Oleh : Dara Millati Hanifah, S.PD
Sejak juli 2018 hingga awal tahun 2019 bumi pertiwi kita, Indonesia terkena bencana. Letak geografis Indonesia yang memang terbentang di sepanjang Ring fire Pasific adalah wilayah yang rawan dengan bencana gempa, tsunami dan berbagai bencana lainnya.
Retakan baru di badan Gunung Anak Krakatau ditemukan Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) pasca Tsunami Banten dan Lampung. Itu diduga karena Gunung Anak Krakatau alami penyusutan pasca erupsi. Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati menyampaikan, retakan muncul setelah gunung mengalami penyusutan dari sebelumnya 338 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadi hanya 110 mdpl.
"Pantauan terbaru kami lewat udara, gunung sudah landai, asap mengepul dari bawah air laut. Tapi di badan gunung yang tersisa di permukaan, ada celah yang mengepul terus mengeluarkan asap, celah itu pastinya dalam, bukan celah biasa," kata Dwikorita di Posko Terpadu Tsunami Selat Sunda, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Selasa (1/1/2019). (Banjarmasin.tribunnews.com)
BMKG juga memperingatkan sejumlah daerah waspada angin kencang & hujan lebat, cuaca buruk potensi sejumlah bencana alam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih meminta masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia untuk mewaspadai potensi cuaca buruk.
BMKG memantau adanya peningkatan tekanan udara di dataran Asia dan juga bibit siklon di sebelah utara Indonesia yakni 97W tepatnya di Laut China Selatan. BMKG juga mengidentifikasi adanya bibit siklon tropis 95P di Teluk Carpentaria Australia (sebelah selatan Papua) dan 96S di samudera Hindia (sebelah selatan Jawa). Dari ketiga bibit siklon yang terpantau, bisa menyebabkan pergerakan massa udara dari Asia yang bergerak menuju Indonesia mengalami penguatan, sehingga berdampak pula pada potensi peningkatan kecepatan angin, ketinggian gelombang laut, dan potensi hujan lebat di beberapa wilayah di Indonesia. (Style.tribunnews.com).
Bencana alam yang terjadi merupakan qadha Allah, yang tidak diketahui manusia kapan dan di mana itu akan terjadi. Adapun yang menyebabkan bencana itu, salah satunya adalah maksiat yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Dengan melanggar perintah-Nya.
Hal ini telah Allah SWT peringatkan dalam Alquran, ”Apakah kalian merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kalian sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? Ataukah kalian merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu? Kelak kalian akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? Sesungguhnya orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Alangkah hebatnya kemurkaan-Ku (TQS. al-Mulk [67]: 16 -18).
Dalam Islam, mengupayakan bencana alam agar tidak terjadi lagi adalah dengan kembali kepada sang pencipta yaitu Allah Swt. Artinya kita harus menjalankan perintah-Nya sesuai syariatnya. Dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Namun, keadaan itu akan kondusif jika pemerintah ikut andil dalam menanggulangi bencana. Dan itu akan terjadi jika ada dalam naungan daulah khilafah di mana Khalifah akan menyuruh rakyatnya untuk bertaubat dan kembali bertakwa kepada Allah swt.
Wallahu'alam bis shawab