Cinta Kalimat Tauhid

Oleh: Cici Kurnia Arum (Pelajar SMP PGRI Rancaekek)


     Kalimat tauhid Laa Illahi illa Allah Muhammadrosullulah yang jadi trending topik di akhir tahun belakang ini. Karena ulah salah satu organisasi yang membakar bendera yang di situ tertulis kalimat tauhid. Kalimat tauhid itu bukan cuma kalimat biasa, tapi kalimat itu sebagai pertanda persaksian kita sebagai orang muslim. Kalimat Laa Illaha illa Allah ada didalam dada setiap muslim, seperti bagian tubuh dari kaum Muslim yang tidak dipisahkan. Jadi, ketika ada yang melecehkan kalimat tauhid, maka terkoyaklah dada kaum muslim. Sebaliknya, jika ada yang melecehkan bahkan membakarnya, berarti dia sudah memisahkan diri dari kaum muslim. Kalimat apa yang bisa menyatukan jutaan manusia, dari berbagai ras, suku, bahkan lintas negara dan benua adalah kalimat tauhid. Apa buktinya? Kilimat tauhid itu berbahasa Arab, sementara bahasa Arab adalah bahasa al-Qur'an, dan sampai detik ini tidak ada yang bisa menyangkal keotentikan al-Qur'an dalam bahasa Arab. Artinya, kaum muslimin seluruh dunia membaca al-Qur'an Berbahasa yang satu, bahasa Arab, dan kalimat tauhid jelas sekali bahasanya satu, bahasa Arab. 

       Membakar bendera tauhid sama saja dengan membakar semangat heroisme kaum Muslim. Karena kalimat tauhid yang berbentuk bendera itu pulalah dimasa diutusnya Rasulullah SAW.pernah membakar semangat heroisme para sahabat. Itulah bendera Rasulullah SAW. yang berwarna 2 jenis. Kalimat tauhid yang dikain berwarna hitam itu namanya Ar-Raya, dan yang berkain putih namanya Al-Liwa. Hal ini berdasarkan hadis berikut: 

Dan dalam musnad Imam Ahmad dan Tirmidzi, melalui jalur Ibnu Abbas meriwayatkan: "Rasulullah SAW telah menyerahkan kepada Ali sebuah panji berwarna putih, yang ukurannya sehasta kali sehasta. Pada liwa (bendera) dan rayah (panji-panji perang) terdapat tulisan Laa Illaha illa Allah Muhammadurasullah. Pada liwa yang berwarna dasar putih, tulisan itu berwarna hitam. Sedangkan pada rayah yang berwarna dasar hitam tulisannya berwarna putih. Dan sederet dalil hadis yang lain, yang menunjukkan bahwa memang bendera tauhid, bendera Rasulullah sudah ada dimasa Rasulullah SAW, bukan saat ini doang aja. Dari bendera itulah, kaum muslim, terutama para sahabat terutama saat perang, berusaha mempertahankan bendera atau panji ar-raya tersebut agar tidak jatuh ke tanah. Karena kalau dalam perang, sudah menjadi kesepakatan, jika panji yang dibawa oleh panglima perang itu jatuh ke tanah, itu membuktikan kalau pasukan itu kalah. Rasulullah SAW menyampaikan berita duka atas gugurnya Zaid, Ja'far, dan Abdullah bin Rawahah di peperangan mu'tah mempertahankan panji Rasulullah SAW. Ajaibnya, Manuru beberapa riwayat bahwa Rasulullah SAW menyampaikan hadis ini ketika beliau di Madinah tidak ikut perang di Mu'tah. Beliau SAW bersabda: 

"Ar-Rayah dipegang oleh Zaid, lalu ia gugur; kemudian diambil oleh Ja'far, lalu ia pun gugur; kemudian diambil oleh Ibnu Rawahah, dan ia pun gugur. (HR Bukhori). Perang mut'ah salah satu perangkat paling dasyat. Karena melawan kekuatan adidaya waktu itu, yakni Romawi. Raja Romawi bernama Heraklius di Balqa bersama 100000 tentara total Tentara musuh berjumlah 200000 tentara. Ketika peperangan sudah berkecamuk dasyat, maka pusat perhatian musuh tertuju kepada pembawa bendera tauhid panji Rasulullah SAW,hingga mati syahidlah panglima pertama. Zaid bingung Haritsa Radhiallahu'anhu. Lalu ar-raya diambil panglima kedua, Ja'far bin abitolib radhiallahu'anhu. Beliau berperan habis -habisan sampei tangan kanannya putus, lalu bendera dibawa dengan tangan kirinya, akhirnya tangan kitrinya pun putus, akhirnya Ja'far merangkul bendera dengan dadanya hingga terbunuh. 

       Well, guys gimana membaca fragmen keberanian generasi islam masa lalu mempertahankan kalimat tauhid? Apa kalian tidak tergerak hatinya untuk ikut mempertahankan dan memperjuangkan panji tauhid? Dimana kecintaan kita terhadap kalimat tauhid, jika kita tidak ikut terbakar ghiroh nya ketika kalimat tauhid itu dibakar? Ya, memang yang membakar sesama muslim, tapi artinya kita tetap harus sadarkan dia, bahwa perbuatannya salah, harus bertaubat kembali, kejalan yg lurus kita jangan hanya diam dan membiarkan hal seperti ini terjadi berulang lagi kita harus respect, bro. Boleh main gadget asal jangan melupakan untuk membela kalimat tauhid. Jangan jadi generasi latah yang suka ikutan yang trending, tapi tidak ada manfaat dan pengaruh nya buat islam. Kita harus jadi generasi tauhid. Generasi yang meyakini Maha Tungganya Allah, lalu meresapi dalam hati, dan terwujud dalam perbuatan kita sehari-hari.

Simaklah perkataan Buya Hamka berikut: " Jika agamamu, nabimu, kitabmu, dihina dan engkau diam saja, jelaslah ghiroh telah hilang darimu. Ayo kawan, terbitkan  ghiroh mu sekarang juga, dan jangan pernah padamkan. Jadikan dirimu generasi tauhid yang berani memegang bendera tauhid dan tetep mengibarkannya, walau pun musuh masih terus mempersekusi. Takbir! Allahu Akbar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak