Oleh: Yeti Atho (Ketua MT Nurul Iman)
Akhir-akhir ini isu keagamaan diangkat dalam kompetisi antar capres cawapres. Setelah persoalan sholat, kali ini muncul gagasan tantangan membaca Al Qur’an untuk pasangan capres dan cawapres yang diusulkan oleh TGK Masruddin Ishak MUI Banda Aceh. Seolah-olah para politisi kehabisan cara untuk meraih suara umat Islam sehingga isu agama pun dimainkan.
Walaupun baru sekedar gagasan, umat Islam tidak boleh terkecoh. Memang benar, bahwa membaca Al Qur’an bagi umat Islam memiliki banyak keutamaan. Ada pahala yang diberikan oleh Allah SWT dari setiap huruf yang dibaca baik yang terbata-bata sampai yang sangat lancar membacanya, selain itu setiap muslim yang senang membaca Al Qur’an maka Al Qur’an akan menemaninya. Dan tentunya wajib membacanya dengan tajwid yang benar.
Namun demikian,
bukan berarti Al qur’an diturunan Allah SWT hanya untuk dibaca saja, terlebih hanya untuk dijadikan alat untuk meraih suara umat untuk kepentingan politik. Allah SWT telah menurunkan Al Qur’an berisi petunjuk dalam menyelesaikan persoalan hidup manusia. Dan banyak ayat dalam Al Qur’an yang mewajibkan umat Islam untuk mengamalkan Al Qur’an secara kaffah.
Umat Islam bukan hanya butuh pemimpin yang fasih membaca Al Qur’an dan bisa memimpin sholat saja. Akan tetapi, umat Islam membutuhkan pemimpin yang mampu mengamalkan seluruh isi Al Qur’an dalam setiap aspek agar kehidupan umat menjadi berkah.
Wallahu ‘alam bi showwab.