Persatuan Umat di Bawah Naungan Tauhid

Oleh: Sumiati, Member AMK  (Akademi Menulis Kreatif )


Ghirah perjuangan masih begitu menggelora, bukan sekedar cerita fiksi atau kabar angin belaka, terasa begitu hebat menyusup pada jiwa, menyeruak menyebarkan bara yang semakin berkobar, jika diibaratkan bunga, bunga yang sedang merekah harumnya semerbak kesegala penjuru taman. Kumbangpun berseliweran menghampiri hendak hinggap dan menghisap madu bunganya. Begitupun dengan reuni 212, yang dihadiri berbagai elemen masyarakat, rakyat biasa, santri, ulama, pejabat dan lain-lain.



Kehadirannya semata-mata hanya panggilan jihad bukan hanya sekedar reuni biasa, dari anak-anak hingga orang tua, dan dampak dari reuni ini benar-benar luar biasa, dunia dapat melihat bahwa tudingan busuk yang disematkan pada salah satu ormas yang sudah dibubarkan, dapat tertolak dengan reuni akbar ini. Siapapun orangnya, dari kalangan apapun, jika masih memiliki hati nurani yang hanif, tentu saja akan bahagia hidup dibawah naungan tauhid. Jangankan muslim, nonmuslim sekalipun banyak bukti mereka mendukung reuni akbar itu, bahkan mereka mengatakan, dari sisi apakah islam dikatakan radikal? Jika umat islam sehebat ini, tidak meninggalkan sampah, tidak menginjak rumput, tidak ada satupun yang dibayar sebagaimana isu yang berkembang, yang difitnahkan oleh musuh islam. Sungguh  nyata reuni akbar 212 merupakan momen bersatunya umat, sebagai indikasi umat ridha hidup dibawah naungan tauhid. Dan ini juga sebagai indikasi umat butuh pemimpin islam yang menerapkan sistem islam. Bahkan reuni 212 dapat mencerdaskan umat, karena umat Islam semakin mengenal liwa raya yang merupakan panji Rasulullah saw, bukan panji salah satu ormas.



Reuni 212 seharusnya mampu menyadarkan penguasa  untuk menerapkan sistem Islam, melakukan perubahan haqiqi sebuah negara, dengan kembali  kepada agama yang sesuai  dengan fitrah manusia, karena tidak ada agama lain yang haq kecuali islam, dan tidak ada agama lain yang diterima Allaah SWT kecuali islam.


إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ ﴿١٩﴾


"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya."


(Q.S.3:19)


أَفَغَيْرَ دِينِ ٱللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُۥٓ أَسْلَمَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ ﴿٨٣﴾


"Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?"


(Q.S.3:83)



Islam satu-satunya solusi yang dapat memecahkan permasalahan umat, sehingga setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan sempurna, adil dan menentramkan bangsa.

InsyaAllah, Aamiin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak