Toleransi, untuk siapa?

Oleh : Dini tri azra

"Mayoritas mengayomi,minoritas tahu diri". Sesederhana itulah cara menerapkan toleransi ditengah masyarakat. Tapi  toleransi seolah menjadi sebuah polemik yang sangat pelik,sehingga perlu digaungkan setiap hari di negeri ini. Dan sayangnya,toleransi kini mengalami pergeseran makna,hanya dilontarkan kepada umat Islam sebagai penganut agama mayoritas. Muslim yang ingin taat pada syariat agamanya,yaitu menolak pemimpin kafir,tidak mengucapkan selamat hari raya agama lain,menolak ajaran menyimpang seperti syiah dan ahmadiyah,dianggap tidak toleran.Akidah Islam tidak boleh dicampur aduk dengan kekufuran dan kesyirikan, maka orang-orang yang teguh memegang ajaran ini disebut,radikal dan extreme . Padahal,tidak pernah ada non muslim yang terusir dan teraniaya karena  memeluk agamanya,namun tetap saja muslim masih dianggap kurang toleran. Dan jika perbuatan tidak toleran dilakukan oleh selain muslim,tidaklah sama memperlakukannya.

Coba kita lihat apa yang terjadi di negara China saat ini. Apa yang telah dilakukan pemerintah komunis Tiongkok kepada kaum minoritas,khususnya muslim uyghur disana. Dengan menggunakan istilah  re-edukasi /pendidikan ulang,pemerintah komunis Tiongkok melakukan tindakan keji diluar batas kemanusiaan. Jika disini kita masih dituntut untuk bertoleransi sebagai mayoritas, lalu dimanakah toleransi ketika umat Islam menjadi minoritas? Inilah bentuk kebencian yang nyata,terhadap agama Islam dan penganutnya ,sebagaimana dikabarkan Allah subhanahu wataala dalam firmannya, 

"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik."(Qs.Al maidah : 82)

Uyghur adalah minoritas etnis Turki yang hidup di xianjiang bagian utara Tiongkok dan beragama Islam,yang dulunya adalah sebuah negara berdaulat Republik Turkistan timur. Sampai menjadi bagian Republik Rakyat Tiongkok tahun 1949.                                                     Hari ini mereka menderita tekanan fisik dan mental. Pemerintah komunis Tiongkok telah mengasingkan 1.000.000 lebih bangsa Uyghur ke camp-camp pre edukasi. Mereka dipaksa mencela agama Islam,tidak boleh menggunakan pakaian,bahasa,dan budaya mereka. Mereka juga dilarang menggunakan kata-kata Islami,mereka disiksa fisiknya dengan giginya ditarik,kukunya dicopot,diinterogasi pakai ular,di kursi harimau,dan tanpa alasan yang jelas mereka ditangkap,dibunuh,sampai mayatnya dibakar. Sehingga keluarga tidak mengenali ayah,ibu dan anaknya lagi. Jenazah tidak boleh untuk diambil,dan banyak lagi siksaan yang mereka terima,sebagai bentuk diskriminasi,dan intoleransi yang nyata.Anak-anak diajarkan bahasa Tiongkok,sekolah -sekolah dijadikan camp dan wanitanya dipaksa untuk menikahi warga Tiongkok Han yang atheis. Inilah upaya menghapuskan muslim uyghur.(era muslim/9/12)

Itupun baru sebagian saja, karena masih banyak penyiksaan,dan tindakan yang lebih kejam yang mereka alami di dalam camp penahanan. Intinya mereka didoktrinisasi supaya murtad,dan menjadi atheis dengan meninggalkan identitas agamanya dengan cara paksa.Seandainya kita ada di posisi mereka kuatkah menghadapinya? Sedangkan,persaudaraan diantara kaum muslimin,diibaratkan bagai satu tubuh. Wajar jika kita turut merasa perih,atas penderitaan mereka.Sangat memilukan,ketika kita hanya bisa melihat,dan mendoakan,karena tangan dan kaki kita terbelenggu ,terhalang oleh sekat-sekat kebangsaan dan nasionalisme . Usaha maksimal yang kita bisa lakukan,adalah menyuarakan penderitaan mereka,agar lebih banyak orang yang tahu. Dan mendesak kepada pemerintah sebagai pihak yang punya otoritas kekuasaan,untuk bersikap tegas dan lantang,mengecam perbuatan biadab yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok. Dan menghimbau agar pelanggaran HAM international itu segera dihentikan .

Hingga detik ini pemerintah belum melakukan tindakan tegas seperti yang kita harapkan. Sementara  sudah banyak protes,kecaman dan aksi solidaritas dari berbagai negara non muslim seperti Jepang,Belanda,Jerman,Australia dan lainnya. Indonesia,sebagai negeri muslim terbesar dunia,pemerintahnya malah diam tak mau membela.Pantaslah,jika publik bertanya-tanya adakah hal yang ditakutkan oleh rezim ini,sehingga berat membela saudara yang sedang sekarat dengan ketidakberdayaan?Apakah investasi Tiongkok 2,7M dollar AS (2017),dan 1,8M dolar AS (2018) telah menjadi masker penghalang? Dimana toleransi yang diagungkan selama ini,apa karena beda negara jadi tak pantas untuk dibela? 

 Wapres Jusuf Kalla mengatakan ," Kita semua menolak atau mencegah suatu penindasan kepada hak asasi manusia,"tapi dia melanjutkan, "Pemerintah Indonesia tidak bisa ikut campur masalah domestik yang dialami muslim uyghur,pasalnya hal tesebut merupakan kedaulatan China ." (Republika.co.id./17/2).

Memang benar jika masalah uyghur adalah urusan kedaulatan China,tapi bukan berarti komunis Tiongkok bisa bertindak semena-mena,dengan tindakan otoriternya. Bahkan sampai menghilangkan nyawa saudara seiman kita. Kita wajib membela,dengan mengambil langkah-langkah diplomasi oleh pemerintah . Jika kita takut kepada China,karena beban hutang atau investasi yang ada,berarti kita tak lagi merdeka.Jadi teriak tentang toleransi itu ditujukan pada siapa,bila kita diam melihat intoleransi yang nyata.

Derita muslim uyghur adalah derita kita semua, sebagai umat Islam harga diri kita serasa terkoyak dan diinjak -injak oleh kaum tak ber Tuhan itu. Benar ini adalah ketetapan dari Allah Subhanahu wataala,untuk menguji mereka yang teraniaya,dan menguji iman kita,apakah ada pembelaan mu sebagai muslim kepada muslim lainnya,apabila mereka meminta pertolongan?

 Ujian seperti ini juga pernah dialami Nabi shalallahu alaihi wassalam ,dan orang-orang beriman terdahulu. Allah subhanahu wataala berfirman ;

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. “(QS.Al Baqarah ayat 214)

 Mereka mendapat cobaan yang sangat besar, seperti yang disebutkan di dalam hadits shahih dari Khabbab ibnul Art yang telah menceritakan hadits berikut :

“Kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak meminta pertolongan buat kami, mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah untuk kami?’ Maka Rasulullah saw bersabda, ‘Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian ada seseorang dari mereka yang diletakkan pada ubun-ubunnya sebuah gergaji, lalu dia dibelah dengan gergaji itu sampai kepada kedua telapak kakinya, tetapi hal itu tidak memalingkannya dari agamanya. Ada pula yang antara daging dan tulangnya disisir dengan sisir besi, tetapi hal tersebut tidak menggoyahkan imannya dari agamanya.”(hadits shahih Bukhari)

Kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalaam bersabda :

“Demi Allah, sesungguhnya Allah pasti akan menyempurnakan agama ini hingga seorang pengendara berjalan dari Tsab’a ke Hadramaut tanpa merasa takut kecuali kepada Allah dan serigala yang mengancam ternak kambingnya, tetapi kalian ini adalah kaum yang tergesa-gesa”

Betapapun kuatnya musuh-musuh Islam,dan lemahnya kaum muslimin saat ini karena ketiadaan pemimpin yang menjadi perisai umat. Namun jangan pernah putus harapan,yakinlah akan janji Allah dan Rasul Nya,bahwa kemenangan itu akan tiba.Tetaplah menggenggam tali agama ini dengan sekuat tenaga,karna akhir zaman yang penuh fitnah tidak membiarkan kita sedikit saja terlena. Semoga Nasrullah semakin dekat,bagi muslim uyghur,dan muslim di belahan bumi lainya. Di akhir cerita,Islamlah yang akan berjaya walau orang - orang musyrik sangat membencinya. Dan musuh-musuh itu akan binasa,dan disiksa selama-lamanya.

Wallahu a'lam bishawab.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak