Oleh Lulu
Kita semua punya ibu. Kita terlahir dari seorang ibu. Mengenang sosok yang satu ini membuat mata kita mendadak basah. Betapa luar biasanya perjuangan seorang ibu menjaga kita. Saat dalam kandungan, proses persalinan, hingga kita menjadi sebesar ini.
Persembahan khusus untuk para ibu hebat, muslimah ummu wa robbatul baiyt. Reminder, sebagai pengingat bahwa tugas ibu tidaklah mudah. Allah tidak mungkin salah memberi beban kepada umat-Nya. Karena terbukti bahwa ibu muslimah adalah sosok tangguh pencetak generasi kebangkitan.
Rangkaian tulisan ini sebagai kasih sayang dan penghargaan yang tinggi terhadap ibu. Semoga Allah menjagamu, ibu.
******************
Day 1,
Pada masa kehamilan, seorang ibu bahagia yang tak terhingga. Karena buah hati, qurrata 'ayyun, kini berada dalam perutnya.
Itulah saat dimana seorang bayi berada di dalam rahim. Maka Allahpun mengirim malaikat untuk menjaganya. Melalui berbagai tahapan-tahapan proses janin,
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمن عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدِ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيُنْفَخُ فِيْهِ الرُّوْحُ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ : بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا (رواه البخاري ومسلم)
dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud semoga Allah meridainya beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam menceritakan kepada kami dan beliau adalah orang yang jujur dan harus dipercaya: Sesungguhnya (fase) penciptaan kalian dikumpulkan dalam perut ibunya,
selama 40 hari (dalam bentuk) nutfah (sperma),
kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal darah
kemudian selama itu (40 hari) menjadi segumpal daging,
kemudian diutuslah Malaikat, ditiupkan ruh dan dicatat 4 hal: rezekinya, ajalnya, amalannya, apakah ia beruntung atau celaka.
Demi Allah yang tidak ada Sesembahan yang Haq kecuali Dia, sungguh di antara kalian ada yang beramal dengan amalan penduduk jannah (surga) hingga antara dia dengan jannah sejarak satu hasta kemudian ia didahului dengan catatan (takdir) sehingga beramal dengan amalan penduduk an-naar (neraka), sehingga masuk ke dalamnya (an-naar). Sesungguhnya ada di antara kalian yang beramal dengan amalan penduduk an-naar, hingga antara dia dengan anNaar sejarak satu hasta kemudian ia didahului dengan catatan (takdir) sehingga beramal dengan amalan penduduk jannah sehingga masuk ke dalamnya (jannah)
(H.R Al-Bukhari dan Muslim).
Perjalanan panjang manusia hingga ia bisa lahir ke dunia. Bukan fenomena alam biasa. Bukan pula suatu peristiwa yang terjadi secara otomatis. Akan tetapi datang dari kekuatan yang maha dahsyat, yaitu kekuatan Allah SWT.
Tidak hanya dijaga oleh malaikat, bayi ini pun telah berdialog dengan Allah, bersaksi di alam ruh, bahwa Allah SWT adalah Rob mereka,
وَ اِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْۤ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ اَشْهَدَهُمْ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ ۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۗ قَالُوْا بَلٰى ۛ شَهِدْنَا ۛ اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَ
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,"
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 172)
Kemudian saat proses persalinan, bagi seorang ibu adalah sebuah perjuangan. Kepedihan, sakit dan letih yang luar biasa dialami ibu tidak bisa dianalogikan dengan peristiwa apapun. Allah menyampaikannya dalam ayat-Nya:
فَحَمَلَـتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهٖ مَكَانًا قَصِيًّا
فَاَجَآءَهَا الْمَخَاضُ اِلٰى جِذْعِ النَّخْلَةِ ۚ قَالَتْ يٰلَيْتَنِيْ مِتُّ قَبْلَ هٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَّنْسِيًّا
"Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan."
(QS. Maryam 19: Ayat 22 dan 23).
Hingga di sini perjuangan ibu belum berhenti. Setelahnya, setiap ibu harus tau apa-apa yang menjadi kewajibannya kepada anak dan juga mengetahui hak anak yang mesti dipenuhi oleh orang tua. Untuk menyiapkan hadirnya umat terbaik Islam, maka Rasulullah SAW yang telah mewasiatkan banyak hal dalam memperlakukan serta mendidik anak.
Oleh karenanya wahai ibu,
Jangan lupa, perjalanan ini masih panjang. Tugas kita belum selesai. Perkara akidah adalah hal pertama harus tertancap kuat dalam diri manusia yang baru lahir ini. Dan itu bukan hanya tugasmu, tetapi tugas orang tua. Kemudian berikutnya menjadi tugas seluruh kaum muslim dan penguasa untuk menjaga akidah umat.
Al-Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dengan lafadz:
كُلُّ إِنْسَانٍ تَلِدُهُ أُمُّهُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Setiap manusia dilahirkan ibunya di atas fitrah. Kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”.
Jadikan anak-anakmu pejuang Islam. Mencintai Allah dan Rasul-Nya. Serta siap melakukan perjuangan umat. Ini tugasmu ibu, memberi warna pada anak-anakmu. Apakah itu warna taat, atau ingkar. Menggoreskan keimanan dalam diri anak-anak generasi peradaban. Semoga segera tegak Islam, dan semoga Allah menjaga para ibu muslimah.
اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا.