Oleh:OomRohmawati
(Ibu rumah tangga)
Menteri ke Uangan Sri mulyani mengungkapkan Apresiasi penerimaan negara mencapai 100% atau sebesar Rp 1.894, 7 triliun. (Liputan 6. Com Jakarta).
Realisasi penerimaan negara tahun 2018 berhasil tembus 102.5% atau 1.942, 3triliun dari target 1.894.7 triliun.
Namun, hal itu karena fenomena naiknya harga minyak Dunia, bukan faktor kinerja pemerintah dari pajak. Menurut analisis ekonomi Gede Sandra dalam keterangannya di kutif, Jakarta Kamis (3-1/2019).
Rakyat terus di bodohi dengan angka-angka yang tak ada peningkatan nya dengan kesejahteraan mereka
Faktanya rakyat semakin di bebani oleh setiap kebijakan pemerintah, listrik , harga-harga sembako pada naik, pendidikan mahal, kesehatan mahal.
Sistem kapitalis memang hanya mengukur kesejahteraan dari angka-angka dan yang di untungkan bukan rakyat.
Pemberitaan yang di nilai ke berhasilan pemerintah, di antaranya infrastruktur jalan tol, yang ke untungnya bukan untuk rakyat, tapi para pebisnis pemilik modal, konglomerat, bahkan mungkin aseng dan asing.
Rakyat hanya di jadikan sasaran sebagai konsumen, dengan harga yang tidak sesuai kemampuan masyarakat sehingga kemiskinan semakin bertambah.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita segera menerapkan Sistem Khilafah yang akan menjamin kesejahteraan masyarakat, baik muslim atau pun non muslim.
Karena Sistem ekonomi Islam mampu membangun suatu kepercayaan masyarakat luas dengan mengutamakan, keadilan, kesejahteraan pendistribusian secara merata untuk setiap individu masyarakat. Wallahua'lam bi as-showab.