Kala Dunia Prostitusi Dianggap Jadi Profesi


Oleh Yanti Nurhayati, S.Sos. (Muslimah Peduli Umat)

Astaghfirullohaladzhim, naudzubillahimindzlik, kembali negeri ini dihebohkan dengan penangkapan beberapa artis yang terbukti melakukan praktik prostitusi dan berikut mereka pun menjadi muncikarinya, jangan ditanya lagi berapa bayarannya, yang jelas pendapatan yang mereka peroleh sangat menggiurkan apalagi pada kondisi sulit perekonomian saat ini, siapa yang tidak akan tertarik untuk ikut bergabung.

Inilah kondisi negeri tercinta saat ini sudah penuh dengan banyak kemaksiatan. Untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan hidup sudah tidak dipikirkan lagi hukum halal haramnya, yang terpenting hati puas karena semua kebutuhan terpenuhi. Kenapa kemaksiatan-kemaksiatan seperti salahsatu contohnya prostitusi ini bisa bebas dilakukan di Indonesia, karena kemudahan praktek prostitusi ini didukung dengan media social yang semakin mudah, kini jual beli online bukan barang kebutuhan sehari-hari saja tapi dengan mudah untuk memesan perempuan-perempuan komersial tadi.

Harga perempuan komersial ini beragam mulai dari harga yang termahal sampai termurah disediakan, tergantung cukupnya uang didompet para hidung belang. 

Pengamat isu perempuan dan keadilan jender yang juga Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia, Sulistyowati Irianto, mengatakan kasus bisnis jual beli Pekerja Seks Komersial (PSK) papan atas di Indonesia bukan fenomena baru. Menurut Sulistyowati, sejauh ini terdapat tiga kategori PSK di mayoritas negara Asia, termasuk di Indonesia. 


"Mengacu pada sebuah penelitian yang dilakukan Professor Louise Brown dari Inggris tentang perdagangan perempuan dan pelacuran di banyak negara Asia, ada tiga kategori PSK, yang tidak bisa disamaratakan," kata Sulistyowati kepada CNN Indonesia, Senin (11/4). (Baca Juga: Obbie Kelola Bisnis Prostitusi Online Kelas Atas Sendirian)


Louise Brown merupakan seorang dosen Studi Asia di University of Birmingham, Inggris, yang menulis buku berjudul Perbudakan Seks di Asia. Menurut Louise, kata Sulistyowati, tiga kategori besar dibuat untuk memisahkan jenis pelacuran. 



"Yang pertama adalah kelompok perempuan cantik yang memilih profesi menjajakan diri dengan bayaran yang sangat tinggi," kata Sulistyowati. 

PSK kelas atas dari kelompok pertama ini, kata Sulistyowati, memiliki wajah yang sangat cantik, berpendidikan dan biasanya fasih berbahasa Inggris. Mereka bekerja dengan berkeliling dari kota demi kota di Asia dan mendapatkan bayaran hingga ratusan juta rupiah. Louise menjabarkan hal tersebut dalam bukunya, 'di bagian utama pasar (pelacuran) Asia adalah prostitusi kelas atas yang disebut perempuan panggilan, yang bekerja di hotel dan apartemen mewah dan memberikan layanan kepada lelaki hidung belang yang kaya raya.

 Perempuan penjaja yang berasal dari kelompok ini jumlahnya paling sedikit dan paling langka di piramida bisnis seks di Asia," kata Sulistyowati menjelaskan. 

Perempuan PSK dari kelas ini memilih melakukan prostitusi karena mereka bisa meraih uang banyak dalam waktu singkat melalui seks. Mereka biasanya berasal dari keluarga kelas menengah dan tidak menjual seks karena miskin dan tak punya pekerjaan lain melainkan faktor kenikmatan. Lalu, kata Sulistyowati, kelompok yang kedua adalah grup PSK yang menjajakan diri mereka ditemani dengan mucikari dan biasanya ditemukan di tempat lokalisasi. "Salah satunya yang ditemukan Pemda DKI di Kalibata Mall. Itu termasuk ke dalam jenis PSK kedua ini," kata Sulistyowati mengacu kepada penelitian Brown. 

Kelompok kedua tersebut, katanya, memiliki struktur, jaringan serta mucikari yang menjaga dan memasarkan pelacur bersangkutan. Jumlah PSK di kelompok kedua ini jauh lebih banyak dari kelompok di level atas.

"Seterusnya, ada kelompok pelacuran yang sungguh-sungguh menjajakan diri karena terdesak kebutuhan ekonomi," kata Sulistyowati.


Mengaca pada kasus di Indonesia, PSK dari kalangan ketiga ini bisa ditemukan di wilayah makam-makam atau warung kaki lima dengan mendapatkan bayaran mulai dari Rp 5 ribu hingga puluhan ribu rupiah sekali melayani.

"Jumlah mereka yang paling banyak diantara semua golongan.

Yang paling mengerikan ternyata untuk menjadi seorang PSK yang professional maka disediakan juga sekolah PSK, disekolah tersebut mereka diberikan pendidikan teori dan prakteknya selama seminggu dengan bayaran uang sekolah sebesar 1.6 juta.

Sangat luar biasa, pengaburan tujuan sekolah yang ditujukan untuk mempersiapkan generasi penerus yang berakhlak mulia yang akan berguna untuk agama, nusa dan bangsa, sementara ini adalah sekolah menjadi yang melahirkan geneerasi-generasi penghancur agama, nusa dan bangsa.

Kebebasan praktek prostitusi ini tiada lain adalah buah dari kegagalan system yang diterapkan saat iini dinegeri kita, kegagalan system Demokrasi, yang memisahkan agama dari kehidupan. Demokraasi yang diagung-agungkan negeri ini adalah salahsatu sisitem yang menjamin kebebasan individu dalam bertingkah laku sehingga akhirnya individu-individu yang ada dimasyarakat menjadi salah kaprah, 

Pelacuran adalah aib social. Pelakunya sangat terhina. Dari sudut keyakinan apapun, pelacuran. Islam menyebut pelacuran atau seks bebas dengan menjual tubuh sebagai zina. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar dan tidak berzina.”(QS. Al Furqon : 68)

Zina dianggap keji menurut hukum syara, akal sehat serta fitrah, karena telah melanggar hak Allah, hak istri atau suami, hak keluarga, merusak kesucian pernikahan, mengacaukan garis keturunan dan melanggar tatanan lainnya (Syeikh Abdurahman bin Nashir As Sa’di). Islam menetapkan hukuman cambuk sebanyak 100 kali bagi pelakunya yang belum menikah dan rajam hingga mati bagi mereka yang telah menikah.

Melihat keadaan seperti ini sesungguhnya tidak ada lagi kata penundaan untuk segera menerapkan Syariat Islam secara kaffah yang bisa menyelesaikan seluruh problematika kehidupan manusia dan mengatur kehidupan manusia dinegeri ini bahkan wajib saatnya untuk segera diterapkan diseluruh Negara di dunia. Wallahu'alam bishowab


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak