Oleh: Rut Sri Wahyuningsih
Pengasuh Grup Obrolan Online ( BROWNIS)
Akhir tahun 2018 sudah di ujung mata. Berbagai peristiwa telah terjadi dan menjadikannya sebuah sejarah yang tak mungkin terhapuskan. Namun, satu yang menonjol bahwa keberadaan kaum muslimin sebagai khoiru ummah belum terwujud hingga hari ini. Islam baik ajaran maupun simbol-simbolnya, telah dinistakan berkali-kali oleh para pembenci Islam. Tidak ada satupun tindakan pembelaan yang ditunjukkan penguasa hari ini, meskipun faktanya merekapun muslim.
Ketertindasan dalam sistem kufur dan penguasa yang tidak peka terhadap kebutuhan rakyat, tidak saja terjadi di Indonesia. Namun juga, di berbagai belahan bumi. Di negeri-negeri kaum muslim yang biidznillah dikarunia sumber daya alam yang melimpah. Namun, karena lemahnya pertahanan mereka akhirnya memaksa mereka tunduk kepada penguasa.
Peristiwa fenomenal reuni 212 yang diadakan di Monumen Nasional (MONAS) tanggal 2 Desember lalu cukup menjadi pelajaran bagi kita semua. Bahwa di sana terpancar semangat baru berdasarkan ketakwaan dan keimanan kaum muslim. Mereka mampu menggerakkan diri dengan segala daya upaya untuk hadir, menyatakan ketundukan mereka dibawah kalimat yang satu, kalimat tauhid. Sekaligus mengingatkan kita untuk bergerak dengan landasan kesadaran akan kebutuhan tatanan kehidupan yang Allah SWT tetapkan.
Hendaknya peristiwa reuni 212 tidak hanya menghidupkan kesadaran politik bahwa mereka harus hidup dalam sebuah tatanan kehidupan yang Islami. Tatanan yang sesuai dengan fitrah, memuaskan akal dan menentramkan hati serta mampu mengentalkan kebutuhan umat akan kepemimpinan Islam. Tujuannya untuk menghantarkan perubahan yang hakiki melalui aktivitas politik dan mengemban Islam sebagai Ideologi yang harus diterapkan secara kaffah.
Perubahan yang hakiki merupakan perubahan yang mampu membawa suatu masyarakat dari keadaan yang buruk kepada keadaan yang lebih baik. Dimana perpindahan itu berdasarkan pada suatu landasan pemikiran dan mampu memancarkan peraturan. Inilah landasan ideologi. Islam adalah sebuah ideologi yang jika di teliti secara mendalam, mengandung pemikiran mendasar yaitu akidah, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Nabi Muhammad utusan Allah dan semua yang ada di dunia, alam semesta, manusia dan kehidupan adalah makluk bagi Allah. Semua adalah ciptaanNya. Dibandingkan dengan dua ideologi yang lain yaitu kapitalisme (Sekulerisme) dan sosialis, Islam lebih mampu mengantarkan manusia menuju perubahan yang hakiki. Tidak saja karena landasannya yang positif, namun juga ia berasal dari zat Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur. Allah Azza wa Jalla.
Kapitalisme dan sosialisme nyata-nyata telah menimbulkan kerusakan hampir di seluruh dimensi kehidupan. Akibat penerapan dua ideologi ini, manusia terpuruk ke dalam kenestapaan global. Sosialisme-komunisme menciptakan peradaban yang memandang manusia tak ubahnya dengan mesin produksi dan benda mati. Ideologi ini juga menggiring manusia untuk menolak eksistensi Tuhan, menggerus kefithrahan manusia, serta menjerumuskan manusia pada pandangan yang aneh dan sesat. Sedangkan kapitalisme, kehebatannya dalam menciptakan kehancuran manusia tak kalah dahsyatnya dibandingkan sosialisme. Kapitalisme telah melanggengkan eksploitasi manusia atas manusia lain. Menurut kapitalisme, segelintir manusia dibenarkan hidup sejahtera di atas penderitaan mayoritas manusia. Agama diberangus dan ditempatkan hanya pada ranah privat belaka. Ideologi ini juga mengabsahkan kebebasan (liberalism), di seluruh dimensi kehidupan. Akibatnya, muncul dekadensi moral, seks bebas, penguasaan asset umum oleh segelintir orang, peminggiran peran agama dalam negara dan masyarakat, dan dampak destruktif lainnya.
Kemajuan negara-negara kapitalis barat, sesungguhnya adalah kemajuan semu. Pasalnya, kemajuan mereka disertai dengan penindasan negeri-negeri kaum muslim, kesenjangan pendapatan, serta tercerabutnya nilai-nilai kemanusiaan. Adapun Islam, ia adalah ideologi shahih yang bersumber dari Al-Khaliq al-Mudabbir, memuaskan akal, sesuai dengan fithrah manusia, dan terbukti telah menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan menyeluruh. Dengan demikian, perubahan hakiki adalah transformasi menuju tegaknya peradaban Islam (al-hadlarah al-Islaamiyyah). Peradaban Islam hanya bisa diwujudkan dengan cara menerapkan Islam secara kaaffah dan menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia. Penerapan Islam secara menyeluruh dan penyebaran risalah Islam ke seluruh penjuru dunia hanya bisa diselenggarakan melalui penegakkan kembali kekuasaan Islam yang digariskan baginda Nabi saw, yakni Khilafah Islamiyyah.
Penegakkan Khilafah tidak mungkin diwujudkan tanpa adanya dukungan umat. Pasalnya, umat adalah pemilik sejati kekuasaan. Umat tidak akan mungkin memberikan dukungan, sebelum mereka menyadari kerusakan peradaban sekarang (Kapitalisme), serta wajibnya menegakkan syariat Islam secara menyeluruh. Penyadaran dan pengorganisasian umat untuk penegakkan Khilafah Islamiyyah, tidak mungkin dilakukan seorang diri. Di tengah-tengah umat harus ada gerakan Islam yang tidak pernah lelah mendidik, mengembalikan kesadaran, mengorganisir, dan memimpin mereka untuk mendirikan Khilafah Islamiyyah. Gerakan inilah yang akan mengorganisir, memimpin, dan mengantarkan umat menuju perubahan hakiki. Dan semua tidak lepas dari apa yang sudah dicontohkan Rasulullah, suri taudalan kita semua.
Maka, menjadi tuntutan bagi kita kaum muslim hari ini untuk menarik spirit persatuan umat, yang tampak dalam 212 ke dalam arah perubahan yang hakiki. Sebagai bagian dari amal ibadah terbaik kita dan hujjah di hadapan Allah swt. Wallahu a' lam bishshowwab.
*sumber gambar : tirto.com