Masruroh, S.Pd.I (Pendidik di Sekolah Dasar Negeri di Jombang)
Siapa sih saat ini yang tidak mendengar dan mengakses berita spektakuler tentang aksi 212?hampir seluruh umat tahu tentang aksi 212. Bahkan berbagai media internasional memberitakan aksi 212.
Jutaan manusia hadir dari berbagai penjuru kota, daerah bahkan negara memenuhi daerah Monas dan sekitarnya. Lebih dari 8 juta orang datang memadati daerah Monas dan sekitarnya. Jumlah yang fantastis besar memang, dan sebuah aksi spektakuler dengan jumlah peserta yang sangat banyak, tapi aksi berlangsung damai. Kok bisa ya? Apa yang menggerakkan mereka? Apa yang melatarbelakangi niatan mereka untuk hadir di reuni Akbar 212, pada tanggal 2 Desember 2018 yang lalu?
Menurut, ust. Hafidz Abdurrahman, sebenarnya ada tiga kekuatan yang menggerakkan mereka untuk hadir di reuni 212 kemarin. Kekuatan iman [quwwah ruhiyyah], emosi [quwwah ma’nawiyyah] dan fisik [quwwah madiyyah]. Tetapi, lihatlah, ketika ada rombongan orang buta yang hadir di acara ini, bahkan kaum disabel yang lainnya. Secara fisik, mereka jelas mempunyai keterbatasan, tetapi iman dan emosi mereka yang luar biasa itu jelas telah menggerakkan mereka untuk hadir di sana. Begitu juga, saudara-saudara non-Muslim yang hadir di sana, hadir karena kekuatan emosi dan fisik mereka, hingga akhirnya iman mereka terketuk. Mereka semua tak kuasa menahan tangis, menyaksikan pemandangan yang begitu menakjubkan, yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Reuni 212 ini bukan pertama kali diadakan. Dua tahun yang lalu juga telah diadakan aksi yang serupa pada tahun 2016 dan 2017. Tetapi tahun ini peserta yang hadir di reuni 212 jauh lebih banyak dibandingkan dua tahun yang lalu. Siapapun yang hadir di acara reuni 212 pasti merasakan suasana persaudaraan yang kuat, Seolah tak ada sekat lagi. Suasana saling menyanyangi, menolong, bantu-membantu, saling menghormati, mengingatkan, menjaga akhlak, dari jalan antri masuk ke lokasi, ke tempat wudhu’, hingga shalat dan dzikir, semuanya tampak begitu luar biasa. Rumput, hingga fasilitas umum semua terjaga, begitu pun dengan kebersihan sampah. (https://www.gatra.com 02-12-2018). Pendek kata, reuni ini tak sekedar kumpul-kumpul, tetapi telah menjadi moment, dimana semua orang bisa menyaksikan betapa indahnya Islam. Dan kebetulan saat itu saya pun menghadiri momen yang spektakuler itu.
Reuni 212 merupakan momentum persatuan umat dibawah kalimat tauhid “La ilaha Illa-Llah Muhammad Rasulullah”. Yang dengan kalimat tauhid itu kita ingin hidup dan mati. Dan dengan kalimat tauhid ini pula lah yang akan menyatukan umat manusia di seluruh dunia. Persatuan umat yang selalu kita rindukan. Semoga persatuan umat benar-benar terwujud dalam waktu dekat ini. Aamiin.