Oleh: Minah, S.Pd.I
Kematian adalah rahasia, kematiaan adalah berakhirnya ajal seseorang karena Allah Subhanahu Wa Ta’aala telah mengambilnya. Kematian pasti akan terjadi pada siapapun. Ia tidak kenal usia, dalam keadaan miskin atau kaya, dalam kondisi sakit atau sehat, siap atau tidak, Saat kematian menjelang, ia tak dapat dimundurkan sedetikpun. Allah Subhanahu Wa Ta’aala berfirman:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati...” (QS. Ali ‘Imran: 185).
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh...” (QS. An Nisa’: 78).
Tapi, sangat disayangkan jika masih banyak manusia yang belum mempersiapkan dirinya dengan alasan masih muda dan masih ingin bersenang-senang. Sementara kematian itu sangat dekat. Ada juga yang takut mati karena amalannya belum cukup, dan karena belum siap mati. Padahal kematiaan akan datang kapan saja jika Allah inginkan.
Jadi, sekaya apapun kita, sehebat dan sesehat apa kita, pasti nanti akan merasakan mati. Kematian sebagai penginggat diri. Dan hanya Allah yang tahu sampai kapan nyawa kita habis. Makanya kita kudu persiapan diri dari sekarang, perbanyak amal baik di dunia agar kita bisa mempersiapkan kematian yang baik. sehingga kapanpun ia datang, kita sudah siap.
Nah, kematian masuk dalam pembahasan qadha dan qadar. Jika berbicara tentang qadha dan qadar yaitu tentang perbuatan manusia. Ada 2 bagian yakni perbuatan manusia yang dikuasai oleh manusia (dibawah kendali manusia) dan yang tidak dikuasai oleh manusia (diluar kekuasaan manusia).
Bagian yang dikuasai manusia akan dihisab oleh Allah atas perbuatan yang kita lakukan di dunia. Kalau kita kaitkan dengan rezeki dan kematian, maka perbuatan kita ketika mencari rezeki dan mempersiapkan kematian itulah yang akan dihisab. Contoh lain, kita mau makan atau minum, duduk atau berjalan, berbuat jujur atau dusta, berbakti kepada orang tua atau durhaka, dan lain-lainnya. Nah, ini semua yang kita kuasai dan jelas dilakukan dengan kesadaran kita yang tanpa paksaan dan merupakan pilihan kita. yang nantinya akan dipertanggungjwabkan (dihisab oleh Allah).
Bagian dari yang tidak dikuasai manusia (diluar kekuasaan manusia), dan ini tidak ada hisab yang terjadi. Contoh: manusia datang dan meninggalkan dunia ini tanpa kemauannya, kecelakaan pesawat, ia lahir dengan warna kulit putih, hidung mancung dan lain sebagainya. Semua kejadian ini berada diluar kekuasaan manusia /sunnatullah, terjadi tanpa kehendak manusia. Ini yang dinamakan Qadha atau keputusan Allah.
So, jika kita terlahir dengan kulit sawo matang, rambut keriting, hidung pesek, itu sudah qadha Allah yang kudu kita syukuri. Kan tidak dipertanggungjawabkan diakhirat. Insya Allah Allah ciptakan manusia dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan Qadar adalah merupakan ketetapan Allah. sesungguhnya Allah menciptakan benda-benda beserta khasiatnya. Contoh: api khasiatnya untuk membakar, pisau khasiatnya untuk memotong, pada manusia ada rasa haus dan lapar (kebutuhan jasmani) dan naluri. Nah, seluruh khasiat yang diciptakan Allah ini, baik terdapat pada benda atau manusia, inilah yang dinamakan qadar (penetapan).
Pada naluri manusia, misal naluri melestarikan keturunan (daerah yang tidak dikuasai manusia) namun kita diberikan pilihan untuk memenuhi naluri tersebut dengan pilihan kita, mau dengan yang diridhoi Allah yakni dengan nikah, atau yang dimurkai Allah berupa pacaran. Jelas ya.. bahwa nikah itu hal yang dihalalkan Allah, sementara pacaran adalah hukumnya haram. Allah memberikan kebebasan untuk memilih dengan petunjuk kita adalah alquran. Dalam alquran ada petunjuk yang harus dikerjakan sesuai perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Dan setiap pilihan kita akan dihisab oleh Allah.
Kematian adalah qadha Allah, setiap mukmin diperintahkan Allah untuk berusaha, maka dari itu kita ngak boleh malas-malasan dalam berusaha karena setiap jerih payah yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah Subhanahu Wa Ta’aala. Harus ada rasa optimis dan senantiasa berdoa kepada kepada Allah Subhanahy Wa Ta’aala..
Dan kematian bisa datang kapan saja dengan izin Allah dan tidak ada yang tahu kapan datangnya, maka sudah sepantasnya kita harus bersiap diri menghadapinnya, memanfaatkan kehidupan yang sebentar ini senantiasa untuk Allah, ingat akan mati dan akhirat, merasa diawasi Allah, selalu introspeksi diri, memperbanyak amal kebaikan serta senantiasa berjuang dijalan Allah, agar kelak saat menghadapNya kita dalam keadaan yang husnul khotimah. Aamiin.