apabila tidak dilaksanakan akan berdosa. Jadi dengan adanya usulan tes baca Al Quran bagi kedua pasangan capres dan cawapres, bukanlah satu-satunya cara untuk menentukan kualitas kedua pasangan capres dan cawapres. Sebagai pedoman hidup, Al Quran tak hanya dibaca saja, namun juga wajib diterapkan isinya dalam kehidupan. Jadi salahsatu cara menentukan kualitas pemimpin didalam islam yaitu sejauh mana ia bisa menerapkan hukum Allah yang ada didalam Al-Quran dan As-sunnah, dan menjalankan seluruh tugas yang diamanahkan dengan tetap berpegang teguh kepada syariatNya. Itulah yang seharusnya menjadi poin utama dalam menentukan kualitas pemimpin.
Kadar keislaman pemimpin sangat penting. Kemampuan dalam membaca Al Quran pun juga merupakan salah satunya. Tapi jangan dijadikan ukuran utama. Bagi pemimpin, kewajiban paling besar baginya adalah menerapkan seluruh isi al quran. Dan itu semua dapat terwujud jika kita menerapkan syariat islam secara menyeluruh dan sempurna dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah yang akan membawa rahmat bagi semesta alam.
Wallohu'alam bish shawab