Jangan Biarkan Setan Bahagia


Oleh: Sumiati  (Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif )


Setiap insan Allah SWT karuniakan padanya naluri. Syaikh Taqiyyuddin An nabhani menjelaskan dalam kitabnya tentang 3 naluri.

1. Naluri tadayyun yang artinya naluri menuhankan sesuatu yang Maha hebat. Sebagai contoh kisah Nabi Ibrahim as mencari Tuhan. Betapa manusia lemah dan terbatas butuh bergantung pada zat Maha kuat dan tak ada batas. Proses pencarian Tuhan bagi Nabi Ibrahim as luar biasa memiliki ibroh yang sangat bermanfaat.


فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ ٱلَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلْءَافِلِينَ ﴿٧٦﴾


"Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, "Inilah Tuhanku." Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam.""


(Q.S.6:76)


فَلَمَّا رَءَا ٱلْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمْ يَهْدِنِى رَبِّى لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلضَّآلِّينَ ﴿٧٧﴾


"Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, "Inilah Tuhanku." Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.""


(Q.S.6:77)


فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّى هَٰذَآ أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّآ أَفَلَتْ قَالَ يَٰقَوْمِ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ ﴿٧٨﴾


"Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah Tuhanku, ini lebih besar." Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.""


(Q.S.6:78)


2. Naluri mempertahankan diri ego. Ego ini jika tidak dikendalikan oleh naluri tadayyun maka akan sulit dikendalikan cenderung membangkang. Telah banyak contoh diawal Rasulullah saw berdawah, para pembesar Quraisy menolak dawah Rasulullah saw bukan karena yang disampaikan Rasulullah saw salah, namun diantaranya karena ego.


3. Naluri Nau artinya naluri untuk melestarikan keturunan atau ketertarikan dengan lawan jenis. Banyak fakta memprihatinkan jika naluri ini dibiarkan tanpa aturan. Karena naluri ini juga tidak bisa dihentikan begitu saja ketika sudah muncul. Maka ketika ada beberapa sahabat Rasulullah saw memutuskan untuk tidak menikah karena ingin fokus beribadah maka Rasulullah saw pun melarangnya karena telah keluar dari fitrahnya.


Masya Allaah potensi yang Allaah berikan pada manusia sangat luar biasa. Kembali kepada manusia itu sendiri, maukah surga maka taatilah. Jika tidak maka resikonya azab neraka na'udzubillaahi min dzaalik. 


Salah satu naluri yang manusia miliki adalah naluri mempertahankan diri  (gharizah baqa). Naluri ini begitu sering menjerumuskan manusia pada derajat hina tanpa manusia itu sanggup menahannya.  Karena syetan terus menggodanya hingga manusia tergelincir pada jalan yang diinginkan syetan. Sebagaimana janji dan permohonannya kepada Allaah SWT.


Sebagai contoh orang yang tak pandai mengelola egonya adalah jika seorang istri terus menuntut haq pada suaminya tetapi ia tidak menunaikan haq untuk suaminya. Atau suami dan juga istri yang sulit diajak komunikasi itu tandanya ia tidak pandai mengelola egonya. Seorang istri sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan benar masih tetap saja salah. Menuntut banyak terhadap istri tapi dengan tidak mau komunikasi. Istri mengajaknya berbincang untuk keharmonisan rumah tangga selalu berakhir dengan kemarahan, enggan diajak bicara bahkan berdiam diri hingga berhari-hari. Istri meminta pendapat diabaikan, namun ketika istri memutuskan selalu menyalahkan. Sering berkeluh kesah seakan ia orang yang paling susah, tetapi ketika diberikan pandangan ia menolak malah balik menyerang dengan mengatakan bahwa "saya ini selalu dianggap salah" yang haqiqatnya suami itulah yang salah namun bersembunyi dari ego hingga keluar dimulutnya istrinyalah yang salah. 


Meminta pendapat pada istrinya tetapi pendapat istrinya diabaikan bahkan cenderung salah. Inilah ego yang membuat pasangan menderita dan membuat syetan bahagia. Terlalu banyak contoh mahligai rumah tangga hancur karena ego yang kebablsan. Sungguh hal ini tidak disadari oleh banyak keluarga, air mata, kesedihan, luka mendalam yang dialami  pasangannya ibarat mahkota dari iblis untuk syetan sebagai hadiah telah berhasil menjadi penghancur biduk rumah tangga. 


Sering kali terucap dari lisan pasangan durhaka, semua itu kesalahan syetan yang telah menggodanya. Padahal kelak diyaumil akhir syetanpun berlepas tangan darinya.


وَقَالَ ٱلشَّيْطَٰنُ لَمَّا قُضِىَ ٱلْأَمْرُ إِنَّ ٱللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ ٱلْحَقِّ وَوَعَدتُّكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ ۖ وَمَا كَانَ لِىَ عَلَيْكُم مِّن سُلْطَٰنٍ إِلَّآ أَن دَعَوْتُكُمْ فَٱسْتَجَبْتُمْ لِى ۖ فَلَا تَلُومُونِى وَلُومُوٓا۟ أَنفُسَكُم ۖ مَّآ أَنَا۠ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَآ أَنتُم بِمُصْرِخِىَّ ۖ إِنِّى كَفَرْتُ بِمَآ أَشْرَكْتُمُونِ مِن قَبْلُ ۗ إِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٢٢﴾


"Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih."


(Q.S.14:22)


Saatnya setiap pasangan kembali pada al-Qur’an yang memuliakan setiap rumah tangga, fokus saling memberi bukan fokus saling meminta hingga surga menanti dan merindukan keluarga yang harmoni.

Wallaahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak