Oleh: Peni Sayekti
(Praktisi Pendidikan)
Kaum muslim sedunia kembali menangis, bersedih, terluka, dan tersayat sembilu. Tertikam hingga ulu hati, saat mendengar berita menyedihkan dari sesama muslim di Turkistan China. Bahkan semesta berduka, manakala dipertontonkan penindasan dan kekejian di Uyghur.
Dilansir dari media massa di dalam dan luar negeri, baik dunia barat maupun dunia Islam, telah memberitakan kabar menyedihkan ini. Ya, banyak masjid di Xinjiang ditutup dengan paksa. Kaum muslim di sana dilarang menjalankan agama, dilarang memberikan nama - nama Islam untuk anak - anaknya, lelaki Uyghur dilarang memelihara jenggot, dan para pemilik toko diperintahkan untuk menjual alkohol. Bahkan, banyak perempuan - perempuan uyghur dipaksa menikah dengan suku Han yang kafir. Naudzubillah!
Bumi Uyghur adalah saksi bisu akan kekejaman dan penindasan. Berdasarkan data statistik kependudukan di tahun 1936, jumlah warga muslim di China adalah sebesar 48 juta jiwa lebih. Tapi sejak ada kebijakan Mao, angka tersebut turun drastis menjadi 10 juta jiwa saja. Kemana hilangnya 38 juta jiwa ummat muslim uyghur? Mungkinkah terjadi pemusnahan terhadap kaum muslim?
Selain itu, Uyghur merupakan bukti nyata terkuburnya ukhuwah Islam. Ada kecenderungan perasaan tidak mampu nenolong saudara seakidahnya hanya karena sekat wilayah dan takut kehilangan bantuan dari China. Hal itu diungkapkan oleh KH. Rokhmat S. Labib. "Betapa lemahnya umat Islam hingga tak mampu menolong saudara mereka yang dizdalimi, bahkan sekedar peduli pun tidak," ujarnya.
Dalam pertemuannya dengan staf Kedubes China di Jakarta, dilansir bahwa Kedubes China kehabisan argumentasi. Ada beberapa hal yang mereka sampaikan, yaitu mengutuk pemerintah China yang telah melakukan pembantaian terhadap kaum muslim Xinjiang, menghentikan kezdaliman dan mendesak China untuk memulihkan hak - hak muslim di sana.
Ya, potret kekejaman pemerintah China terhadap muslim Uyghur telah nyata dipertontonkan. Begitu tampak jelas terlihat bahwa semua ini dilakukan karena mereka muslim. Parahnya, mereka dipaksakan meninggalkan keyakinan mereka.
Lantas, bagaimana kita sesama muslim? Akankah kita hanya menjadi penonton saja? Islam telah mengajarkan, "Sesungguhnya kaum mukminin itu adalah bersaudara." (QS. Al - Hujurat: 10)
Mari berkaca sejenak pada sejarah peradaban Islam. Saat itu Panglima Qutaibah Bin Muslim yang berhasil mengirimkan delegasinya ke ibu kota China, untuk diajak berunding melakukan pembahasan dengan pihak kekaisaran China untuk menghentikan penaklukan islam serta melindungi kalifah dagang ke wilayah China hingga perdagangan berlangsung aman.
Maka patutlah jika sekiranya kita mengharapkan Allah membebaskan muslim Uyghur dari penindasan. Membangunkan Islam dari tidurnya. Memberikan kekuatan dan doa. Kobarkan api semangat dalam dada saudara - saudara seakidah di Turkistan sana.
Harapan itu dimanifestasikan oleh doa umat dan aksi nyata penguasa muslim. Karena, kekuatan doa adalah mukh (ubun - ubun) ibadah. Doa adalah silah (senjata) orang mukmin. Nabi Muhammad Saw menggambarkan doa dan betapa pentingnya doa. Doa yang dipanjatkan dengan sungguh - sungguh, benar - benar dari dalam hati, merasuk dalam jiwa saat ucapan dan tindakan bersambut akan mengantarkan kenikmatan tersendiri bagi seorang hamba dihadapan Rabb - Nya.
Berkaca dari kehidupan beliau Nabi Muhammad Saw yang mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, berisi doa. Karena doa adalah senjata dan inti ibadah seorang hamba kepada - Nya.
Sedangkan aksi nyata penguasa muslim adalah bentuk tanggung jawab moral dan tanggung jawab agama terhadap ikatan ukhuwah. Bagaimana tidak, air mata muslim Uyghur telah berubah menjadi darah. Tetesannya mengalir sembari melontarkan tanya, "Sampai kapan umat muslim akan menjadi bulan - bulanan penguasa China? Kepada siapa muslim Uyghur menyandarkan nasibnya?"
Dengan demikian, menjadi penting untuk diingat bahwa muslim Uyghur tidak sendiri. Kita bersama mereka. Kesakitan perih menusuk hingga dalam jiwa dan perih pedih menyayat raga, menjadi tanggungan bersama. Sebab, memang begitulah adanya. Umat dalam Islam ibarat satu tubuh. Kita percaya, InsyaAllah sebentar lagi akan ada bala tentara umat Islam yang akan menolong. Bersabar, pertolongan Allah InsyaAllah semakin dekat. Wallahu a'lam.