Oleh: Noor Atika Sari
Kehidupan bermasyarakat memerlukan pemimpin untuk membantu mengatur terlaksananya ketertiban dalam pemenuhan kebutuhan. Mulai dari pemimpin di lingkungan terkecil, yakni keluarga. Sampai dalam tatanan masyarakat besar berupa negaara. hal ini lahir dari fitrah naluriah manusia agar ia bisa mempertahankan eksitensi hidupnya.
Pada dasarnya manusia secara individu lemah, terbatas dan serba kurang. oleh karena itu manusia membutuhkan manusia lainnya. dari sini munculah aktivitas kerjasama. namun di antara sekelompok manusia ada individu yang memiliki sifat menonjol dalam menyelesaikan permasalahan bersama. individu ini kemudian menjadi pemimpin di kelompoknya.
Perkembangan jumlah dan interaksi manusia di berbagai wilayah yang berbeda tidak sama satu sama lain. Begitu juga kriteria atau standar seseorang yang layak menjadi pemimpin berbeda-beda. Bahkan cara terpilih dan menjadi pemimpin juga berbeda. Landasan kebijakan dan pengetahuan pun berbeda. Ketika pemimpin membuat menjalankan peraturan yang dibuatnya sendiri sangat rentan menimbulkan perselisihan antar manusia. Baik perselishan antara rakyat dengan rakyat, pemimpin dengan rakyat, maupun pemimpin denngan pemimpin lainnya.
Allah SWT Yang Maha Mengetahui kebutuhan makhluk-makhluk-Nya tidak membiarkan manusia hidup dalam kegelapan. Allah SWT mengutus para Nabi dan Rasul untuk menjadi pemimpin di setiap umatnya membawa cahaya kebenaran untuk menjalani hidup. Masing-masing umat yang taat kepada Allah dan rasul serta nabi, mereka menjalankan kehidupan mengikuti petunjuk-Nya. Walaupun rasul dan nabi sudah meninggal, mereka tetap berpegang teguh pada ajarannya sampai akhir hayatnya atau sampai diutusnya nabi dan rasul berikutnya.
Saat ini masa kenabian dan kerasulan sudah berakhir. Risalah Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW lah yang menjadi pegangan dan pedoman untuk mengatur kehidupan di segala bidang. Aturan Islam yang sempurna berlaku untuk seluruh umat manusia yang hidup di masa beliau maupun sepeninggal beliau hingga hari kiamat.
Rasulullah telah memberikan contoh riil dalam memimpin. Demikian pula dalam cara beliau memilih pemimpin yang diutus ke berbagai wilayah dalam negara yang beliau pimpin. Rasulullah memilih dan mengangkat pemimpin ke berbagai daerah agar urusan permasalahan hidup masyarakat di seluruh penjuru negeri bisa diselesaikan sesuai dengan Islam yang tentu akan selaras dengan fitrah manusia.Pemimpin adalah orang yang bertugas menyelesaikan masalah manusia. Oleh karena itu Rasulullah memilih orang0orang yang memiliki kemampuan untuk melakukannya. Beliau memilih orang-orang terbaik dengan kriteria yang sesuai harapan beliau dan umat.
Generasi sahabat merupakan yang terbaik dan menjadi rujukan generasi berikutnya setelah kepergian Rasulullah dari dunia ini. Mereka para penghapal Al-Quran, kefasehan membacanya tidak diragukan. Namun Rasulullah memilih di antara mereka untuk menjadi pemimpin tidak hanya dilihat dari sisi seberapa faseh membaca Al-Quran atau berapa banyak ayat dan surah yang mereka hapal. Melaksanakan kewajiban sholat fardhu maupun menambahnya dengan sholat-sholat sunat sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Bahkan mereka tentu bisa untuk menjadi imam dalam sholat. Tapi Rasulullah juga tidak memilih sahabat yang diutus menjadi pemimpin hanya karena mampu menjadi imam sholat.
Rasulullah SAW mengangkat pemimpin untuk bertugas menjadi para Wali dan Amil ke berbagai wilayah dengan memilih mereka yang paling dapat berbuat terbaik dalam kedudukan yang akan disandangnya, selain hatinya yang telah dipenuhi dengan keimanan. Beliau bertanya tentang tata cara yang akan mereka jalankan dalam mengatur pemerintahan. Di antaranya adalah ketika beliau mengutus Mu’adz bin Jabal al-Khazraji ke Yaman. Beliau pernah bertanya kepadanya sebelum Mu’adz berangkat, “Dengan apa engkau akan menjalankan pemerintahan?”Mu’adz menjawab, “Dengan Kitab Allah”. Beliau bertanya lagi,”Jika engkau tidak menemukannya?”. Dia menjawab, “Dengan sunah Rasulullah”. Beliau bertanya lagi, “Jika engkau tudak menemukannya?”. Dia menjawab, “Saya akan berijtihad dengan pikiran saya”. Selanjutnya beliau berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pemahaman kepada utusan Rasulullah terhadap yang Allah dan Rasul-Nya cintai.
Demikianlah, pemimpin yang dipilih Rasulullah dan dibutuhkan umat. Meskipun ia berijtihad, tentu saja berpegang pada Al-Quran dan Sunah Rasulullah. Beginilah pemimpin yang kita butuhkan untuk memutuskan perkara permasalahan di seluruh aspek kehidupan dengan dilandasi keimanan dan berpedoman kepada Al-Quran dan Sunah Rasulullah. Pemimpin yang tidak menjadikan hukum-hukum lain yang hanya bersandar pada hasil pemikiran manusia semata. Pemimpin seperti yang dipilih Rasulullah ini menjadi pilihan kita, pemimpin yang takut di yaumil hisab.[]
*(Guru SMPN Candi Laras Utara 1)