Ironi di Negeri Agrari


Oleh: Sumiati (Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif )


Informasi hari ini begitu mengejutkan ketika Tim Sergap TNI menemukan 6.000 ton beras busuk yang tidak layak konsumsi. Republika .co.id Sungguh kabar ini akan menyakitkan bagi rakyat Indonesia. Alih-alih pro rakyat namun kenyataannya mencekik rakyat. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah petani, terutama petani padi yang mereka begitu berharap ketika panen harga sesuai dengan yang mereka inginkan. Harapan yang tinggal harapan rakyat panen kemudian Pemerintah memilih import dari luar.


Ketika Pemerintah menyatakan pro rakyat namun kenyataannya tidak demikian. Pemerintah hanya pandai berjanji dan pandai mengingkari. Menyakiti hati rakyatnya sendiri, dengan berbagai cara dan seolah mereka pro rakyat. Kalau ditanyakan pro rakyatnya sebelah mana? Karena semua kebijakannya sejak dulu tidak menunjukkan pro rakyat. Justru hingga hari ini rakyat merasa terus menerus didzalimi oleh Pemerintah. 


Walaupun demikian beginilah rakyat Indonesia, mudah lupa terhadap perlakuan pemimpinannya, mudah amnesia dan tidak jera terhadap kebohongan demi kebohongan. Senantiasa berdalih dari dalil yang sungguh mereka salah menempatkannya.

Entah kebodohan atau kejumudan berfikir rakyat Indonesia. Rasa kecewanya mudah dialihkan dengan iming-iming semu Pemerintah. Beginilah Penguasa yang pro asing dan aseng yang penting tuannya senang tak peduli rakyatnya walaupun menjerit mereka anggap angin lalu.

Na'udzubillaahi min dzaalik. 


Bagaimana Islam memandang kasus ini? Tentu saja sistem Islam akan sangat memihak kepada rakyat. Membantu rakyat yang notabene mayoritas penduduknya petani akan berupaya agar hasil panen itu harganya stabil tidak merugikan petani ataupun tidak memberatkan masyarakat yang membeli. Karena pemerintahan Islam akan terus mengontrol harga dipasar. Tidak akan import dari luar Negri jika dalam Negri masih masih mencukupi maka akan memanfaatkan yang ada didalam Negri sendiri. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Islam begitu berpihak kepada rakyatnya, mencintai, menyayangi dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Karena Pemerintahan Islam sadar betul semua yang dilakukannya akan dihisab dihadapan Allaah SWT. 

Kita semua teringat dengan salah satu kisah dimasa Kekhilafahan. Disaat seorang wanita dengan anak-anaknya yang kelaparan, Ibunya sedang memasak namun yang dimasak sungguh memilukan karena bukan makanan melainkan batu. Ibu tersebut melakukannya hanya untuk menenangkan anak-anaknya yang kelaparan. Subhanallaah..

Sang Khalifah pun tak segan dan tak ragu beliau memikul gandum sendiri tanpa meminta bantuan pada siapapun dan menyerahkan gandum itu pada Ibu dan anaknya yang sedang kelaparan. Dikisah ini betapa kita bisa mengambil ibrohnya betapa Islam dan sistemnya sangat pro rakyat. Semoga umat semakin paham apa yang mesti dilakukan tidak tertipu lagi dengan kesekian kalinya.

Wallaahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak