Nina Marlina, A.Md. (Anggota Akademi Menulis Kreatif)
Ketika sebagian besar remaja ikut euforia merayakan tahun baru. Sebagian remaja Muslim yang lain justru menyatakan untuk tidak ikut-ikutan dalam merayakannya. Alasannya, karena perayaan tahun baru Masehi merupakan budaya kafir. Selain itu, perayaan tersebut selalu dibarengi dengan kemaksiatan. Sebagai seorang Muslim tentu kita tidak pantas dan haram merayakannya.
Seneng rasanya lihat remaja Muslim ini berani bicara kebaikan. Berani untuk menyampaikan kebenaran dan menolak kemaksiatan. Pernyataan mereka tersebut ada yang ditulis di dalam lembar pernyataan sikap, di media sosial, dan disampaikan lewat video. Mereka ini ada yang masih usia SD, SMP juga kakak-kakaknya yang SMA dan kuliah. Wah keren banget ya.
Memang, tantangan remaja saat ini sangatlah besar. Kaum remaja diserang terus menerus dengan faham sekular (memisahkan agama dari kehidupan), liberal (kebebasan) dan budaya permisif (serba boleh). Faham tersebut dimasukan dalam bentuk 3 F yaitu food, fashion dan fun. Dengan food (makanan), para remaja menjadi lebih suka dengan fast food (makanan cepat saji). Meski halal tapi kebanyakan tidak thoyyib. Atau makanan minuman yang harganya sangat mahal, tapi kalau tidak ikut beli merasa gengsi dengan teman yang lain.
Kedua, dengan fashion (pakaian), remaja selalu mengikuti trend. Memakai pakaian yang membuka aurat, karena ingin dianggap gaul. Mengikuti model artis terkenal atau idolanya. Sementara dengan fun (hiburan), remaja dilenakan dengan film-film, sinetron dan musik. Merasa senang dan puas jika sudah bisa pergi ke bioskop. Download film korea, punya gadget mahal, atau nonton konser musik.
Namun, sebagian remaja Muslim tadi hebatnya tidak terbawa arus pergaulan bebas remaja saat ini. Selain sholeh sholehah, mereka juga tetap bisa berprestasi dan membanggakan orang tuanya. Berusaha untuk selalu terikat dengan hukum syara’. Tidak pacaran, tidak khalwat (berdua-duaan) / ikhtilat (campur baur), menjaga pandangan dan menutup aurat. Insya Allah merekalah generasi pemimpin peradaban Islam yang akan datang. Aamiin.
Lalu, dengan sedemikian besar tantangan tadi kok mereka bisa ya seperti itu? Jika kamu juga masih penasaran dan ingin seperti mereka, kamu bisa gabung dengan komunitas-komunitas remaja muslim ideologis di wilayahmu. Selain, itu remaja hebat ini tidak terlepas dari peran dan bimbingan para guru, ustadz ustadzah juga orang tua mereka. Barakallahu fiikum.