Oleh: Sumiati (Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif )
Bukanlah hal baru yang terjadi disekitar kita suasana yang panas akibat perbedaan pemahaman. Sejak masa Rasulullah saw hal ini sudah ada terjadi dan bahkan di masa Nabi Adam pun ini telah terjadi. Bukan hanya sekedar suasana yang panas, tetapi pertengkaran hebat dan perkelahian juga pembunuhan itu sudah sunatullaah pernah terjadi sejak manusia pertama.
Itulah manusia dua potensi dalam dirinya sering tak sejalan dengan wahyu Ilahi. Allaah SWT berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا ﴿٧٢﴾
"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh,"
(Q.S.33:72)
Amanat yang Allaah SWT maksud adalah ketaatan yang sebelumnya telah Allaah SWT tawarkan kepada mereka tapi mereka tidak sanggup. Akhirnya Allaah SWT tawarkan kepada Nabi Adam as kemudian Nabi Adam as bertanya, "Apa saja konsekuensinya Wahai Tuhanku? Allaah SWT menjawab, jika kamu berbuat baik maka akan mendapatkan pahala. Dan jika berbuat buruk kamu disiksa. Lalu amanat itu diambil Nabi Adam.
Maka seluruh manusia jika inginkan surga maka taatilah Allaah SWT dan Rasul-Nya.
Allaah SWT berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ﴿٦٠﴾
"Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.""
(Q.S.40:60)
Di dalam hadits Rasulullah saw sombong merupakan selendang Allaah SWT. Sehingga manusia dengan berbagai kekurangannya sangat tidak pantas sombong. Walaupun kenyataannya manusia amat sombong. Sulit menerima nasihat adalah sifat sombong karena merasa lebih baik atau paling baik. Terkadang mendengar nasihat ia abaikan seolah tidak mendengar apa yang dinasihatkan.
Memandang orang lain tidak ahli, tidak mampu, fokus hanya dirinya sendiri yang paling mampu, paling segala tahu, paling disegani, paling menguasai, tidak pernah melihat sedikitpun usaha orang lain. Seolah orang lain tidak ada yang benar itulah sombong.
Sementra Allaah SWT memerintahkan kepada manusia beramal sesuai dengan qimahnya masing-masing. Syaikh Taqiyyuddin An nabhani menjelaskan dalam kitabnya, qimah ada empat:
1. Qimah ruhiyyaah
2. Qimah insaniyah
3. Qimah khuluqiyyah
4. Qimah madaniyyah
Sehingga jika seseorang melakukan ibadah qimahnya jelas yaitu ruhiyyaah atau pahala. Sehingga tidak ada orang yang beribadah atau berdawah kemudian berharap hasilnya materi. Dan tidak akan ada seseorang menolong dengan harapan dapatkan imbalan materi. Dan tidak akan ada seseorang berakhlaq mulia namun berharap qimah yang lain. Begitupun qimah madiyyah, akan tetap mengharap hasilnya materi bukan yang lain.
Apapun yang manusia lakukan qimah yang hendak dicapai haruslah sesuai dengan yang Allaah SWT perintahkan.
Dan ini merupakan penjagaan amal manusia dari Sang Maha Pencipta yaitu Allaah SWT.
Wallaahu a'lam bishawab.