Oleh: SW. Retnani S. Pd.
Semaraknya pergantian tahun menggambarkan harapan dan cita- cita rakyat yang ingin menggapai suatu perubahan. Umat mengharapkan datangnya perubahan hakiki yang mampu memberikan angin segar bagi kehidupan. Perubahan yang akan menghapus seluruh kekecewaan, terhadap rezim yang telah gagal dalam meri'ayah umat. Hingga umatlah yang harus menanggung segala akibatnya.
Tahun 2018 adalah tahun kesedihan bagi umat Islam. Kedzaliman demi kedzaliman, kedurhakaan demi kedurhakaan sengaja ditampakkan dan dimunculkan kaum kuffar untuk terus menghina dan merendahkan Islam dan kaum Muslim. Seperti beberapa peristiwa pelecehan symbol- symbol Islam, pembantaian kaum Muslim di berbagai negara, pembakaran bendera Tauhid, kriminalisasi dakwah Islam sampai pengelompokkan ulama dan masjid. Semuanya terjadi dengan telanjang hingga mengundang berbagai peringatan dari Alloh swt
Alloh swt peringatkan manusia melalui serentetan musibah bencana alam. Banjir, gempa bumi, erupsi gunung, tsunami, badai angin, kebakaran, kecelakaan transportasi (udara dan laut), tanah longsor, likuifaksi dll.
Seperti dilansir oleh Makassar.terkini.id (2018/12/24) bahwa tantangan terbesar yang dihadapi selama 2018 adalah banyaknya bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami yang merenggut nyawa ribuan orang. Tahun ini seperti jadi tahun penuh duka bagi bangsa Indonesia mengingat banyaknya bencana massif mencakup kecelakaan transportasi udara dan laut yang menjadi catatan kelam sekaligus peristiwa yang sangat mematikan.
Pada 5 Agustus, gempa berkekuatan 6,9 menghantam Pulau Lombok. Gempa ini didahului dengan gempa berkekuatan 6,4, pada akhir Juli wilayah ini juga terus dilanda sejumlah gempa susulan. Gempa bumi di Lombok telah menelan 468 korban jiwa.
Selanjutnya, gempa bumi berkekuatan 7,7 dan tsunami setinggi 1,5-3 meter di Donggala, Palu yang membawa kehancuran pada akhir September. Bencana ini meratakan seluruh kota dan membuat lebih dari 330 ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Menjelang tutup tahun, kembali lagi terjadi rob-tsunami pada 22 Desember. Jumlah korban tsunami yang menerjang daerah Banten dan Lampung sebanyak 222 meninggal dunia, 843 luka, dan 28 orang hilang (BNPB, 23/12). Akibat tsunami tersebut, sebanyak 558 unit rumah rusak, 9 hotel rusak berat, 60 warung kuliner, dan 350 perahu rusak.
Dengan berbagai musibah yang menimpa umat, Alloh swt mengingatkan kepada kita, bahwa manusia itu lemah, akalnya terbatas dan membutuhkan bantuan Alloh swt. Sehingga tak sepantasnya manusia sombong di hadapan kekuasaan Alloh swt atau menyangka telah sanggup menguasai dan mengatur dunia seraya meninggalkan petunjuk dari Alloh swt Yang Maha Bijaksana.
Berbagai bencana datang dari ulah manusia yang telah berbuat dzalim dan durhaka kepada Alloh swt.
Allah SWT berfirman:
وَمَاۤ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ
wa maaa ashoobakum mim mushiibatin fa bimaa kasabat aidiikum wa ya'fuu 'ang kasiir
"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)."
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 30)
Kini di tahun 2019 selayaknya umat fokus dan lebih giat berjuang mewujudkan Perubahan Hakiki.
Yakni, dengan mengajak umat mencampakkan sistem sekuler demokrasi dan menerapkan Hukum Alloh swt dalam naungan Khilafah yang dijamin akan mengundang kebaikan dan keberkahan.
Firman Alloh swt:
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا ۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
wa'adallohullaziina aamanuu mingkum wa 'amilush-shoolihaati layastakhlifannahum fil-ardhi kamastakhlafallaziina ming qoblihim wa layumakkinanna lahum diinahumullazirtadhoo lahum wa layubaddilannahum mim ba'di khoufihim amnaa, ya'buduunanii laa yusyrikuuna bii syai`aa, wa mang kafaro ba'da zaalika fa ulaaa`ika humul-faasiquun
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
(QS. An-Nur 24: Ayat 55)
Wallohu a'lam bish showab.