Oleh: Siti Maisaroh, S.Pd
Bermimpi mempunyai kemandirian pangan sendiri tak ubahnya sebuah mimpi di negeri agraris ini. Sungguh ironi, dengan potensi lahan subur yang luas, sumber daya manusia yang didominasi profesi petani, untuk kesekian kali negeri ini membuka keran impor lebar-lebar, terkhusus beras yang merupakan makanan pokok masyarakat harus dikirim dari negeri Thailand.
Dipenghujung tahun 2018, pemerintah daerah kota Kendari dengan sengaja mengimpor ribuan ton beras dari Thailand. Devisa Regional Badan Urusan Logistik (BULOG) Sultra mendatangkan beras impor dari Thailand sebanyak 2000 ton. Impor beras tersebut dilakukan Bulog Sultra untuk menjaga ketersediaan bahan pokok di Bulog agar tetap terkendali. (Sumber, RakyatSultra/Probiz/19 Desember 2018).
Transaksi pemerintah dengan Thailand demikian telah menyampingkan nasib para petani lokal. Karena otomatis para petani lokal harus bersaing dengan adanya beras impor tersebut.
Lantas, apakah pemerintah tidak mampu menjadikan bangsa ini berdiri dikaki sendiri dalam arti mandiri akan hal pangan?
Selama negeri ini masih terikat dengan system Kapitalisme, maka wajar kalau pemerintah lebih memilih berkolaborasi asas manfaat dengan para Kapital daripada dengan rakyat kecil. Ingatlah dengan hadist Rasulullah Saw wahai para pemimpin… “Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawabannya atas yang dipimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya…..” (HR. Bukhari)
Pihak yang paling harus bertanggung jawab atas semua ini adalah para pemimpin dan rusaknya system Kapitalisme. Olehnya, sistem Islam hadir membawa solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Pemimpin dalam system Islam tidak akan melakukan impor, kecuali memang sangat mendesak. Namun, Negara Islam punya antisipasi dijauh-jauh hari untuk menjaga kestabilan pasokan bahan pangan dalam negeri.
Negara bersistem Islam tidak akan menggadaikan nasib rakyat dan kemuliaannya untuk hal kemandiriannya. Negara akan memberikan perhatian optimal kepada para petani untuk bisa memproduksi beras dengan menyediakan infrastruktur, meningkatkan akses petani terhadap sarana produksi dan permodalan untuk pengadaan peralatan yang dibutuhkan.
Waallahu ‘alamu bishowab.