Pemimpin Minus Visi Misi, Bagaimana Bisa?

Oleh : Ade Irma (Aktivis Revowriter)


Memasuki Tahun 2019, Indonesia saat ini sedang memanas memasuki tahun politik. Pasalnya, jelang pemilu 17 April 2019, publik kerap disuguhi berbagai hidangan politik yang menguji akal sehat. Bagaimana tidak, berbagai dagelan politik dimainkan oleh dua kubu, baik itu pertahanan bahkan perlawanan. Wajar saja, sejak masa  kampanye  kurang lebih 3 bulan ini ruang publik dijejali dengan caci maki antar pendukung, informasi hoaks, hate speech dan propaganda yang berbau sarkastik serta kering dari penyampaian visi dan misi.


Dilansir dari JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana sosialisasi visi dan misi pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak akan difasilitasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Keputusan tersebut diambil berdasar kesepakatan antara KPU dengan tim kampanye pasangan calon melalui rapat bersama yang digelar pada Jumat (4/1/2019) malam.

Sosialisasi tetap akan dilakukan, tetapi oleh masing-masing tim kampanye.

"Sosialisasi visi-misi tadi malam juga sudah diputuskan, silakan dilaksanakan sendiri-sendiri tempat dan waktu yang mereka tentukan sendiri. Jadi, tidak lagi difasilitasi oleh KPU," kata Ketua KPU Arief Budiman saat ditemui di Hotel Mandarin, Jakarta Pusat, Sabtu (5/1/2019).


Keputusan KPU (Komisi Pemilihan Umum) ini tentu sangat disayangkan oleh publik. Sebab harusnya penyampaian visi misi paslon menjadi perhatian khusus dan mendapatkan porsi yang besar  oleh KPU sebab visi misi paslon ini akan menentukan arah ketersinambungan Indonesia 5 tahun kedepan. 

Dilansir oleh TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menyayangkan sikap KPU yang tidak jadi memfasilitasi penyampaian Visi Misi Pasangan Capres sangat disayangkan. 

Menurut Karyono Wibowo, justru penyampaian visi misi capres yang seharusnya dikedepankan agar masyarakat mengetahui arah pembangunan yang akan dilaksanakan pada 5 tahun ke depan. 

"Penyampaian visi misi justru sangat substansial dan penting dalam pertarungan politik modern. Karenanya penyampaian visi misi seharusnya mendapat porsi terbesar dalam tahapan pemilu," tegas Karyono Wibowo kepada Tribunnews.com, Minggu (6/1/2019).


Ditambah lagi dengan alasan KPU yang sangat disayangkan oleh publik. Sebab alasan ini tidak bisa diterima. Sebab permasalahan penyampaian visi misi paslon ini hanyalah perkara teknis, baik itu waktu dan tempat. Tidak ada alasan demi keberlangsungan dan kedaulatan Indonesia apalagi hanya perkara sepele seperti ini. 

Dilansir oleh NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Alasan KPU membatalkan sosialisasi visi misi masing capres cawapres, menurut Arief Budiman karena pihak KPU merasa kerepotan. Dirinya mengaku tak bisa mengakomodir semua keinginan kedua paslon capres-cawapres.


“KPU agak kerepotan kalau memfasilitasi keinginannya agak berbeda-beda, KPU memutuskan kalau sosialisasi bisa dilakukan oleh masing-masing paslon di tempat dan waktu yang mereka tentukan sendiri,” sambungnya.


Jika kita lihat seksama bagaimana bisa Pemimpin yang akan menentukan arah kedepannya negeri ini akan dibawa kemana tanpa visi misi? Akan seperti apa jika visi misi saja tidak jelas dan tidak transparan. Hingga akhirnya membuat rakyat menjadi bingung dalam menentukan pemimpin kedepannya. Padahal masalah kepemimpinan dan  visi misi ini adalah perkara mendasar agar rakyat bisa menimbang dan memilah siapa yang tepat untuk menjadi pemimpin dinegeri ini agar tercapainya Indonesia yang maju dan berdaulat. 


Dalam Islam masalah kepemimpinan dianggap masalah yang sangat penting sehingga para ulama membahas dengan mendetil dalam berbagai kitab Fiqh Siyasah. Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan, “Agama dan kekuasaan adalah seperti dua orang saudara kembar,  keduanya tidak bisa dipisahkan. Jika salah satu tidak ada, maka yang lainnya tidak akan berdiri secara sempurna. Agama adalah asas sementara kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu tanpa adanya asas akan rusak dan jika tidak dijaga ia akan hilang.”

Kepemimpinan pula  dalam Islam adalah amanah yang pasti akan dipertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah sang pencipta.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda :

“Setiap Kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya”. (HR. Bukhari Muslim)

Pemimpin Islam  haruslah tentu amanah dan bertanggung jawab terhadap apa yg akan ia lakukan dan dalam islam sudah menetapkan sifat ataupun karakter pemimpin itu sendiri, seperti apa ? yakni  yang Pertama, memiliki pribadi yang kuat, Kuat secara pemikiran, cerdas dan paham tentang tatalaksana kenegaraan dan hubungan internasional ,sensitifitas memimpin, berperilaku dan senantiasa terikat dengan hukum syara’.


Kedua, Taqwa dimana kesadaran ruhiyah tinggi, tidak egois, tidak rakus dan tidak zhalim, serta menjalankan amanah dan tanggung jawab kepemimpinan dengan tepat dan benar. Ketiga, Cinta rakyat, dimana pemimpin harus menyayangi rakyat dan mengutamakan mereka, pemberi berita gembira bukan menakut-nakuti rakyat serta memudahkan urusan rakyat bukan mempersulit keadaan mereka.


Begitu pula dalam tanggung jawab umum yang mesti dimiliki oleh pemimpin adalah seseorang yang memiliki nasihat taqwa pada rakyat yang bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi rakyat dari musuh dan hal buruk yang berasal  dari dalam maupun luar negeri, tidak menipu rakyat, dapat menjaga harta rakyat, tidak korupsi, mampu mengelola harta umum dan negara dengan amanah, dan terakhir, ia menerapkan syariah tidak menerapkan aturan UU lain selain syari’ah Islam.


Sehingga karakter pemimpin seperti ini, akan terwujudlah syariat Islam dalam mengatur kehidupan, jika hari ini tanpa visi misi suatu hal yang amat tidak bisa masuk akal bagaimana cara rakyat untuk memilih dan mengetahui pemimpinnya tapi berbeda dalam sistem islam yang memiliki kriteria yang harus ada dalam pemimpin islam sehingga mungkin jika tanpa visi misi rakyat pun sudah menyakini bahwa calon pemimpin dalam sistem islam tidak diragukan lagi, tapi jika tidak menerapkan sistem Islam siapa yang dapat menjamin calonpemimpin tersebut memiliki karakter seperti karakter pemimpin islam ? Tentu tidak ada.


Sungguh pemimpin berdasarkan kriteria Islam sudah sangat dirindukan oleh umat, kepemimpinan yang baik lagi bertaqwa dan bertanggungjawab hanya lahir dari sistem baik pula yang bersumber dari sang pencipta yaitu Allah swt. Yang Maha Mengetahui atas apa yang diciptakannya. Maka sudah selayaknya kita kembali kepemimpinan yang benar yaitu Kepemimpinan Islam yang hanya tercipta dan terwujud melalui sistem Islam yaitu Khilafah Islamiyyah. Wallahu a'lam.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak