Oleh:
Ruslina (Aktivis dakwah)
Ahad
2 Desember 2018 terjadi peristiwa besar di Monas dengan tema Mujahid 212 bela
Islam jilid dua. Hampir 13,4 juta peserta yang hadir baik dari kalangan
intelektual, aktivis politik, Ulama, Artis bahkan sampai rakyat biasa, mereka
hadir untuk membela kalimat tauhid yang dibakar oknum tertentu.
Di acara tersebut
ada pidato Habib Riziq Shihab selaku ketua FPI melalui rekaman yang diputar
dalam acara. Berikut pidato yang dibacakan secara ringkas
Dia mengatakan ada
gerakan sistematis dan struktur yang ingin menghancurkan sendi-sendi beragama
dan berbangsa serta bernegara.
1. Pembiaran aliran sesat, dan penodaaan secara massif.
2. Pembiaran kezaliman dan ketidakadilan
3. Pemberhalaan ekonomi neolib
4. Pembiaran- pembiaran kemungkinan kemaksiatan seperti perdukunan,
korupsi, narkoba, miras, judi.
5. Pembudayaan dan pelestarian kebohongan dalam pengelolaan negara.
Ironisnya bohong dijadikan tradisi dipertontonkan secara telanjang.
Habib Riziq
menghimbau agar umat bersatu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan
wajib berjuang melakukan perubahan dan mengajak ke pilpres dan pileg 2019 dan
haram memilih caleg yang diusung partai-partai pendukung penista agama.
Perubahan hakiki dalam persfektif Islam
Islam
adalah agama yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Mengatur
hubungan manusia dengan sang pencipta, mengatur hubungan dengan manusia dan
mengatur hubungan dengan dirinya sendiri.
Untuk perubahan
yang benar (shahih) akan menjadikan ke arah kebangkitan yang sesungguhnya. Hal
ini diatur bagaimana manusia mengatur hubungannya dengan manusia lainnya.
Bangkitnya manusia
tergantung pemikiran tentang alam semesta, manusia dan kehidupan serta hubungan
sebelum kehidupan dan hubungan setelah kehidupan dunia dan keterkaikan antara
ketiganya.
Baginda Rasulullah
saw, mencontohkan kepada kita bagaimana kebangkitan yang hakiki. Ada 3 tahapan Dakwah yang Beliau lakukan.
Beliau membina para
sahabat agar menjadi pribadi yang bertaqwa di rumah Arqam bin abi Arqam, ini
dilakukan secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun.
Kemudian beliau
mengumumkan menyerukan dakwah secara terang-terangan setelah turun firman Allah
SWT:
فَٱصۡدَعۡ بِمَا تُؤۡمَرُ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
Karena itu
sampaikanlah secara terang-terangan segala perkara yang telah diperintahkan
kepada kamu dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik(TQS al-Hijr [15]: 94).
Ayat tersebut,
secara qath’i tsubût dan qath’i dilâlah, menunjukkan bahwa Rasul saw., sebelum
ayat tersebut turun, berdakwah secara rahasia. Lalu setelah ayat ini turun,
beliau mengumumkan dakwah. Sejak itu beliau melakuka nash-shirâ’u al-fikri
(pergolakan pemikiran) dan al-kifâhu as-siyâsi (perjuangan politis) hingga
akhirnya beliau melakukan thalab an-nushrah.
Saat melakukan
ash-shirâ’u al-fikri (pergolakan pemikiran) beliau menjelaskan kebatilan ibadah
menyembah berhala. Beliau juga menegakkan hujjah atas orang-orang kafir.
Ayat-ayat terkait hal itu banyak. Di antaranya:
أَمۡ خُلِقُواْ مِنۡ غَيۡرِ شَيۡءٍ أَمۡ هُمُ ٱلۡخَٰلِقُونَ
Apakah mereka
diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka
sendiri)? (TQS ath-Thur [52]: 35).
قَالَ أَتَعۡبُدُونَ مَا تَنۡحِتُونَ * وَٱللَّهُ خَلَقَكُمۡ وَمَا تَعۡمَلُونَ
Ibrahim berkata,
“Apakah kalian menyembah patung-patung yang kalian pahat itu? Padahal Allahlah
Yang menciptakan kalian dan apa yang saja yang kalian perbuat.” (TQS ash-Shafat [37]: 95-96).
۞وَقَالَ ٱللَّهُ لَا تَتَّخِذُوٓاْ إِلَٰهَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ فَإِيَّٰيَ فَٱرۡهَبُونِ
Allah berfirman,
“Janganlah kalian menyembah dua tuhan. Sungguh Dialah Tuhan Yang Maha Esa.
Karena itu hendaklah kepada-Ku saja kalian takut.”(TQS an-Nahl [16]:
51).
مَا ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ مِن وَلَدٖ وَمَا كَانَ مَعَهُۥ مِنۡ إِلَٰهٍۚ إِذٗا لَّذَهَبَ
كُلُّ إِلَٰهِۢ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعۡضُهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
Allah sekali-kali
tidak mempunyai anak. Sekali-kali tidak ada pula tuhan (yang lain) beserta Dia.
Kalau ada tuhan beserta Dia masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang
dia ciptakan. Lalu sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang
lain. Mahasuci Allah dari apa saja yang mereka sifatkan itu (TQS al-Mu’minun [23]: 91).
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ * ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
* لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ * وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ
Katakanlah, “Dialah
Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan Yang bergantung kepada Dia segala sesuatu.
Dia tidak melahirkan dan tidak pula dilahirkan. Tidak ada seorang pun yang
setara dengan Dia(TQS al-Ikhlas [112]: 1-4).
قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡكَٰفِرُونَ * لَآ أَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُونَ * وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ * وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٞ مَّا عَبَدتُّمۡ * وَلَآ أَنتُمۡ عَٰبِدُونَ مَآ أَعۡبُدُ * لَكُمۡ دِينُكُمۡ وَلِيَ دِينِ
Katakanlah, “Hai
orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Kalian pun
bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Aku tidak pernah menjadi penyembah apa
yang kalian sembah. Kalian pun tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah. Untuk kalian agama kalian. Untuk aku agamaku (TQS al-Kafirun [109]: 1-6).
Adapun al-kifâhu
as-siyâsi (pergolakan politis) ditandai dengan ayat-ayat yang turun yang
membodoh-bodohkan mimpi mereka, klaim-klaim dan berbagai kesesatan mereka. Di antaranya:
تَبَّتۡ يَدَآ أَبِي لَهَبٖ وَتَبَّ *
مَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ * سَيَصۡلَىٰ نَارٗا ذَاتَ لَهَبٖ * وَٱمۡرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلۡحَطَبِ * فِي جِيدِهَا حَبۡلٞ مِّن مَّسَدِۢ
Binasalah kedua
tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah bagi dia
harta bendanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api
yang bergejolak. Begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada
tali dari sabut (TQS al-Masad [111]: 1-5).
ذَرۡنِي وَمَنۡ خَلَقۡتُ وَحِيدٗا ١١ وَجَعَلۡتُ لَهُۥ مَالٗا مَّمۡدُودٗا ١٢ وَبَنِينَ شُهُودٗا ١٣ وَمَهَّدتُّ لَهُۥ تَمۡهِيدٗا ١٤ ثُمَّ يَطۡمَعُ أَنۡ أَزِيدَ ١٥ كَلَّآۖ إِنَّهُۥ كَانَ لِأٓيَٰتِنَا عَنِيدٗا ١٦ سَأُرۡهِقُهُۥ صَعُودًا ١٧ إِنَّهُۥ فَكَّرَ وَقَدَّرَ ١٨ فَقُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ ١٩ ثُمَّ قُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ ٢٠ ثُمَّ نَظَرَ ٢١ ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ ٢٢ ثُمَّ أَدۡبَرَ وَٱسۡتَكۡبَرَ ٢٣ فَقَالَ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ يُؤۡثَرُ ٢٤ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا قَوۡلُ ٱلۡبَشَرِ ٢٥ سَأُصۡلِيهِ سَقَرَ ٢٦ وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا سَقَرُ ٢٧ لَا تُبۡقِي وَلَا تَذَرُ ٢٨ لَوَّاحَةٞ لِّلۡبَشَرِ ٢٩ عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ ٣٠
Biarkanlah Aku
bertindak terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakan dirinya. Aku
menjadikan bagi dia harta benda yang banyak dan anak-anak yang selalu bersama
dia. Aku pun melapangkan bagi dia (rezeki dan kekuasaan) dengan
selapang-lapangnya. Kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.
Sekali-kali tidak. Sebab sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (al-Quran).
Aku akan membebani dia dengan pendakian yang memayahkan. Sesungguhnya dia telah
memikirkan dan menetapkan (apa yang dia tetapkan. Karena itu celakalah dia!
Bagaimana dia menetapkan? Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?
Kemudian dia memikirkan. Sesudah itu dia bermuka masam dan merengut. Kemudian
dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri. Lalu dia berkata,
“(Al-Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dulu).
Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia Aku akan memasukkan dia ke dalam
Neraka Saqar. Tahukah kamu apakah Neraka Saqar itu? Neraka Saqar itu tidak
meninggalkan dan tidak membiarkan. Neraka Saqar adalah pembakar kulit manusia.
Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)
(TQS al-Muddatstsir [74]: 11-30).
وَلَا تُطِعۡ كُلَّ حَلَّافٖ مَّهِينٍ ١٠ هَمَّازٖ مَّشَّآءِۢ بِنَمِيمٖ ١١ مَّنَّاعٖ لِّلۡخَيۡرِ مُعۡتَدٍ أَثِيمٍ ١٢ عُتُلِّۢ بَعۡدَ ذَٰلِكَ زَنِيمٍ ١٣ أَن كَانَ ذَا مَالٖ وَبَنِينَ ١٤ إِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِ ءَايَٰتُنَا قَالَ أَسَٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ١٥ سَنَسِمُهُۥ عَلَى ٱلۡخُرۡطُومِ ١٦
Janganlah kamu
mengikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina. Yang banyak mencela.
Yang kian ke mari menghambur fitnah. Yang banyak menghalangi perbuatan baik.
Yang melampaui batas lagi banyak dosa. Yang kaku kasar. Selain itu yang
terkenal kejahatannya karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. Jika
dibacakan kepada dia ayat-ayat Kami, dia berkata: “(Ini adalah)
dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.” Kelak akan Kami beri tanda dia di
belalai-nya (TQS al-Qalam [68]: 10-16).
Adapun thalabu
an-nushrah dari ahlul quwah wa al-man’ah Rasul Saw minta dari kabilah-kabilah
yang kuat. Beliau mengutus Mush’ab bin Umair ke Madinah dan kaum Anshar
memberikan nushrahnya. Lalu terjadilah Baiat ‘Aqabah II. Berikutnya beliau
menegakkan Daulah Islamiyah pertama di Madinah Munawarah.
Inilah tahapan
dakwah yang dilakukan rasulullah yang akan mengantarkan perubahan yang hakiki.
Sehingga sebagai seorang muslim sudah seharusnya mengikuti kebangkitan yang
benar melalui metode (thariqah) dakwah rasul agar kita kaum muslim mendapat
keberkahan dari Allah Swt.