Pajak Melekit Rakyat Menjerit


Oleh : Messy (Aktivis Mahasiswa)

Kian hari pajak kian melekit, bagai susunan piramida. Sehingga, membuat rakyat terus menjerit. Bagaimana tidak, biaya hidup yang besar menjadi beban tersendiri yang harus di pikul oleh rakyat. Dalam sistem neoliberal, pajak dan hutang merupakan sumber pendapatan negara.

Berdasarkan data APBN 2018 lalu yang telah di tulis oleh Kementrian Keuangan Indonesia, besarnya penghasilan yang di dapatkan oleh negara sebagian besar dari perpajakan. Total pendapatan sebesar Rp 1.894,7 Triliun dan begitu fantastis sebab dana pajak merupakan penyumpang terbesar sebanyak Rp 1. 618, 1 Triliun. 

Selain itu, pajak bagai nyamuk yang terus mengecup darah rakyat tanpa henti. Berbagai jenis pajak di pikul oleh pundak rakyat. Dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) bagi mahasiswa yang telah sarjana, dan kini menyerembet ke e-dagang, youtuber, selebgram juga di bebankan pajak.

Semua pemilik platform saat mendengar adanya penerapan dari Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 210 Tahun 2018 tentang pajak.

Pajak di kenakan baik kepada pemilik platform maupun kepada mitra-mitra yang sering di sebut dengan UKM. Pemerintah ingin pedagang, dan penyedia jasa di platform e-dagang itu membayar pajak mulai April 2019, seperti yang dikutip di Kompasiana.com, pada tanggal (15/01/19).


Jeritan Rakyat Di Sistem Neoliberal

Hidup di sistem neoliberal membuat dada rakyat sesak dan sulit untuk bernafas. Sistem ini mengandalkan pajak dan hutang sebagai titik tumpunya. Sehingga terus mencekik rakyat di seluruh lini kehidupan. Lagi dan lagi, rakyat di jadikan santapan yang harus di lahap oleh pemerintah. Bahkan sadisnya rakyat di jadikan tumbal untuk menampung hutang negara yang membukit. Membuat rakyat terperangkap dalam penjara merana.

Kekayaan yang melimpah ruah di negeri ini pun tidak mampu menjadi penghibur duka rakyat. Sebab, kekayaan sumber daya alam negara ini hanya tinggal nama belaka. Terbukti, pemerintah hari ini tidak mampu melayani rakyat secara optimal. Sehingga semakin membuat rakyat semakin menjerit. Sebab semua lapisan rakyat di gerogoti pajak dengan dalil membangun infrastruktur. Padahal, mereka dengan mudah menjual aset negara kepada asing dan aseng.

Sistem neoliberal sudah menyatakan dirinya telah gagal dalam menjadi pelayan rakyat. Saatnya mencampakkan sistem ini yang jelas rusak dan tidak berguna sama sekali. Sungguh miris negara ini, negara yang kaya dan makmur tapi rakyatnya masih banyak berteriak kelaparan sebab menerapkan sistem yang salah.


Rakyat, Sejahtera Dengan Islam

Dalam negara Islam semua itu tidak akan di temui, rakyat akan hidup makmur dan sejahtera. Sebab, khalifah mengurusi dan menjamin hak dan kebutuhan setiap rakyatnya. Kekayaan alam tidak akan di biarkan asing dan aseng mengeruk. Tapi, negara sendiri yang akan mengelolanya lalu hasilnya di kembalikan kepada rakyat. Hal ini tentu mampu mengurangi angka pengangguran dan rakyat tidak lagi di palak dengan pajak. Pajak bukanlah sebagai pendapatan negara untuk membangun infrastruktur. Karena sejatinya negara adalah pelayan bagi rakyatnya.

Dalam Islam, pajak adalah kewajiban tambahan setelah zakat, yang di punggut ketika baitul mal kosong. Tapi, jika baitul mal telah berisi harta maka tidak wajib membayar pajak. Pajak bukanlah suatu kewajiban yang harus di bayarkan tiap tahun. Sebab, perkara pembiayaan dan pengeluaran negara di peroleh dari sumber selain dari zakat.

Seperti: 1) Ghanimah (barang rampasan seusai perang), 2) Kharaj (tanah rampasan seusai perang), 3) Fai (Segala sesuatu harta rampasan dari orang kafir), 4) Jizyah (Hak yang Allah berikan kepada kaum muslim dari orang-orang kafir sebagai syarat bahwa mereka patuh dan tunduk terhadap Islam), 5) Harta milik umum yang di lindungi negara, 6) Harta haram penjabat dan pegawai negara, 7) Khumus, Rikaz dan tambang, 8) Harta orang yang tidak mempunyai ahli waris, dan 9) Harta orang murtad.

Saatnya kembali pada sistem ekonomi Islam yang berlandaskan pada aturan Sang Pencipta. Pasti mengoptimalkan kekayaan alam yang di berikan Allah dengan pengaturan yang benar. Dan akan menebar maslahat bagi semua rakyat, muslim maupun kafir. Karena, Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. Allahu Akbar.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak